- Beranda
- The Lounge
Banjir datang,Rezeki Penarik Gerobak
...
TS
Mirrors2
Banjir datang,Rezeki Penarik Gerobak
Quote:
Original Posted By mirrors2
Quote:
Original Posted By mirrors2
Banjir Jakarta menyelipkan berkah bagi orang-orang kecil.
Tarmin (34), dibantu dua temannya Jaya (29) dan Nurhadi (30). mendorong gerobak yang di atasnya dinaiki sepeda motor matik bersama penumpangnya.
Dengan susah payah mereka melewati banjir sedalam 1 meter lebih di depan Mall Citraland, Jalan S Parman, Jakarta Barat. Hari itu, Kamis (17/1) sudah kali dua kali ketiganya beralih profesi dari penarik gerobak sampah menjadi penyedia jasa gerobak banjir.
Awalnya tiga sekawan dari Kalianyar RT 02/04, Tambora, Jakarta Barat, ini melayani penyeberangan kawasan banjir di Jalan Daan Mogot. Mereka beralih profesi jika pertanda alam sudah mengeluarkan air dari langit yang cukup lebat. Mereka pun tahu, kawasan itu menjadi langganan banjir. Secepat kilat ketiganya langsung mendorong gerobak ke kawasn itu.
“Rabu (16/1) kemarin, kami beroperasi di Daan Mogot di depan Samsat. Sekarang beroperasi di depan Mal Citraland. Dari rumah pagi-pagi sekali saya berangkat. Kami dorong gerobak jalan kaki ke sini,” ujar Tarmin saat ditemui SH, Kamis malam.
Usai mengantarkan "pasien" yang ingin melintasi genangan banjir, ketiganya masih terasa terengah-engah. Wajar saja, genangan air yang dilintasinya panjangnya mencapai 200 meter dari jembatan penyeberangan sebelum Citraland sampai lampu merah perempatan Grogol.
Bisnis banjir ini membuat mereka tergiur. Wajar saja mereka mematok tarif per motornya Rp 25.000. Tidak peduli tenaga yang dikeluarkan, jika merasa pendapatannya berimbang.
“Kemarin di Daan Mogot, dari jam 09.00 sampai seharian kami dapat penghasilan Rp 600.000. Lumayan biasanya dari bekerja jadi tukang sampah penghasilan tak sampai Rp 50.000 sehari,” katanya sambil menghitung uang yang dia dapatkan selama bekerja sehari.
Di depan Mall Citraland, mereka mulai beroperasi pukul 07.00. Keringat yang bercampur embusan angin dingin itu tak mampu menyembunyikan kelelahannya, sehabis mengantar salah satu pengendara motor bebek melintasi genangan.
Terlebih, sejak pagi dia sudah mengantar lebih dari 25 pengendara motor yang nekat ingin melintasi gerobak berwarna oranye miliknya itu. “Ini pukul 08.00 sudah dapat 700.000, ramainya tadi siang, malam hari ini sudah agak sepi,” sambil menunjukkan uangnya kepada SH.
Rona bahagia pun tersirat dari tiga pemuda asal Jawa Tengah itu. Kelelahan yang mereka dapatkan sepertinya terbayar lunas dari penghasilan yang mereka dapat. Namun, dari rezeki yang mereka dapatkan, bukan berarti mereka terus berharap banjir melanda Ibu Kota.
“Ya ini kan iseng-iseng saja. Saya juga nggak mau banjir terus. Kami kan niat membantu warga yang perlu sekali melintas. Itu karena jalan ini vital, bisa menuju Tambora, Roxy, Daan Mogot, mungkin orang perlu waktu cepat untuk bekerja,” tuturnya.
Namun begitu, timpal Nurhadi, banjir tahun ini penghasilannya lebih sedikit ketimbang banjir 2007. Hal itu karena pesaing jasa gerobak sudah mulai bermunculan pada tahun ini. Baik Tarmin, Nurhadi, maupun Jaya mengaku, pada 2007 seharinya bisa mendapatkan Rp 800.000. “Sekarang banyak saingannya. Pada 2007 banjirnya juga lebih tinggi, jadi harganya lebih mahal. Sekali angkut Rp 30.000, saat itu bisa dapat Rp 800.000 sehari,” ungkap Nurhadi.
Bisnis ojek banjir juga bermunculan di Jalan Panjang, tepat di depan pintu masuk perumahan Green Vile, Kedoya Utara, Kebon Jeruk. Taswan (34), Edi (27), dan Anto (30) terlihat sedang mendorong gerobak yang sedang ditumpangi seorang pengendara motor matik. Edi bertugas di depan menarik gerobak, sedangkan kedua temannya bertugas mendorong gerobak dari belakang.
Dengan tenaga ketiganya, gerobak dari kayu berukuran 2 x 1 meter persegi itu, tampak gagah menerjang banjir sedalam 1 meter lebih sepanjang 100 meter itu. Sekembalinya mengantarkan penumpang, mereka kembali ke arah semula, yakni tepat sebelum lampu merah perumahan Green Vile. Sambil terengah, Anto bercerita, sejak kemarin dia sudah beroperasi bersama tiga rekannya itu menjadi tukang ojek banjir.
“Kemarin saya juga beroperasi bersama teman-teman, hasilnya kita bagi tiga, lumayan uang tambahan buat isi dompet yang kering,” kata bapak satu anak itu.
Malam dingin itu, seperti tak berasa bagi mereka, sambil membuka baju mereka duduk di atas trotoar. Dipenuhi keringat tampaknya mereka begitu semangat mencari mangsa pemotor yang nekat melintasi genangan air menggunakan jasa gerobak mereka. “Ini gerobak dari tempat kerja kami. Sehari-hari kami bekerja sebagai kuli matrial di Pasar Pesing Koneng, Kedoya Utara,” ujarnya.
Bekerja sebagai tukang ojek banjir, ketiganya memasang tarif Rp 20.000 sekali melintasi genangan. Dalam dua hari, uang yang mereka dapatkan sudah Rp 1,1 juta. Seharinya mereka mampu mengantongi Rp 500.000. “Kemarin saya dapat Rp 500.000, sekarang sudah 600.000. Lumayan, dari pada tidak kerja karena tokonya juga kebanjiran,” ucapnya sambil mengelap keringat di dahi.
Banyak Membantu
Seorang penumpang banjir pun mengaku jika jasa ojek gerobak ini membantu. Itu karena dengan kehadiran mereka dapat mempersingkat waktu mereka mencapai tempat tujuan. “Saya pulang ke Jalan Muwardi Grogol, tadi habis pulang kerja dari Gatoto Subroto. Dari pada muter-muter jauh, lagian di mana-mana banjir aksesnya susah,” kata Iwan (44), warga Jalan Muwardi.
Begitu juga dengan Toto (36). Dia yang berboncengan dengan Istrinya Reni (30) dan anaknya Rendra (5), terpaksa naik ojek gerobak lantaran sang anak merengek meminta melewati genangan air di Jalan Panjang.
“Saya sekeluarga tadi habis pulang dari menengok saudara yang menjadi korban banjir di Tubagus Angke. Anak saya penasaran mau lewat banjir, terpaksa deh daripada dia nangis sepanjang jalan. Nggak masalah sih, hitung-hitung bantu aja, cuma Rp 20.000,” katanya sambil tertawa.
Di sela bencana, Tuhan memang selalu merencanakan semunya. Ada yang menderita, tetapi ada juga manusia yang mengambil celah untuk mengais rezeki dari banjir. Di tengah bencana pun, Tuhan masih menyelipkan rupiah.
Banjir Jakarta menyelipkan berkah bagi orang-orang kecil.
Tarmin (34), dibantu dua temannya Jaya (29) dan Nurhadi (30). mendorong gerobak yang di atasnya dinaiki sepeda motor matik bersama penumpangnya.
Dengan susah payah mereka melewati banjir sedalam 1 meter lebih di depan Mall Citraland, Jalan S Parman, Jakarta Barat. Hari itu, Kamis (17/1) sudah kali dua kali ketiganya beralih profesi dari penarik gerobak sampah menjadi penyedia jasa gerobak banjir.
Awalnya tiga sekawan dari Kalianyar RT 02/04, Tambora, Jakarta Barat, ini melayani penyeberangan kawasan banjir di Jalan Daan Mogot. Mereka beralih profesi jika pertanda alam sudah mengeluarkan air dari langit yang cukup lebat. Mereka pun tahu, kawasan itu menjadi langganan banjir. Secepat kilat ketiganya langsung mendorong gerobak ke kawasn itu.
“Rabu (16/1) kemarin, kami beroperasi di Daan Mogot di depan Samsat. Sekarang beroperasi di depan Mal Citraland. Dari rumah pagi-pagi sekali saya berangkat. Kami dorong gerobak jalan kaki ke sini,” ujar Tarmin saat ditemui SH, Kamis malam.
Usai mengantarkan "pasien" yang ingin melintasi genangan banjir, ketiganya masih terasa terengah-engah. Wajar saja, genangan air yang dilintasinya panjangnya mencapai 200 meter dari jembatan penyeberangan sebelum Citraland sampai lampu merah perempatan Grogol.
Bisnis banjir ini membuat mereka tergiur. Wajar saja mereka mematok tarif per motornya Rp 25.000. Tidak peduli tenaga yang dikeluarkan, jika merasa pendapatannya berimbang.
“Kemarin di Daan Mogot, dari jam 09.00 sampai seharian kami dapat penghasilan Rp 600.000. Lumayan biasanya dari bekerja jadi tukang sampah penghasilan tak sampai Rp 50.000 sehari,” katanya sambil menghitung uang yang dia dapatkan selama bekerja sehari.
Di depan Mall Citraland, mereka mulai beroperasi pukul 07.00. Keringat yang bercampur embusan angin dingin itu tak mampu menyembunyikan kelelahannya, sehabis mengantar salah satu pengendara motor bebek melintasi genangan.
Terlebih, sejak pagi dia sudah mengantar lebih dari 25 pengendara motor yang nekat ingin melintasi gerobak berwarna oranye miliknya itu. “Ini pukul 08.00 sudah dapat 700.000, ramainya tadi siang, malam hari ini sudah agak sepi,” sambil menunjukkan uangnya kepada SH.
Rona bahagia pun tersirat dari tiga pemuda asal Jawa Tengah itu. Kelelahan yang mereka dapatkan sepertinya terbayar lunas dari penghasilan yang mereka dapat. Namun, dari rezeki yang mereka dapatkan, bukan berarti mereka terus berharap banjir melanda Ibu Kota.
“Ya ini kan iseng-iseng saja. Saya juga nggak mau banjir terus. Kami kan niat membantu warga yang perlu sekali melintas. Itu karena jalan ini vital, bisa menuju Tambora, Roxy, Daan Mogot, mungkin orang perlu waktu cepat untuk bekerja,” tuturnya.
Namun begitu, timpal Nurhadi, banjir tahun ini penghasilannya lebih sedikit ketimbang banjir 2007. Hal itu karena pesaing jasa gerobak sudah mulai bermunculan pada tahun ini. Baik Tarmin, Nurhadi, maupun Jaya mengaku, pada 2007 seharinya bisa mendapatkan Rp 800.000. “Sekarang banyak saingannya. Pada 2007 banjirnya juga lebih tinggi, jadi harganya lebih mahal. Sekali angkut Rp 30.000, saat itu bisa dapat Rp 800.000 sehari,” ungkap Nurhadi.
Bisnis ojek banjir juga bermunculan di Jalan Panjang, tepat di depan pintu masuk perumahan Green Vile, Kedoya Utara, Kebon Jeruk. Taswan (34), Edi (27), dan Anto (30) terlihat sedang mendorong gerobak yang sedang ditumpangi seorang pengendara motor matik. Edi bertugas di depan menarik gerobak, sedangkan kedua temannya bertugas mendorong gerobak dari belakang.
Dengan tenaga ketiganya, gerobak dari kayu berukuran 2 x 1 meter persegi itu, tampak gagah menerjang banjir sedalam 1 meter lebih sepanjang 100 meter itu. Sekembalinya mengantarkan penumpang, mereka kembali ke arah semula, yakni tepat sebelum lampu merah perumahan Green Vile. Sambil terengah, Anto bercerita, sejak kemarin dia sudah beroperasi bersama tiga rekannya itu menjadi tukang ojek banjir.
“Kemarin saya juga beroperasi bersama teman-teman, hasilnya kita bagi tiga, lumayan uang tambahan buat isi dompet yang kering,” kata bapak satu anak itu.
Malam dingin itu, seperti tak berasa bagi mereka, sambil membuka baju mereka duduk di atas trotoar. Dipenuhi keringat tampaknya mereka begitu semangat mencari mangsa pemotor yang nekat melintasi genangan air menggunakan jasa gerobak mereka. “Ini gerobak dari tempat kerja kami. Sehari-hari kami bekerja sebagai kuli matrial di Pasar Pesing Koneng, Kedoya Utara,” ujarnya.
Bekerja sebagai tukang ojek banjir, ketiganya memasang tarif Rp 20.000 sekali melintasi genangan. Dalam dua hari, uang yang mereka dapatkan sudah Rp 1,1 juta. Seharinya mereka mampu mengantongi Rp 500.000. “Kemarin saya dapat Rp 500.000, sekarang sudah 600.000. Lumayan, dari pada tidak kerja karena tokonya juga kebanjiran,” ucapnya sambil mengelap keringat di dahi.
Banyak Membantu
Seorang penumpang banjir pun mengaku jika jasa ojek gerobak ini membantu. Itu karena dengan kehadiran mereka dapat mempersingkat waktu mereka mencapai tempat tujuan. “Saya pulang ke Jalan Muwardi Grogol, tadi habis pulang kerja dari Gatoto Subroto. Dari pada muter-muter jauh, lagian di mana-mana banjir aksesnya susah,” kata Iwan (44), warga Jalan Muwardi.
Begitu juga dengan Toto (36). Dia yang berboncengan dengan Istrinya Reni (30) dan anaknya Rendra (5), terpaksa naik ojek gerobak lantaran sang anak merengek meminta melewati genangan air di Jalan Panjang.
“Saya sekeluarga tadi habis pulang dari menengok saudara yang menjadi korban banjir di Tubagus Angke. Anak saya penasaran mau lewat banjir, terpaksa deh daripada dia nangis sepanjang jalan. Nggak masalah sih, hitung-hitung bantu aja, cuma Rp 20.000,” katanya sambil tertawa.
Di sela bencana, Tuhan memang selalu merencanakan semunya. Ada yang menderita, tetapi ada juga manusia yang mengambil celah untuk mengais rezeki dari banjir. Di tengah bencana pun, Tuhan masih menyelipkan rupiah.
Mari gan jangan berfikir mereka senang dengan adanya banjir,mereka sama dengan kita terkena banjir,dan terus melawan rasa dingin untuk mencari sedikit suapan nasi.
0
1.9K
Kutip
17
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
922.7KThread•82.1KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru