• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Di Catalan, bukan hanya ada suporter Barcelona. [Barcelonista? Madridista? Masuk!]

DnnykrnAvatar border
TS
Dnnykrn
Di Catalan, bukan hanya ada suporter Barcelona. [Barcelonista? Madridista? Masuk!]
Saat anda berbicara mengenai pemain legendaris Real Madrid dari masa silam, maka nama yang akan muncul duluan adalah Alfredo Di Stefano atau Ferenc Puskas. Hanya sedikit, atau bahkan tidak ada yang mengingat nama Juanito.

Juanito adalah pemain sayap Madrid pada akhir dekade 70-an dan awal dekade 80-an. Sebagai seorang sayap, Juanito adalah salah satu pemain dengan status cult bagi suporter Real Madrid karena dianggap gaya bermainnya yang penuh determinasi adalah representasi dari tekad dan kerja keras dari Madrid. Ia pernah dilarang bermain 2 tahun di kompetisi Eropa karena menyerang asisten wasit dan pada kesempatan lain meludahi Uli Stielike, pemain Jerman yang pernah bermain bersamanya di Real Madrid.

Juanito meninggal dunia tahun 1992 setelah ia pensiun. Ia tertidur dalam mobil yang mengalami kecelakaan setelah supirnya menabrak truk dari arah berlawanan. Ia mengenakan jersey no 7 sewaktu bermain. Sampai saat ini, Ultras Sur (suporter garis keras Real Madrid) kadang-kadang ngechant “Illa, Illa, Illa, Juanito maravilla!” di menit ke-7 untuk mengenang salah satu pemain kesayangan mereka.

Semasa hidup Juanito adalah figur yang menarik, tapi bahkan setelah kematiannya pun namanya masih identik dengan ketidaklaziman. Real Madrid mempunyai lebih dari 1800 penya di seluruh dunia. Penya adalah semacam supporters club. Dari semua penya yang ada adalah penya Juanito, yang didirikan pada tahun yang sama dengan tahun kematian pemain tersebut. Yang membuat penya Juanito tidak biasa adalah karena markasnya berada di Barcelona, jantung Catalonia.

Kita sering mendengar bagaimana kisah FC Barcelona diidentikkan dengan resistensi terhadap kerajaan Spanyol yang diwakili oleh Real Madrid. Namun bagi penya Juanito dan para suporter Real Madrid yang tinggal di Barcelona dan daerah Catalonia lainnya, mereka adalah perwujudan perlawanan terhadap dominasi Barcelona di daerah tersebut.

Beberapa sumber menyebutkan bahwa ada 800.000 fans Real Madrid di Catalonia yang membuat Madrid adalah tim yang paling banyak didukung nomor 2 di daerah tersebut.

Jose Miguel Villaroya adalah penulis buku The Catalonia of Real Madrid. Villaroya lahir di Barcelona dan ayahnya bekerja bagi FC Barcelona. Ia dan ayahnya kerap menonton langsung di Nou Camp. Tapi Villaroya memutuskan untuk mendukung Real Madrid atas alasan yang ia sendiri tak bisa jelaskan. Ia tak pernah lagi datang ke Nou Camp sejak ayahnya meninggal.

Satu hal yang pasti, Villaroya tidak suka bagaimana para fans Barcelona kerap menghubungkan sepakbola dengan agenda politik mereka. Ia benci bagaimana anthem Barcelona diajarkan ke sekolah-sekolah seolah-olah itu adalah lagu tradisional Catalan. Ia benci bagaimana Barcelona selalu dianggap representasi malaikat dan Real Madrid dianggap perwujudan iblis.

Villaroya juga menolak bahwa Real Madrid diidentikkan dengan fasisme. Ia mengatakan bahwa selalu ada faksi dengan ideologi politik berbeda pada setiap klub. Ada suporter Madrid yang sayap kiri/sosialis. Ada pula suporter Barcelona yang ultra konservatif kanan.

Richard Fitzpatrick, penulis buku El Clasico, bertemu dengan penya Juanito pada tahun 2011 dan naik bus bersama ke Lyon untuk menonton Madrid berlaga di Champions League. Ia bertemu dengan Pepe Ribo, ketua penya Juanito yang mengatur perjalanan tersebut.

Pepe Ribo berusia 58 tahun dan lahir di Barcelona, tapi ia adalah suporter berat Real Madrid. Pepe mengatakan bahwa waktu umur 8 tahun, ia dan teman sekolahnya menulis surat penggemar ke Barcelona dan Real Madrid. Hanya Madrid yang membalas, bahkan mengirimkan baju. Pepe tahu mana klub yang harus ia dukung sejak itu. Ia bahkan berkelakar bahwa kadang-kadang ia harus makan di dapur saat acara keluarga karena tak ada yang mau berbagi meja dengan fans Real Madrid.

Orang lain yang ditemui Fitzpatrick adalah Antonio Feijoo yang mengenal Andres Iniesta sejak pemain tersebut berusia 13 tahun. Feijoo tinggal di Barcelona dan bekerja sebagai agen bagi Espanyol, tapi ia telah menjadi anggota penya Juanito lebih dari 10 tahun.
Orang yang duduk di sebelah Fitzpatrick dalam bis adalah Jose Garcia, seorang bankir yang besar di Barcelona tapi menghabiskan banyak waktu di London sebelum pulang kembali ke kampungnya. Ayahnya yang dari Madrid adalah fans Atletico Madrid dan karena besar di Barcelona, Jose Garcia dihadapkan pada pilihan yang sulit.

Jose Garcia tumbuh dengan mendengar pertandingan lewat siaran radio pada era jaya Di Stefano dan Puskas. Ia bahkan mengaku pernah diberi tiket pertandingan oleh Puskas sendiri setelah tak sengaja bertemu pemain legendaris Hungaria tersebut sebelum pertandingan melawan Barcelona saat ia berusia 8 tahun.

Jose mengatakan bahwa rivalitas Madrid dan Barcelona sudah ada sejak lama, tapi tak seruncing dalam 1 dekade terakhir. Terakhir kali Jose menonton di Nou Camp saat Real Madrid bertandang dan Luis Figo masih berbaju Barcelona. Di kereta menuju stadion ia menjadi sasaran cemoohan dari suporter Barcelona yang menurutnya udik dan tak bisa berbahasa Spanyol dengan benar.

Malam itu Barcelona menang 3-0 dan Figo mencetak gol. Tapi apa yang terjadi di akhir babak pertama membuatnya jengah terhadap Barcelona. Pertandingan masih tersisa 1 menit dan skor masih 1-0, tapi wasit meniup peluit istirahat saat Clarence Seedorf berada dalam posisi 1-on-1 dengan kiper.

Sejak saat itu Jose Garcia tak sudi menjejakkan kaki lagi di Nou Camp.

“I will never go to the Nou Camp again even if i’m taken by a limousine”, tukas Jose.

sumber :
- beritasatu.com
- @pangeransiahaan

comentnya yang baik ya agan-agan emoticon-I Love Indonesia (S)
0
3.6K
51
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.