Alkisah ada seorang lelaki yang telah menikah dan telah memiliki 2 orang anak. Dan suatu ketika lelaki tersebut merasa jengkel kepada istrinya. Dia merasa istrinya terlalu manja sedangkan dia harus membanting tulang mencari nafkah. Sampai suatu malam dia berdoa kepada Tuhan agar posisi suami-istri ditukar dengan harapan istrinya bisa merasakan kepenatannya dalam mencari nafkah.

Doa pun terkabul. Keesokan harinya, ia mendapati posisi suami-istri telah berganti.

Layaknya pekerjaan sang suami sehari-hari, SYSI (Si Yang Sebenarnya Istri) mempersiapkan diri untuk pergi bekerja. Sedangkan SYSS (Si Yang Sebenarnya Suami) harus bangun cepat-cepat demi mempersiapkan kebutuhan sarapan, mengurus anak-anak, sampai mengantar anak-anak ke sekolah. sedangkan SYSI bisa berangkat kerja dengan tenang.

Sepulang dari mengantar anak ke sekolah, SYSS harus mulai merendam pakaian, membersihkan rumah, sampai mencuci pakaian dan piring bekas sarapan.

Tak terasa hari pun sudah menjelang siang, SYSS sudah harus mempersiapkan makan siang untuk anak-anaknya dan segera bergegas menjemput anak-anaknya dari sekolah. Usai menjemput para anak-anak, SYSS harus menemani anak-anaknya makan siang sambil mengulas sedikit tentang sekolah mereka.

Usai makan siang SYSS kembali harus mengurus dan mengantar anak-anaknya untuk mengikuti pelajaran tambahan di sekolah. Dan sore hingga mereka memiliki waktu luang sejenak untuk bersantai sekeluarga.

Saat malam tiba, SYSS kembali disibukkan dengan urusan mempersiapkan makan malam serta mendampingi anak-anaknya belajar. Sedangkan SYSI sudah bisa beristirahat usai makan malam.

Malam yang penuh kasih sayang tersebut mengharuskan SYSS melayani SYSI. Dan setelah semua yang dialami oleh SYSS pada hari itu, akhirnya dia sadar. Betapa peranan seorang istri sangat penting bagi seorang suami. Diapun menyadari kebodohannya selama ini.

Keesokan paginya dia pun berdoa kembali kepada Tuhan agar mengembalikan semuanya ke keadaan semula. Tuhan mendengar doanya namun Tuhan merasa ingin menyempurnakan doanya yang pertama tadi.

Tuhan pun, menangguh waktu pengembalian karena semalam Tuhan telah menakdirkan SYSS menjadi hamil. Bukannya Tuhan tidak bisa merobah takdir SYSS, tetapi agar kemantapan pengalaman yang didapat oleh SYSS menjadi sempurna. "SYSS, silahkan tunggu 9 bulan lagi ya..."