TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Kabar kematian mantan penyerang Persis Solo, Diego Mendieta, memicu keprihatinan banyak pelaku sepak bola.
Beberapa pemain di antaranya mantan kapten PSIM, Nova Zaenal dan pemain PSS Sleman, Anang Hadi, memasang foto bergambar Diego Mendieta yang sedang tersenyum.
Gambar Diego dilengkapi tulisan keinginan terakhir pemain asal Paraguay yang menghembuskan nafas terakhir, di RSD Moewardi Solo, Senin (3/12/2012).
Mereka memasang foto Diego sebagai gambar identitas akun BlackBerry Messenger. Beberapa di antaranya melengkapi dengan kata-kata atau mengirim broadcast messege, berisi keinginan terakhir Mendieta.
Berikutkeinginan terakhir Diego yang ditulis dengan tinta merah dan dipajang sebagai gambar identitas akun BlackBerry Messenger beberapa pemain serta pelaku sepak bola:
Gak minta gaji Full
Aku
Cuma minta tiket pesawat
Biar bisa pulang
Ketemu MAMAH
Dan
Mati di negara saya
RIP#Diego Mendieta
hanya minta tiket gan......ga minta lebih...tiket biar bisa pulang dan ketemu mamahnya..........
ironis banget nasib pemain bola yg cari nafkah di Indonesia
buat agan2 semua.....bantu rate dong biar naik terus nih trit.....
apdet berita :
Quote:
Solo - Kamar nomor 8 di lantai satu sebuah kos di Kampung Kalitan, Solo, menjadi tempat tinggal Diego Mendieta selama beberapa bulan terakhir. Suka dan duka dilewatinya di kamar tersebut, termasuk meninggalkan cerita tunggakan bayaran kamar. Barang-barang dan pakaiannya yang jumlahnya tidak seberapa, saat ini sudah dibungkus.
Untuk tinggal di dalam kamar ukuran 4 x 3,5 meter tersebut, Mendieta seharusnya membayar Rp 1.150.000 per bulan. Namun dia harus menunggak bayaran untuk beberapa bulan terakhir, karena kondisi keuangannya. Dia juga kesulitan memperpanjang visa dan KITAS (Kartu Izin Tinggal Sementara), karena tidak mampu membayar perpanjangannya.
Sebetulnya dia bukan tak berkemampuan untuk membayar semua kebutuhan itu jika gaji dan honornya dari Persis ISL dibayar lancar. Uang yang merupakan hak dia di klub tersebut cukup besar, ratusan juta rupiah.
Lalu apa saja yang ditinggalkan oleh Mendieta di kos? Tak banyak. Ranjang tunggal, mesin AC dan TV di dalam kamar adalah fasilitas milik pengusaha kos. Di atas pesawat TV terdapat foto istri Mendieta sedang merangkul anak-anak buah perkimpoian mereka. Di atas almari kecil terdapat patung Bunda Maria dan sebuah salib. Sedangkan di rak sepatu, terdapat tiga pasang sepatu bola dan beberapa pasang sandal.
Selebihnya ada barang-barang berupa pakaian yang telah dibungkus semenjak Selasa dini hari tadi. Penjaga rumah kos, Seno, mengatakan bahwa setelah Mendieta dinyatakan meninggal, beberapa temannya langsung menghubungi pengelola kos dan selanjutnya mengemasi barang-barang. Belum jelas, kapan barang-barang itu akan diambil dari kamar kos.
Seno selanjutnya menceritakan masa-masa akhir dia bertemu dan berkomunikasi dengan Mendieta. Dia mengaku bertemu dengan Mendieta terakhir ketika dalam kondisi sakit sebelum dirawat di RS PKU Muhammadiyah Solo. Selanjutnya dari rumah sakit itu, Mendieta langsung dirujuk ke RS dr Moewardi hingga dia menemui ajalnya.
"Terakhir bertemu sebelum dibawa ke RS PKU, pertengahan bulan November itu. Saat itu dia sudah sulit makan. Kalau sebelum sakit dia memang sering mengeluhkan gajinya di Persis yang tak kunjung cair sehingga dia terpaksa harus nunggak pembayaran sewa kamar," ujar Seno, Selasa (4/12/2012).
Seno mengaku tidak tahu persis berapa bulan Mendieta menunggak pembayaran sewa kamar. Dia Mendieta sendiri secara terbuka sering mengatakan bahwa dia belum mampu membayar sewa kamar di kompleks kos yang memiliki lebih dari 30 kamar tersebut.
"Sebenarnya ya kasihan juga. Untung teman-temannya baik. Ketika dia kekurangan dan sakit, teman-temannya yang dari Persis maupun dari luar Persis banyak yang memberikan bantuan suka rela," lanjutnya.
Mendieta meninggal dunia di RS dr. Moewardi, Solo, pada Senin (3/12/2012) pukul 23.30 WIB karena sakit. Menurut keterangan dokter, ia terinfeksi virus yang telah menyebar ke seluruh bagian tubuh, bahkan hingga ke bagian mata dan otaknya. Ia juga terserang jamur candidiasis di bagian tenggorokan hingga saluran pencernaan, serta positif menderita demam berdarah.
Selain sakit parah, pesepakbola berusia 32 tahun itu mengalami tekanan psikis. Gajinya lebih dari Rp 100 juta tak dibayar. Ia sempat mengalami kesulitan hidup. Apalagi setelah klubnya, Persis Solo, bubar.
sumber : [url]http://news.detik..com/read/2012/12/04/171815/2109313/10/cerita-penjaga-kos-tentang-mendieta-dari-gaji-hingga-tunggakan-sewa?991101mainnews[/url]
Spoiler for kondisi almarhum sebelum meninggal:
Diubah oleh pertiwi.wini 04-12-2012 11:37
0
8.1K
Kutip
95
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!