Kalau ada kepedulian antara sesama, maka tidak akan ada orang miskin di Indonesia.

Pasal 34 UUD 1945 ayat 1 telah mengatur bahwa fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara.

Hanya saja, satu usul berbeda disampaikan oleh Ketua DPR RI, Marzuki Alie, yaitu mewajibkan orang-orang kaya untuk memelihara fakir miskin.

Menurut Marzuki, kepedulian sosial harus tetap dibangun dalam rangka pengentasan kemiskinan.

Di situlah menurutnya, tanggung jawab orang kaya untuk membantu fakir miskin. Kalau ada kepedulian antara sesama, maka menurutnya tidak akan ada orang miskin di Indonesia.

"Di kampung, saya bentuk Persatuan Cinta Orang Miskin. Ada yang tukang becak ikut menyumbang. Akhirnya, orang mau sedekah. Sehingga di kampung saya jarang ada orang miskin. Artinya, mari kita bangun kepedulian sosial untuk mengentaskan kemiskinan," ujar Marzuki kepada media ini, di Jakarta, Sabtu (10/11).

Marzuki menambahkan, sebenarnya sangat mudah untuk mengentaskan kemiskinan jika ada kepedulian sosial tersebut.

"Diwajibkan saja bagi orang kaya baru yang sekarang jumlahnya mencapai 50 juta jiwa, untuk memelihara fakir miskin dalam bentuk pembinaan, pendidikan dan lain-lain," ungkapnya.

Sebenarnya pula, dalam rangka mengimplementasikan perintah UUD 1945, DPR bersama pemerintah sudah membuat Undang-Undang (UU) No.13/2011 tentang Penanganan Fakir Miskin. Namun nyatanya pula, Peraturan Pemerintah (PP) untuk menjalankan UU itu ternyata masih belum selesai.

"DPR sudah capek buat UU, tapi PP-nya masih ada yang belum dikeluarkan. Karena itu, masih banyak anak-anak terlantar yang belum ditangani," kata Marzuki lagi.

Oleh karenanya, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat (PD) ini pun menyatakan, DPR akan terus mendesak pemerintah agar PP penanganan fakir miskin itu dapat segera dikeluarkan.

"Komisi VIII DPR perlu panggil pihak pemerintah, kalau memang belum ada PP atas UU 13/2011 (itu)," tegasnya.