AdanWAvatar border
TS
AdanW
Kenaikan Harga Makanan di Indonesia Tertinggi di ASEAN


JAKARTA (IFT) – Kenaikan harga jual makanan dan minuman di Indonesia pada tahun ini merupakan yang tertinggi di ASEAN, menurut asosiasi industri. Hal itu karena ekonomi biaya tinggi yang harus ditanggung oleh produsen lokal.


Adhi Siswaja Lukman, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi), menuturkan harga jual produk makanan dan minuman pada tahun ini rata-rata naik hingga 15%. "Di negara Asia Tenggara, rata-rata kenaikan harga produk hanya 7%, bahkan Jepang dan Malaysia hanya 5%," ujar dia.


Ekonomi biaya tinggi di industri makanan dan minuman Indonesia antara lain karena sistem distribusi yang memerlukan waktu lama membuat biaya logistik semakin tinggi. "Ini yang memicu penurunan daya saing produk makanan dan minuman Indonesia," kata Adhi.


Dia menuturkan daya saing industri makanan dan minuman Indonesia saat ini menduduki peringkat 50 dunia. Kompetitor utama seperti Malaysia ada di peringkat 25, Brunei Darussalam peringkat 28, dan Thailand peringkat 38.


Lemahnya daya saing membuat industri makanan dan minuman di dalam negeri mengalami defisit perdagangan. "Pada tahun lalu defisit perdagangan sektor makanan dan minuman mencapai US$ 908 juta. Berdasarkan data asosiasi, sampai Mei 2012 neraca perdagangan makanan dan minuman defisit US$ 170 juta dan lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 362 juta," papar Adhi.


Yusuf Hady, Wakil Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia, sebelumnya menuturkan selain akibat distribusi yang panjang dan lama, lemahnya daya saing produk makanan dan minuman juga dipengaruhi antara lain faktor biaya penggunaan energi, tenaga kerja, dan suku bunga. "Faktor regulasi yang tumpang tindih juga menyulitkan produsen makanan dan minuman di Indonesia," tambah Yusuf.


Ekonomi biaya tinggi juga menjadikan margin kotor produsen makanan dan minuman di semester II 2012 tertekan sekitar 1%-3%. Tertekannya margin juga karena tren kenaikan harga bahan baku, akibat tingginya harga komoditas yang terjadi sejak semester I.


"Kenaikan harga bahan baku menjadikan biaya bahan baku produsen makanan minuman meningkat antara 5%-10%, akibatnya margin menjadi tertekan," kata Yusuf. Komponen biaya bahan baku rata-rata berkontribusi sebesar 40%-60% terhadap biaya produksi makanan dan minuman.


Untuk menjaga margin agar tidak tertekan, produsen makanan dan minuman menaikkan harga jual. Beberapa produsen bahkan telah menaikkan harga jual sejak semester I tahun ini. Meski demikian, langkah menaikkan harga jual dinilai sebagai antisipasi terakhir terhadap kenaikan margin.


"Alternatif lain sebelum menaikkan harga antara lain dengan melakukan efisiensi dalam produksi dan distribusi," ujar Yusuf.


Enam emiten produsen makanan mencatatkan peningkatan biaya bahan baku rata-rata sebesar 46% di semester I 2012 secara tahunan, menurut laporan keuangan. Asosiasi industri menilai kenaikan biaya bahan baku produsen dipengaruhi tingginya harga komoditas pangan yang diperkirakan masih tetap tinggi di semester II tahun ini.


Enam emiten produsen makanan tersebut adalah PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI), PT Siantar Top Tbk (STTP), PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA), dan PT Mayora Indah Tbk (MYOR).


Mayora Indah menargetkan margin kotor tahun ini sebesar 19,45%, tumbuh 192 basis poin dibanding 2011 sebesar 17,53%, menurut direksi perusahaan. Kenaikan tersebut didorong peningkatan harga jual serta proyeksi pertumbuhan penjualan tahun ini.


Andre Sukendra Atmadja, Direktur Utama Mayora Indah, menuturkan bahan baku utama produk makanan dan minuman Mayora Indah antara lain terigu, minyak goreng, gula, dan kopi. "Biaya bahan baku berkontribusi 57% terhadap biaya produksi total," ujar Andre.


Harga saham Mayora Indah pada penutupan perdagangan Kamis naik 850 poin (3,9%) menjadi Rp 22.800 dibanding sehari sebelumnya. Harga saham Indofood CBP juga naik 350 poin (5%) menjadi Rp 7.350. Harga saham TPS Food juga naik 60 poin (7,9%) menjadi Rp 820. Harga saham Indofood Sukses Makmur turun 50 poin (0,9%) menjadi Rp 5.750. Harga saham Nippon Indosari juga turun 100 poin (1,6%) menjadi Rp 6.000. Harga saham Siantar Top stagnan di level Rp 700.(*)


sumber : KLIK
_________
jangan males baca gan.. baca sampai habis dan jgn lupa klik sumbernya emoticon-Cendol (S)
tien212700Avatar border
tien212700 memberi reputasi
1
2.2K
15
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.9KThread40.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.