Quote:
Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) menilai harga BBM subsidi di Indonesia terlampau murah. Akibatnya, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia menjadi defisit dan pemerintah harus berutang untuk menutup defisit tersebut.
"Dengan harga BBM murah ini membuat orang makin senang menghabiskan BBM, dan mengakibatkan Indonesia harus mengimpor BBM jauh lebih banyak dari pada yang bisa diproduksi sendiri,"kata Senior Country Economist Indonesia Resident Mission ADB Edimon Ginting saat jumpa pers di Jakarta, Rabu (3/10).
Dia menambahkan impor BBM membuat pendapatan di sektor migas Indonesia defisit. Pasalnya, jumlah impor jauh lebih banyak ketimbang produksi minyak di tanah air, sedangkan pendapatan di sektor non migas justru surplus. "BBM subsidi di Indonesia cukup besar. Bayangkan 22 persen dari anggaran digunakan untuk subsidi BBM, sangat besar, ini tentu sangat tidak baik bagi perekonomian Indonesia," kata Edimon.
Untuk itu, ADB menyarankan pemerintah mencabut subsidi BBM dan mengalihkannya ke sektor lain seperti pembangunan infrastruktur dan penurunan angka kemiskinan.
"Cabut saja subsidi BBM, besar sekali, tapi alihkan ke sektor lain seperti pembangunan infrastruktur dan penurunan angka kemiskinan negeri ini, karena pada dasarnya subsidi BBM itu hanya dinikmati oleh orang yang memang tidak berhak menerima subsidi BBM," tandas Edimon.
Menurutnya, utang Indonesia yang hampir mencapai Rp 2.000 triliun bukan masalah. Asalkan utang dibuat untuk program produkstif, bukan subsidi BBM. "Utang Indonesia hampir menembus Rp 2.000 triliun itu tidak masalah asalkan ditujukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, seperti pembangunan infrastruktur, pendidikan, pengurangan angka kemiskinan dan lainnya," paparnya.
Namun, dia menyayangkan apabila utang sebesar itu kebanyakan digunakan untuk subsidi BBM yang terlampau besar yang tahun depan dialokasikan sebesar Rp 139,8 triliun. "Subsidi BBM itu mencapai 22 persen dari anggaran belanja negeri ini, sangat besar. Utang banyak asal jangan buat subsidi BBM lah," ujarnya.
http://www.suaramerdeka.com/v1/index...-Terlalu-Murah
ane sudah merasa mending dana untuk subsidi BBM lebih cocok untuk membangun infrastruktur plus meningkatkan kualitas angkutan umum.....
mendingan subsidi untuk kendaraan pengangkut sembako baik itu truk atau kereta barang serta angkutan umum lain.....
dan sebaiknya semua juga pada sadar kalau
minyak bumi adalah SDA YANG TIDAK TERBARUKAN