Teu.Nya.KungAvatar border
TS
Teu.Nya.Kung
Praktek Outsourcing Mengiurkan Itu Berakhir Di Penjara
ISTRI memang harus melayani suami bercinta kapan saja. Tapi Ira, 45, yang kecapekan atas tuntutan suami, tega memanfaatkan ponakan sendiri untuk “outsourching” cinta bagi suami. Paling gila, di saat suami melampiaskan birahinya, Ira selalu memegangi Wini, 18, ponakan itu hingga urusan selesai.

Dalam arti sebenarnya, outsorching sebenarnya tenaga kontrak yang diperas tenaganya oleh perusahaan “calo” tenaga kerja. Sang pekerja yang bekerja mati-matian, harus dipotong gajinya sampai 30 persen demi sang calo, sementara dia tak jelas kariernya di perusahaan pengguna. Tapi karena kepepet, banyak yang mau dijadikan buruh semacam itu.

Di kala Menakertrans Muhaimin Iskandar pusing bagaimana menghapus jasa outsorching itu, Ita warga Dusun Pasar Satu, Desa Padang Cermin, Kecamatan Selesai, Kabupaten Langkat (Sumut) justru menemukan ide “cemerlang” dari system outsorching. Gara-gara dia kecapekan meladeni suami yang “doyan”, terpaksa ponakan sendiri dijadikan tenaga “outsorching” untuk urusan birahi kaum lelaki. Jelas itu enak bagi paman, tapi menderita buat ponakan.

Suami Ira yang bernama Karis, 50, agaknya lelaki paling doyan dalam urusan peranjangan. Jika masih wajar-wajar saja, istri sudah barang tentu dengan rela melayani, karena istri adalah ladang bagi setiap suami, dan boleh “didatangi” dari mana saja. Tapi jika usia sudah kepala empat, masih minta jatah tiap hari, bahkan sering pula nambah, istri cap apapun pasti capek deh……. Memangnya istri itu tugasnya hanya untuk mamah dan mlumah?

Pusing Ira bagaimana harus meredakan gairah suami yang sangat hiper itu. Kalau hipermart, asal ada duit boleh mengunjungi tiap hari. Tapi kalau hiperseks, setiap hari dibolak-balik demi memuaskan suami, siapa tahan. Pernah ada yang menyarankan, agar suami diberi menu sayur terong atau sayur kangkung. “Kalau tak ngantuk, mesthi bikin lemes itu barang…..,” kata sang penyaran, gayanya niru Sutan Bhatugana DPR.

Ira sudah mencobanya. Tapi ternyata, buat Karis itu kagak ngaruh. Meski memang suami sempat ngantuk macam anggota DPR, tapi begitu sadar langsung tanya “jatah”-nya mana? Tentu saja Ira sedih, karena setiap hari harus mengerjakan “PR”, padahal tidak dalam rangka mengikuti ujian nasional.

Belum lama ini ada ponakan datang dari kampung, minta diberi pekerjaan. Karena gadis Wini masih remaja, langsung ingatan Ira mengarah pada perilaku suami. Pikirnya kemudian, pekerjaan kantor saja bisa dioutsourchingkan, apa lagi ini “pekerjaan rumah” yang mustinya jadi beban tanggungjawa Ira selaku istri. “Ya sudah di sini saja, bantu-bantu aku,” kata Ira.

Ternyata, bantu-bantu aku itu mengandung makna: untuk mengaplus tugas istri yang sangat hakiki. Awalnya menolak, tapi begitu masuk kamar Karis langsung main terkam dan bulik sendiri ikut memegangi dan melucuti pakaian, terpaksa Wini pasrah. Sejak itu gadis malang tersebut hampir setiap hari harus melayani suami daripada bibinya.

Tak tahan biadabisasi dalam urusan seks, Wini memberanikan diri lapor orang tua. Gara-gara laporan tersebut, ayah daripada paman melaporkannya ke polisi. Suami berikut istrinya kini mendekam di Polsek Selesai. Dalam pemeriksaan Ira mengakui, ide tersebut muncul karena berkaitan dengan tenaga kerja.

Untuk penyaluran “tenaga kuda”? (STV/Gunarso TS)

sumber

ilustrasi korban outsourching di peragakan oleh model

Dunia memang sudah edan semua2 di outsourching sampe ponakan sendiri di outsourching karena keteteran. emoticon-Cape d... (S)emoticon-Cape d... (S)
0
2.6K
22
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
670KThread40.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.