HR47Avatar border
TS
HR47
14 Pelajar SMAN 3 Diduga Korban Kebrutalan Senior
maaf ya gan kalo dopost...hanya ingin share informasi mengenai kekerasan di sekolah, yang katanya sekolah terbaik di jawa tengah bahkan terbesar di Indonesia


Tuesday, 11 September 2012
SEMARANG– Kekerasan di dunia pendidikan di Indonesia belum hilang sepenuhnya.Di Kota Semarang,sebanyak 14 pelajar SMAN 3 kelas X diduga menjadi korban kebrutalan seniornya.

Dua korban,yakni Muhammad Putra Adimanggala,15 dan Avib Rizky Hernanto,15,harus dilarikanke rumah sakit lantaran menderita luka yang cukup parah. Ironisnya, kekerasan tersebut terjadi di lingkungan sekolah. Kekerasan tersebut terjadi pada Minggu (26/8).Ke-14 korban penganiayaan diketahui tengah mengikuti prosesperekrutan organisasi keamanan sekolah, School Security Club (SSC). SSC merupakan organisasi internal sekolah di bawah OSIS, masuk dalam Seksi III yang membidangi Pendidikan Pendahuluan Bela Negara.

Calon anggota wajib melakoni sejumlah ritual,di antaranya kegiatan fisik ala militer seperti lari dan push up. Mereka juga kerap menerima hukuman berupa tamparan hingga pukulan dan tendangan jika keliru melaksanakan atau membantah perintah seniornya. Tak hanya itu,guna mengetahui tingkat loyalitas dan mental atau keberanian,calon anggota akan diadu dengan rekannya sesamacalonanggota.

Perkelahian satu lawan satu inilah yang membuat dua korban mengalami luka di sekujur tubuh.Muhammad Putra Adimanggala dirawat di ruang Bougenvil 425 RS Telogorejo, sedangkan Avib Rizky Hernanto dilarikan di RS St Elizabeth dan menjalani pengobatan di ruang Magdalena 19. Manajer Humas RS Telogorejo, Nana Noviada,membenarkan ada pasien rawat inap yang merupakanpelajarSMAN3atas nama Muhammad Putra Adimanggala.

Namun,atas permintaan keluarga, SINDO tidak diperkenankan mewawancarainya.” Atas permintaan keluarga, kami juga tidak diperkenankan menjelaskan penyakit yang diderita korban,” ucapnya. Atas permintaan keluarga juga,identitas korban tidak ditulis di papan informasi ataupun di pintu ruangperawatan.Sementaraitu, RS St Elizabeth melalui Kepala Humas Probowatie Tjondronegoro membenarkan ada pasien bernama Avib Rizky Hernanto.

”Benar ada, tapi yang bersangkutan tidak mau diwawancarai,” kata Probowatie. BS Wirawan, kerabat Muhammad Putra Adimanggala, membenarkan yang bersangkutan menjadi korban kekerasan kakak kelasnya dalam proses perekrutan SSC. ”Saya sudah menjenguk korban di RS Telogorejo, sekujur tubuhnya lebam biru. Dan di bagian perut sebelah kanan juga lebam. Kalau buang air kecil, urinenya berwarna hitam.

Korban sudah cuci darah hingga tiga kali,”kata Wirawan, yang juga Koordinator Komite Pendidikan Anti Korupsi (KPAK) Jateng ini. Berdasarkan penuturan ibu korban, ritual perekrutan diawali dengan berlari keliling lapangan sekolah. Kemudian berlanjut ke push uphingga 300 kali. ”Push up kok sampai 300 kali.Mereka yang ada di militer saja belum tentu kuat,”ujar Wirawan. Dalam kondisi lemah, ritual inti perekrutan SSC digelar. Satu per satu calon anggota SSC dites mentalnya dengan cara diajak berkelahi.

Duel gaya bebas tanpa pengaman ini dilakukan di lapangan bola basket. ”Diadu dengan temannya sendiri hingga dua kali. Di pertarungan pertama kondisi korban sebenarnya sudah payah, tapi dipaksa duel lagi,” ungkap Wirawan. Selain mengalami kekerasan fisik, korban Adimanggala juga mengalami trauma.”Korban takut kepada seniornya jika masalah ini terungkap.Dia tidak mau cerita kepada saya, apa yang dialami itu hanya diceritakan kepada orang tuanya,” kata Wirawan.

Menurut Wirawan, apa yang menimpa Adimanggala dan korban lain sudah mengarah pada tindak pidana. ”Ini bukan lagi kegiatan yang mendidik,dan sekolah mengetahuinya karena dilakukan di lingkungan sekolah. Kepala sekolah harus bertanggung jawab,”tandasnya. Kepala SMAN 3 Hari Waluyo tidak membantah adanya korban akibat kekerasan fisik di internal siswanya.

Kedua belah pihak,keluarga korban dan pelaku, sudah bertemu dan sepakat menyelesaikan persoalan tersebut secara kekeluargaan. ”Keluarga pelaku juga sanggup menanggung biaya pengobatan.Tapi oleh keluarga korban (Muhammad Putra Adimanggala), uang pengobatan diberikan ke panti asuhan sekitar tempat tinggal pelaku.Keluarga pelaku hanya diminta menyerahkan kuitansi sebagai bukti penyerahan uang ke panti asuhan,”ungkapnya.

Atas kejadian tersebut,Hari mengaku SSC sudah dibubarkan dan pelaku kekerasan telah menerima sanksi dari sekolah. ”Diskors dan kami minta membuat makalah agar di rumah juga tetap ada kegiatan.Adanya kegiatan itu di luar sepengetahuan kami karena tahunya halalbihalal,” kataWaluyo. agus joko/ susilo himawan

Sumber : http://www.seputar-indonesia.com/edi...t/view/525240/
0
9.6K
27
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.8KThread40.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.