niapraAvatar border
TS
niapra
Tes Doping Atlet PON 2012 Numpang di Bangkok
Manajer Kontrol Doping Aquatic Center Rumbai Pekanbaru, Slamet, mengatakan, Indonesia belum memiliki laboratorium tes doping yang memadai. Akibatnya, kontrol doping untuk atlet yang berlaga di Pekan Olahraga Nasional ke-18 di Riau harus bekerja sama dengan laboratorium di Bangkok.

"Tes doping atlet itu harus menggunakan laboratorium atlet yang canggih dan terkini, sehingga zat apa pun bisa terdeteksi," kata Slamet Senin, 10 September 2012.

Setiap atlet, terutama atlet berprestasi, tak bisa lepas dari tes doping. Soalnya, tes doping jadi satu-satunya jalan untuk mengetahui apakah tubuh atlet benar-benar bersih dari zat yang dikategorikan sebagai zat doping yang terlarang. Di Pekan Olahraga Nasional 2012, sebanyak 500 petugas tes doping siaga.

Selama PON digelar, Slamet bertugas di Aquatic Centre Rumbai, Pekanbaru, yang jadi arena cabang olahraga renang dan loncat indah. Ia membawahkan 23 petugas kontrol doping yang berjaga bergantian. Mereka akan memeriksa urine setiap atlet renang dan atlet loncat indah yang mencatatkan prestasi. "Sesuai kuota, kami tak memeriksa semua atlet. Kami hanya memeriksa atlet yang hasil lombanya berada di peringkat atas," kata Slamet.

Pada PON ini, atlet akan diperiksa urinenya setelah ia bertanding. Kandungan zat dalam urine bisa jadi patokan dasar apakah atlet mengkonsumsi zat doping yang terlarang atau tidak. Selain tes urine, masih ada tes darah. Akan tetapi, menurut Slamet, Panitia Besar PON tidak mengetes darah para atlet. Sebab, biaya tes darah itu berkali lipat dibanding tes urine.

"Biaya tes urine untuk seorang atlet bisa mencapai Rp 5 juta. Sedangkan jumlah sampel yang rencananya dikirim dari PON ini sebanyak 800 sampel. Maka besar sekali biayanya," kata Slamet.

Supaya atlet yakin sampel miliknya tak tertukar, maka di PON ini ia berhak menyaksikan proses pengepakan sampel. Setelah dipak dan disegel, sampel akan ditaruh di tempat aman sebelum akhirnya dikirim ke Bangkok. "Sampel tersebut akan kami kirimkan bersamaan jika semua sampel sudah terkumpul. Jadi sekali pengiriman bisa langsung beres," kata Slamet.

Jika atlet tak mau dites, ada sanksinya. Tes doping tak bisa dipisahkan dari dunia olahraga. Kasus doping terkini yang paling kontroversial adalah kasus doping pembalap sepeda legendaris, Lance Armstrong. Juara dunia Tour de France tujuh kali itu terpaksa harus berurusan dengan Pengadilan Olahraga. Badan Antidoping Amerika Serikat (USADA) menyatakan telah memiliki bukti Armstrong mengkonsumsi doping untuk memenangkan seluruh gelar bergengsinya itu.





SUMBER



masa tes doping aja numpang sih? semahal itu kah?emoticon-No Hope
0
1.1K
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.8KThread40.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.