duduevolAvatar border
TS
duduevol
Orangutan Terbakar di Pohon Akhirnya Mati

"Orangutan yang dievakuasi telah mati Rabu malam pukul 22.30 WIB."

VIVAnews -- Luka bakar 90 persen akibat api yang disulut warga untuk mengusirnya dari pohon kelapa tempatnya berpijak, tak lagi bisa ditanggung seekor orangutan.

Tadi malam ia menghembuskan nafas terakir, mati. "Orangutan yang dievakuasi telah mati Rabu malam pukul 22.30 WIB," kata Niken Wuri Handayani, Koordinator Pengendali Ekosistem Hutan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat kepada VIVAnews, Kamis 30 Agustus 2012.

Saat ini jasadnya sedang dibawa dari Ketapang, tempatnya dirawat, menuju Pontianak. "Untuk dilakukan autopsi," tambah Biken.

Setelah proses post-mortem selesai dilakukan, mayat orangutan itu akan dikuburkan. "Tempatnya dirahasiakan tapi sudah ada. Kini kami masih fokus pada autopsi."

Orangutan berusia sekitar 17 tahun itu dievakuasi dari Kampung Parit Wadongkak, Desa Wajok Hilir, kecamatan Sianten, Pontianak, Kalimantan Barat. Sudah empat hari ia masuk ke pemukiman dan tinggal di atas pohon.

Proses evakuasi terhadap hewan yang dilindungi itu berlangsung heboh. Segala cara dilakukan, ditembak bius, dikagetkan dengan petasan, tak mempan.

Warga dengan teledor membakar pohon kelapa tempatnya bersarang. Niat hati agar hewan itu ketakutan lalu turun, tapi api justru membakar tubuhnya. Yang luar biasa orangutan itu tetap bergeming.

Hingga akhirnya digelar ritual selama 15 menit oleh dukun setempat, dikombinasikan dengan bius, orangutan yang kepayahan itu akhirnya menyerah. Ia yang luka bakar parah dan stres berat menjalani perawatan intensif di Internasional Animal Rescue (IAR), pusat rehabilitasi orangutan di Kabupaten Ketapang. Kisah orangutan itu menyebar hingga seluruh nusantara, juga dunia, diberitakan sejumlah media asing.

Bukan salah orangutan menyelonong masuk kampung, memakan buah tanaman warga, membuat ibu-ibu ketakutan. Hutan yang menjadi habitatnya terkikis hingga habis demi perluasan perkebunan kelapa sawit dan hutan tanaman industri (HTI). Juga menjadi korban pembalakan liar hutan (ilegal logging).

Berita Sebelumnya

VIVAnews - Orangutan masuk kampung. Itu yang terjadi di Kampung Parit Wadongkak, Desa Wajok Hilir, kecamatan Sianten, Pontianak, Kalimantan Barat. Sudah empat hari seekor orangutan jantan bertenger di pepohonan yang tumbuh di pemukiman warga.

Berbagai upaya dilakukan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat, dan sejumlah LSM yang bergerak di bidang lingkungan, untuk mengevakuasinya. Ditembak bius, dikagetkan dengan petasan agar turun, namun sia-sia. Ia kini masih betah berada di pohon kelapa dekat rumah warga.

Warga lalu berinisiatif menghidupkan api, agar hewan itu mau turun. Alih-alih berhasil, usaha itu justru berakibat fatal. Salah satu warga Habibi mengakui, Orangutan itu malah mengalami luka bakar. Untungnya ia masih hidup.

"Tidak sengaja warga menghidupkan api itu, ya karena dianggap dengan menghidupkan api itu orangutan bisa takut, dan turun dari pohon kelapa dengan selamat," kata dia, Senin 27 Agustus 2012.

"Nggak ada faktor sengaja untuk membakar orangutan," kata dia. Masyarakat, Habibi menambahkan, mengetahui bahwa Orangutan adalah hewan yang dilindungi. "Makanya pas ada orangutan ini masuk ke permukiman warga kami lapor ke BKSDA Kalbar,"ucap Habibi.

Proses evakuasi orangutan itu berlangsung dengan alat yang seadanya. Ratusan warga pun berduyun-duyun untuk melihat. Sementara, sejumlah petugas BKSDA yang tak tega melihat penderitaan orangutan itu meneteskan air mata dan berdoa. Petugas BKSDA akhirnya menebang pohon kelapa . Orangutan ini rencananya akan dibawa petugas ke BKSDA Kalimantan Barat untuk evakuasi.

Sejatinya, bukan salah orangutan menyelonong masuk kampung, memakan buah tanaman warga, membuat ibu-ibu ketakutan. Hutan yang menjadi habitatnya terkikis hingga habis demi perluasan perkebunan kelapa sawit dan hutan tanaman industri (HTI). Juga menjadi korban pembalakan liar hutan (ilegal logging). "Untuk hutan di kawasan kami ini sudah habis untuk kebun kelapa sawit," Habibi mengakui.

Orangutan, "pemilik" asli hutan rimba justru diusir demi kepentingan manusia, bahkan diburu karena dianggap sebagai hama. Satwa bernama latin Pongo pygmaeus dibantai, perekor dihargai hingga Rp1,12 juta.

Eksistensi saudara dekat manusia ini pun makin menurun dari sekitar 250.000 beberapa dekade lalu, menjadi hanya 50.000 di alam liar. (sj)

Update

Orang Utan Diotopsi

PONTIANAK, KOMPAS.com - Orang utan yang mati saat hendak mendapat perawatan pada Rabu malam, akhirnya diotopsi di klinik kehewanan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kalimantan Barat, Kamis (30/8/2012) siang.

Otopsi dilakukan untuk mencari penyebab kematian orang utan itu. Para petugas melakukan otopsi di klinik yang berada di belakang kantor Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kalimantan Barat.

Orang utan itu dievakuasi dari kebun warga di Wajok Hilir, Kabupaten Pontianak Senin sore. Pada Rabu sore, orang utan yang mengalami luka bakar itu hendak dibawa dari Daops Manggala Agni Kalbar ke pusat rehabilitasi dan konservasi International Animal Rescue (IAR) di Ketapang. Namun, pada Rabu sekitar pukul 22.30, orang utan itu mati di perjalanan, lalu dibawa kembali ke Pontianak.

Udah jelas2 matinya gmn, banyak saksi mata, masih aja di optosi,hadeeeuuh emoticon-Cape d...
Sumber: www.vivanews.com
www.kompas.com
emoticon-Sorryemoticon-Sorryemoticon-Sorryemoticon-Mewek
0
10.1K
228
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.7KThread82KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.