- Beranda
- The Lounge
[LOVE_INDONESIA] 3 Masakan khas TERNATE [KULINER_GUIDE]
...
TS
repoman
[LOVE_INDONESIA] 3 Masakan khas TERNATE [KULINER_GUIDE]
Quote:
Sebelumnya, Silahkan diRate GAN…
Quote:
Quote:
Gohu Ikan Ternate
Agak sulit untuk menemukan makanan yang benar-benar khas Ternate. Karena letak geografisnya yang lebih dekat ke Sulawesi Utara, sudah barang tentu makanan Ternate banyak dipengaruhi – dan sekaligus juga memengaruhi – makanan khas Sulawesi Utara. Tetapi, karena Ternate merupakan gugus kepulauan Maluku Utara, maka tentulah pula makanan khas Maluku mudah dijumpai di Ternate.
Salah satu masakan khas Ternate adalah gohu ikan. Penyebutannya harus lengkap: gohu ikan. Soalnya, kalau hanya disebut gohu, maka artinya adalah rujak pepaya muda yang juga populer di Sulawesi Utara. Gohu ikan khas Ternate dibuat dari ikan tuna mentah. Tidak heran bila banyak orang menyebutnya sebagai sashimi Ternate.
Ternyata, di daerah pesisir Sulawesi Utara – misalnya di Bitung – dapat pula dijumpai sajian seperti ini. Namanya hanya dibalik: ikan gohu. Barangkali kesegaran sajian inilah yang membuatnya menyandang nama gohu yang berarti rujak.
Umumnya, di Ternate, gohu ikan dibuat dari ikan tuna (yellowfin tuna = Thunnus albacares). Bila tuna sedang tidak musim, ikan cakalang (skipjack) juga dapat dipakai – sekalipun teksturnya tidak semulus tuna.
Daging tuna segar (baca: mentah!) dipotong kecil-kecil, dicuci, kemudian dilumuri dengan garam dan perasan lemon cui (semacam jeruk nipis yang harum dan dalamnya berwarna kuning-jingga), kemudian dicampur dengan rajangan kasar daun balakama (kemangi). Bawang merah dan cabe rawit (disebut rica gufu di Ternate) dirajang kasar, lalu ditumis dengan sedikit minyak kelapa. Minyak kelapa panas dengan bawang merah dan cabe rawit ini kemudian dituangkan ke potongan ikan tuna mentah. Kemudian ditaburi kacang tanah goreng yang ditumbuk kasar.
Sudah terbayang rasanya? Seperti kata pak Bondan : “ Top markotop!”
Salah satu masakan khas Ternate adalah gohu ikan. Penyebutannya harus lengkap: gohu ikan. Soalnya, kalau hanya disebut gohu, maka artinya adalah rujak pepaya muda yang juga populer di Sulawesi Utara. Gohu ikan khas Ternate dibuat dari ikan tuna mentah. Tidak heran bila banyak orang menyebutnya sebagai sashimi Ternate.
Ternyata, di daerah pesisir Sulawesi Utara – misalnya di Bitung – dapat pula dijumpai sajian seperti ini. Namanya hanya dibalik: ikan gohu. Barangkali kesegaran sajian inilah yang membuatnya menyandang nama gohu yang berarti rujak.
Umumnya, di Ternate, gohu ikan dibuat dari ikan tuna (yellowfin tuna = Thunnus albacares). Bila tuna sedang tidak musim, ikan cakalang (skipjack) juga dapat dipakai – sekalipun teksturnya tidak semulus tuna.
Daging tuna segar (baca: mentah!) dipotong kecil-kecil, dicuci, kemudian dilumuri dengan garam dan perasan lemon cui (semacam jeruk nipis yang harum dan dalamnya berwarna kuning-jingga), kemudian dicampur dengan rajangan kasar daun balakama (kemangi). Bawang merah dan cabe rawit (disebut rica gufu di Ternate) dirajang kasar, lalu ditumis dengan sedikit minyak kelapa. Minyak kelapa panas dengan bawang merah dan cabe rawit ini kemudian dituangkan ke potongan ikan tuna mentah. Kemudian ditaburi kacang tanah goreng yang ditumbuk kasar.
Sudah terbayang rasanya? Seperti kata pak Bondan : “ Top markotop!”
Quote:
Spoiler for Bondan Winarno Said ::
Kalau Anda pernah ke Hawaii, kemungkinan besar Anda pernah ketemu sajian seperti ini. Bedanya, di sana tidak memakai cabe rawit maupun kacang tanah goreng. Di Hawaii kemanginya diganti dengan wakame alias rumput laut. Sajian ini terkenal di Hawaii dengan nama onopoke.
Saya juga pernah menemukan sajian yang sangat mirip dengan gohu ikan ini – minus cabe rawit – di General Santos City, Filipina Selatan. Di sana, sajian populer ini disebut kinilauw. Rupanya, masakan seperti gohu ikan Ternate ini telah menjadi ciri khas atau tradisi masyarakat-masyarakat kepulauan. Kinilauw hanya memakai tuna yang dipotong kubus, dilumuri dengan garam, dicampur dengan rajangan kasar bawang merah dan tomat, lalu dikucuri perasan jeruk nipis.
Saya juga pernah menemukan sajian yang sangat mirip dengan gohu ikan ini – minus cabe rawit – di General Santos City, Filipina Selatan. Di sana, sajian populer ini disebut kinilauw. Rupanya, masakan seperti gohu ikan Ternate ini telah menjadi ciri khas atau tradisi masyarakat-masyarakat kepulauan. Kinilauw hanya memakai tuna yang dipotong kubus, dilumuri dengan garam, dicampur dengan rajangan kasar bawang merah dan tomat, lalu dikucuri perasan jeruk nipis.
Quote:
Spoiler for ilustrasi Gohu Ikan Ternate:
Spoiler for ilustrasi Gohu Ikan Ternate:
Spoiler for ilustrasi Gohu Ikan Ternate:
Spoiler for ilustrasi Gohu Ikan Ternate:
Quote:
Quote:
Gatang Kenari
Bicara tentang kuliner Ternate, kebanyakan orang akan langsung menyebut gatang kanari (ketam kenari = kepiting kenari). Sekarang, kepiting kenari sudah dicantumkan sebagai satwa yang dilindungi. Anehnya, masih terjadi ambiguitas untuk menegakkan aturan ini. Konon, demi pariwisata, beberapa restoran di Ternate mendapat izin khusus untuk menyajikan masakan dari kepiting kenari.
Harga kepiting kenari ini cukup mahal. Yang berukuran super (sekitar 2 kilogram bobot hidup), dihargai sekitar Rp 350 ribu. Bagi orang kaya, harga sedemikian tidak ada artinya. Maklum, satu kilo daging Wagyu harganya sekitar Rp 700 ribu. Artinya, harga kepiting kenari yang sedemikian “murah” tidak akan menyelamatkannya dari kepunahan.
Beberapa restoran sering menyatakan bahwa mereka menyediakan kepiting kenari hasil budidaya. Ini adalah cerita bohong. Kepiting kenari sulit ditangkar. Kini, kebanyakan kepiting kenari ditangkap di alam di Halmahera, lalu dijual ke beberapa restoran khusus di Ternate.
Kepiting kenari adalah satwa darat yang pintar memetik dan mengupas buah kelapa, serta menjadikannya makanan kegemaran mereka. Karena itulah kepiting kenari dianggap lebih gurih dan manis dagingnya dibanding kepiting biasa.
Dalam jamuan makan siang perhelatan pernikahan, hidangan yang disediakan biasanya lontong panjang-panjang dan nasi kuning disediakan di meja makan. Lauknya adalah ikan komo (tongkol) bakar dengan berbagai saus, antara lain: saus acar, saus kecap, dan saus kacang tanah. Sayur kesukaan orang Ternate adalah fofoki alias terong. Terong dibakar atau digoreng, dibelah dua, dan kemudian diberi topping sambal santan.
Tumis kangkung dan bunga pepaya yang populer di Sulawesi Utara juga umum disajikan di Ternate. Ada pula ulak-ulak yang sangat mirip dengan karedok di Tatar Sunda. Ulak-ulak memakai kol, kacang panjang, timun, bawang merah, cabe rawit – semuanya mentah dan dirajang halus, kemudian disiram dengan saus kacang tanah dan perasan lemon cui. Tidak ada rasa kencur seperti umumnya karedok Sunda. Tetapi, rasa bawang merahnya yang generous memberi rasa asam-pedas cantik.
Pada perhelatan pernikahan itu pula biasanya disajikan hidangan boboto ikan. Di Jawa, namanya hampir mirip, yaitu bothok. Di Ternate, boboto bisa dibuat dari ikan segar maupun ikan asap, serta juga dapat dibuat dari daging ayam. Ikan atau ayam dicincang halus dengan campuran kenari (sebagian diulek halus, sebagian dirajang kasar), dibungkus daun pisang, lalu dikukus. Rasa kenarinya sungguh membuat sajian ini tidak dapat terlupakan.
Hampir semua masakan Ternate melibatkan kenari – baik sebagai bumbu ulek, maupun dirajang kasar. Maklum, Maluku Utara adalah penghasil kenari penting. Ikan kuah asam pidis (pedas!) juga memakai rajangan kenari. Ada pula minuman yang populer dengan nama air guraka (air jahe) dengan taburan kenari rajang di atasnya. Taburan kenari pada air guraka ini mengingatkan saya pada tradisi Prancis yang menaburkan sangraian pine-nuts pada teh panas. Kenari memberi tambahan citarasa gurih, di samping juga mengayakan tekstur masakan maupun minuman.
Harga kepiting kenari ini cukup mahal. Yang berukuran super (sekitar 2 kilogram bobot hidup), dihargai sekitar Rp 350 ribu. Bagi orang kaya, harga sedemikian tidak ada artinya. Maklum, satu kilo daging Wagyu harganya sekitar Rp 700 ribu. Artinya, harga kepiting kenari yang sedemikian “murah” tidak akan menyelamatkannya dari kepunahan.
Beberapa restoran sering menyatakan bahwa mereka menyediakan kepiting kenari hasil budidaya. Ini adalah cerita bohong. Kepiting kenari sulit ditangkar. Kini, kebanyakan kepiting kenari ditangkap di alam di Halmahera, lalu dijual ke beberapa restoran khusus di Ternate.
Kepiting kenari adalah satwa darat yang pintar memetik dan mengupas buah kelapa, serta menjadikannya makanan kegemaran mereka. Karena itulah kepiting kenari dianggap lebih gurih dan manis dagingnya dibanding kepiting biasa.
Dalam jamuan makan siang perhelatan pernikahan, hidangan yang disediakan biasanya lontong panjang-panjang dan nasi kuning disediakan di meja makan. Lauknya adalah ikan komo (tongkol) bakar dengan berbagai saus, antara lain: saus acar, saus kecap, dan saus kacang tanah. Sayur kesukaan orang Ternate adalah fofoki alias terong. Terong dibakar atau digoreng, dibelah dua, dan kemudian diberi topping sambal santan.
Tumis kangkung dan bunga pepaya yang populer di Sulawesi Utara juga umum disajikan di Ternate. Ada pula ulak-ulak yang sangat mirip dengan karedok di Tatar Sunda. Ulak-ulak memakai kol, kacang panjang, timun, bawang merah, cabe rawit – semuanya mentah dan dirajang halus, kemudian disiram dengan saus kacang tanah dan perasan lemon cui. Tidak ada rasa kencur seperti umumnya karedok Sunda. Tetapi, rasa bawang merahnya yang generous memberi rasa asam-pedas cantik.
Pada perhelatan pernikahan itu pula biasanya disajikan hidangan boboto ikan. Di Jawa, namanya hampir mirip, yaitu bothok. Di Ternate, boboto bisa dibuat dari ikan segar maupun ikan asap, serta juga dapat dibuat dari daging ayam. Ikan atau ayam dicincang halus dengan campuran kenari (sebagian diulek halus, sebagian dirajang kasar), dibungkus daun pisang, lalu dikukus. Rasa kenarinya sungguh membuat sajian ini tidak dapat terlupakan.
Hampir semua masakan Ternate melibatkan kenari – baik sebagai bumbu ulek, maupun dirajang kasar. Maklum, Maluku Utara adalah penghasil kenari penting. Ikan kuah asam pidis (pedas!) juga memakai rajangan kenari. Ada pula minuman yang populer dengan nama air guraka (air jahe) dengan taburan kenari rajang di atasnya. Taburan kenari pada air guraka ini mengingatkan saya pada tradisi Prancis yang menaburkan sangraian pine-nuts pada teh panas. Kenari memberi tambahan citarasa gurih, di samping juga mengayakan tekstur masakan maupun minuman.
Quote:
Spoiler for ilustrasi Gatang Kenari:
Spoiler for ilustrasi Gatang Kenari:
Spoiler for ilustrasi Gatang Kenari:
Spoiler for ilustrasi Gatang Kenari:
Quote:
Quote:
Pupeda/Papeda
Orang Ternate mempunyai tradisi makan besar setelah usai shalat Jumat. Biasanya, dari masjid orang bergegas pulang untuk berkumpul makan siang bersama keluarga. Sebagian lagi beramai-ramai mendatangi warung-warung makan bersama teman-teman.
Salah satu tradisi makan siang di hari Jumat adalah makan pupeda (di Maluku dan Papua disebut papeda) – yaitu sagu yang dimasak dengan air, bentuknya mirip seperti lem kanji. Pupeda umumnya disantap dengan ikan kuah soru. Yang dimasak untuk kuah soru biasanya adalah ikan asar (diasap dengan api gonofu alias sabut kelapa). Soru berarti asam. Kuahnya bening, dengan tone asam-pedas, serta aroma smokey dari ikan asar.
Di belakang Pasar Gamalama, ada beberapa warung pupeda yang populer bagi warga Ternate. Di warung-warung itu, selain kuah soru, juga tersedia berbagai lauk-pauk yang disediakan di meja. Begitu juga pupeda dan kasbi (singkong rebus), ubi rebus, dan pisang rebus – semuanya disediakan di meja. Para tamu makan buffet style, dan membayar Rp 25 ribu per mulut -- sekenyangnya.
Pupeda dimakan dengan kuah soru. Sedangkan karbohidrat yang lain disantap dengan sayur lilin (sayur yang di Jakarta dikenal sebagai telur terubuk), ikan bakar, fofoki kuah santan, sayur garo (tumis kangkung dan bunga pepaya), dan lain-lain.
Salah satu tradisi makan siang di hari Jumat adalah makan pupeda (di Maluku dan Papua disebut papeda) – yaitu sagu yang dimasak dengan air, bentuknya mirip seperti lem kanji. Pupeda umumnya disantap dengan ikan kuah soru. Yang dimasak untuk kuah soru biasanya adalah ikan asar (diasap dengan api gonofu alias sabut kelapa). Soru berarti asam. Kuahnya bening, dengan tone asam-pedas, serta aroma smokey dari ikan asar.
Di belakang Pasar Gamalama, ada beberapa warung pupeda yang populer bagi warga Ternate. Di warung-warung itu, selain kuah soru, juga tersedia berbagai lauk-pauk yang disediakan di meja. Begitu juga pupeda dan kasbi (singkong rebus), ubi rebus, dan pisang rebus – semuanya disediakan di meja. Para tamu makan buffet style, dan membayar Rp 25 ribu per mulut -- sekenyangnya.
Pupeda dimakan dengan kuah soru. Sedangkan karbohidrat yang lain disantap dengan sayur lilin (sayur yang di Jakarta dikenal sebagai telur terubuk), ikan bakar, fofoki kuah santan, sayur garo (tumis kangkung dan bunga pepaya), dan lain-lain.
Quote:
Spoiler for ilustrasi Pupeda/Papeda:
Spoiler for ilustrasi Pupeda/Papeda:
Spoiler for ilustrasi Pupeda/Papeda:
Spoiler for ilustrasi Pupeda/Papeda:
Quote:
Quote:
PESAN TS
Quote:
BUDIDAYAKAN COMMENT & RATE
Spoiler for bagi2 ya gan, tapi yang "itu2nya" jangan ya gan:
Spoiler for ga BB++ kok gan:
[
Spoiler for ga maksud REPOST gan:
tien212700 memberi reputasi
1
9.2K
Kutip
79
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
922.6KThread•81.9KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru