piratehunterAvatar border
TS
piratehunter
[MOSLEM ONLY] Mengapa Kita Wajib Bermazhab?
MENGAPA WUJUDNYA MAZHAB DALAM ISLAM




Sunnah (hadis), sebagaimana yang kita pahami, tidak datang sekaligus. Quran turun dalam waktu 20 tahun 2 bulan 20 hari. Ia tidak seperti wahyu yang turun kepada rasul-rasul, yang turun serentak, sekaligus habis. Tetapi kepada Rasulullah tidak. Semua orang sudah tahu hal ini. Kemudian karena waktu itu tidak ada tempat hendak ditulis, maka para sahabat menghafal. Apabila dia takut kurang hafal, dia cari benda seperti kulit-kulit kayu atau pelepah untuk ditulis. Pada waktu yang sama, hadis pun berlaku bahkan lebih banyak daripada ayat Al Quran. Tetapi Rasulullah tidak membolehkan untuk ditulis sebab Rasulullah takut tercampur Al Quran dan hadis itu. Nanti tidak tahu yang mana hadis dan yang mana Al Quran. Jadi di peringkat awal, para sahabat menghafal. Tuhan beri para sahabat akal yang tajam hingga bisa hafal Al Quran dan hadis.

Hadis-hadis yang sampai kepada para-para sahabat itu, tidaklah setiap sahabat dapat kesemuanya. Sebab tidak semua sahabat berada bersama dengan Rasulullah sepanjang waktu. Ada yang sebentar, ada yang lama. Ada yang berjumpa dan ada yang terpisah. Ada yang sibuk atau pergi jauh-jauh, kurang dapat hadis. Mereka yang duduk selalu dengan Rasulullah, banyaklah dapat hadis. Jadi sahabat-sahabat dapat hadis dari Rasulullah itu tidak sama. Ada yang sedikit dan ada yang banyak. Yang paling dapat banyak ialah Abu Hurairah. Sebab dia bukan pemimpin dan bukan pejuang yang sibuk tetapi seorang ahli abid. Dia seorang yang dhaif dan miskin. Banyak di masjid dan selalu bertemu Rasulullah maka banyaklah dia dapat hadis. Seperti Sayidina Abu Bakar, mungkin dapat puluhan hadis saja.

Jadi hadis pada zaman Rasulullah tidak dibenarkan dicatat, takut terkeliru sehingga tidak dapat bedakan mana ayat Al Quran dan mana Hadis. Itu sebagai sebab supaya Al Quran terpelihara. Sebab Allah beritahu dalam satu ayat, bahawa Al Quran itu terjamin kebenarannya. Tidak ada siapapun bisa merubah dan menambah. Terpelihara bukan saja ayat-ayatnya, bahkan huruf-hurufnya sekaligus. memang terbukti betul. Cuma ada sedikit masalah berkaitan Hadis.

Kemudian Al Quran dibukukan menjadi mushaf, menjadi kitab. Dengan 114 surah dan 6666 ayat dan 30 juz. Al Quran dibukukan di zaman Sayidina Usman menjadi khalifah. Sebab itu ia terkenal sebagai mushaf Usmani. Kemudian di zaman Sayidina Umar Abdul Aziz, diperintahkan oleh Umar Ibnu Aziz waktu itu untuk buat 5 salinan. Dihantar ke kota-kota besar di dunia iaitu di Madinah sendiri, di Iraq, Mesir dan lain-lain. Kemudian, sesudah lebih seribu tahun, barulah Al Quran dicetak. Cetakan pertama di Jerman. susah juga di negara orang kafir. Al Quran mula-mula dicetak di Jerman, sekitar 200 tahun yang lalu.

Tentang Hadis, mulai dibukukan secara serius, 300 tahun setelah zaman Rasulullah. Artinya bukan di zaman sahabat, bukan zaman tabiin tetapi zaman tabiut tabiin. Ada satu kitab hadis yang awal sekali, yang ditulis oleh seorang ulama besar iaitu Imam Malik yaitu Mawattho’. Mengandung lebih 7000 hadis. Ini kitab hadis yang pertama. Tetapi itu tidak mencukupi. Kenapa? Hadis berjuta banyaknya. Mana cukup. Sebab itu, setelah 300 tahun, dikaji lagi. Itupun yang ditulis oleh Imam Malik, belum disaring. Hanya ditulis saja tetapi belum dikaji. Mungkin bercampur dengan kata-kata sahabat. Oleh itu, setelah 300 tahun, ia dikaji ulang.

Datanglah imam-imam yang terkenal seperti Imam Bukhari, Tarmizi, Abu Daud, Ibnu Majah, Ibnu An-Nasa’i dan lain-lain. Ada 6 kitab hadis yang terkenal. Yang paling populer Hadis Bukhari. Setelag itu hadis Muslim. Kemudian barulah diikuti oleh Ibnu Majah dan Ibnu An-Nasa’i. Kebanyakan mereka ini orang Uzbekistan. Tidak ada seorang pun orang Arab. Pembuku-pembuku hadis tidak ada seorang pun dari kalangan orang Arab. Kebanyakan orang Uzbekistan. Imam Bukhari saja telah mencatat tidak kurang 600,000 hadis. Sebenarnya lebih banyak.. Dari 600 000 itu, hanya 7000 yang sahih. Waktu itu transportasi amat susah. Imam Bukhari naik unta menjelajah seluruh negara Arab.

Sesudah 700 tahun hadis dibukukan, tentulah keadaannya membingungkan. Mungkin ada yang Hadis dan yang bukan Hadis. Oleh karena sudah 700 tahun hadis dibukukan dan sudah banyak perkara yang begitu lama, maka orang-orang jahat dan orang-orang yang hendak menyesatkan Islam ada peluang untuk memasukkan yang bukan-bukan. Banyak pula tukang karang Hadis lalu dicampur aduk. Jadi Imam Bukhari sangat ketat syaratnya dalam menerima Hadis. Syaratnya sangat ketat. Dia pernah menemui seseorang untuk mendapatkan hadis tetapi dia mendapati orang itu telah berpura-pura menabur makanan untuk memanggil binatang ternakannya. Hanya karena berbohong dengan binatang, dia cancel hadis itu. Dia tidak terima hadis dari orang itu. Dari 600 000 hadis yang dihafal, yang dianggap sahih hanya 7000. Kalau seseorang itu dilihat seperti tidak bisa dipercayai walaupun sedikit, hadis itu tidak akan diterima. Tapi Imam-imam lain agak longgar sedikit. Sebab itu sampai beratus-ratus ribu hadis yang disahkan.

Hadis ada bermacam-macam derajat Ada hadis Sahih, hadis Mutawatir (banyak perawi yang menyatakan tentang hadis tersebut), hadis Hasan, hadis Dhaif, hadis Maudhu’. Hadis Maudhu’ ini bukan hadis tetapi direka-reka. Hadis Mutawatir adalah hadis yang tidak boleh ditolak, sangat sahih. Hadis Masyhur di bawah Hadis Mutawatir. Ada yang dikatakan Hadis Ahad. Sumbernya satu, satu jalan, satu line atau satu saluran. Setelah dikaji rawi-rawi sampai kepada Sayidina Abu Bakar, perawi itu orang yang sama. Seorang saja. Sumber lain tidak ada. Ada hadis yang banyak sumbernya dan banyak saluran.

Begitulah martabat hadis. Jadi hadis dibukukan setelah 300 tahun. Kemudian, ada mazhab. Mengapa timbul mazhab? Saya tidak hendak sebut mazhab-mazhab yang sesat. Sebab dalam Islam lahir 73 mazhab. Dari 73 mazhab itu, 72 mazhab sesat. Hanya satu saja yang dikatakan ahli sunnah wal jamaah. Dari situ menjadi 4 mazhab. Inilah mazhab yang sah, yang dianggap satu iaitu ahlisunnah wal jamaah. Kemudian ia berpecah kepada 4 Mazhab iaitu:

1.\tMazhab Maliki
2.\tMazhab Hanafi
3.\tMazhab Hambali
4.\tMazhab Syafi’i


Mazhab pertama yang lahir ialah Mazhab Maliki. Bahkan Mazhab ini terkenal dengan Mazhab ahlulhadis. Imam Maliki tidak mengembara, tidak ke luar negeri, duduk saja di Madinah, jadi dia banyak dapat hadis. Sebab itu Mazhab Maliki ini dikatakan Mazhab ahlul hadis.

Mazhab yang 4 ini dianggap satu, yang dikatakan mazhab yang berpegang pada ahlisunnah wal jamaah. Perbedaannya bab-bab furuq, bukan bab pokok. Bukan masalah-masalah aqidah, bukan masalah usuluddin. Hanya bab furuq seperti fiqh dan syariat. Ada kelainan sedikit-sedikit.

Perbedaan-perbedaan timbul karena:

1. IQ Imam Mazhab tidak sama

Imam-imam Mazhab ini tidak sama kecerdikannya. Ada yang sangat cerdik dan ada yang sederhana. Begitulah. Oleh karena faktor akal tidak sama, maka lahirlah pendapat-pendapat. Maka berbedalah pendapat antara satu sama lain. sebenarnya mazhab-mazhab ini ada 11 yang sah. Semuanya ahli sunnah wal jamaah. Selanjutnya mazhab Auza’i, Athauri, Mazhab Hasan Basri dan lain-lain lagi. Tetapi yang selain daripada mazhab yang 4 ini, tidak terkenal. Kitab tidak ada, buku sudah hilang. Hendak dijadikan bahan rujukan sudah tidak bisa. 4 mazhab ini ada kitab dan ada rujukannya. Cukup jelas karena semua ada kitab. Imam Syafie ada kitab yang besar iaitu Al Uum. Kembali memperkatakan mengapa lahir perbedaan. Pertama IQ tidak sama.

2. Hadis belum dibukukan untuk jadi rujukan
Waktu zaman Imam Mazhab ini, hadis belum dibukukan. Hadis dibukukan setelah 300 tahun. Sedangkan Imam-imam Mazhab sudah lahir di kurun pertama. Hadis belum dibukukan. Hanya berjumpa orang-orang yang hafal hadis. Jadi sebab yang kedua, setengah Imam Mazhab itu ada yang berjumpa hadis dan ada yang tidak berjumpa. Yang berjumpa, dia jadikan hujah, manakala yang tidak jumpa, dia tidak jadikan hujah. Di situ sudah berbeda. Itu sebab kedua.

3. Tidak semua Imam Mazhab menerima hadis yang sama
Sebab ketiga, masing-masing jumpa hadis yang sama, tetapi tidak semua menerima hadis itu. Mana yang anggap hadis itu sahih, dia terima. Yang anggap itu bukan hadis, dia tidak terima. Di sini berbeda lagi.

4.Berbeda penerimaan ayat Mansuh dalam Al Quran
Sebab yang keempat, dalam Quran, ada ayat yang mansuh dan ada yang nasikh. Ada setengah Mazhab tidak terima mansuhnya ayat Quran. Ada sesetengah mazhab menerima. Orang yang menerima pula tidak sama. Ada yang terima sekian-sekian ayat saja. Jadi mana yang menerima, menerima ayat yang mansuh. Manakala mazhab yang menerima ayat itu tidak mansuh, dia jadikan hujah. Mazhab yang sudah meanganggap ayat itu sudah mansuh, di situ dibatalkan hukumnya. Nasikh itu dibatalkan. Imam Mazhab yang menganggap hukum itu sudah dibatalkan, maka ia tidak dijadikan hujah. Sudah berbeda lagi

5. Berbeda pendapat dalam menghubungkan ayat Quran dan Hadis
Selain itu ayat Quran dan hadis, kadang-kadang satu sama lain itu nampak berlawanan. Kadang-kadang, nampak untuk khusus tetapi dimaksudkan untuk umum. Kadang nampak untuk umum tetapi maksudnya khusus. Ini susah. Masing-masing mengkaji, menilai bagaimana hendak menghubungkan. Bagaimana hendak gabungkan yang khusus jadi umum, yang umum jadi khusus. Ada juga yang khusus untuk khusus dan ada yang untuk umum. Di sini berbeda lagi. Ada yang mampu diselaraskan. Ada yang tidak mampu. Lahirlah pandangan-padangan yang berbeda.

BERSAMBUNG DI POST #2
0
7.5K
136
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.7KThread82KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.