Kaskus

Sports

Pengaturan

Mode Malambeta
Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

fundayhohoAvatar border
TS
fundayhoho
::Tim Nasional Indonesia:: - Part 9
THREAD TIM NASIONAL INDONESIA

Garuda di Dadaku


::Tim Nasional Indonesia:: - Part 9


SOCCER ROOM GENERAL RULES
Read This Before Posting


Spoiler for Rules:



TAMBAHAN


Quote:


NB (Nurdin Balid): jangan ngepost dulu gan.... ane mau nambahin post lagi....
aokisitorus
cristianojun460
tonniego03717
tonniego03717 dan 20 lainnya memberi reputasi
19
131.1K
14.9K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Soccer & Futsal Room
Soccer & Futsal Room
KASKUS Official
5.7KThread11KAnggota
Tampilkan semua post
romanabramovixAvatar border
romanabramovix
#3578
Timnas Garuda dengan 14 Pemain Naturalisasi: Kita boleh bangga atau malu?

Oleh Jon A.Masli, MBA(Diaspora di USA & Corporate Advisor).


Banyak Diaspora di AS menonton siaran ulangan Timnas Garuda yang menahan seri Timnas Australia. Bangga kami disatu sisi. Tapi ketika membaca tweet senior tokoh masyarakat eks Dubes Polandia, Pak Peter Gontha yang galau mengekpresi rasa malunya dengan fakta bahwa 9 orang dari skuad Garuda adalah pemain Naturalisasi. Ketika dicek lagi ternyata ada 14 orang yang tadinya WN Belanda, Belgia, Spanyol dll (Silahkan di cek lagi). Ingat waktu Shin Tae Yong mulai merekrut pemain2 asing, banyak orang merasa galau seperti Pak Peter tadi. Mungkin sekali ada jutaan penggemar sepakbola yang merasa malu karena nasionalisme martabat sebagai bangsa Indonesia terusik ketika disetiap timnas bertanding, bintang2 pemain naturalisasi yang turun berperan. Tapi perasaan ini belum terungkap selama ini. Baru ketika tweet pak Peter Gontha viral dengan ekspresi galau, netizen2pun sadar. Sebagai eks pemain sepak bola diwaktu kuliah di AS dan pembina tim sepak bola anak 2 mahasiswa Indonesia di Los Angeles, saya merasa berhak memberikan kritik membangun kepada PSSI yang kita cintai dan kepada Ketumnya Pak Erick yang kita hormati. Betul kita kagum dan angkat topi dengan upaya2 Pak Erick Thohir yang merestrukturisasi PSSI. Gebrakan2 positif beliau banyak sudah dalam membenahi PSSI, termasuk merekrut STY.

Corporate Restructuring di PSSI itu memang sukses dibawah kepemimpinan sang superman, yang juga Menteri BUMN. Tapi selalu ada ruang kritik membangun, yaitu kritikan yang tidak dapat dipungkiri:"Mengapa timnas kita itu di dominasi pemain2 asing yang dinaturalisasi?"
Salahkah kebijaksanaan itu? Tentu tidak, karena tidak melanggar ADRT nya PSSI. Tapi ini miris dan tidak logis karena se bagai bangsa yang besar dengan 275 juta jiwa seakan kita tidak punya harga diri harus mengimpor pemain2 dari Eropah dan negara lain. Bukankah Indonesia itu gudangnya talenta sepakbola terutama di Papua dan daerah2 Indonesia Timur yang belum terjamah?Mungkin tim pencari talenta PSSI belum percaya dengan talenta dan IQ orang2 kita yang memang masih rendah menurut lembaga survei? Atau mungkin PSSI ingin mendapat hasil restructuring yang lebih instan dengan merekrut pemain2 asing seperti di semua klub2 sepakbola dunia. Tapi ketika yang namanya Timnas, kita mempertaruhkan martabat kita sebagai bangsa Indonesia yang besar dengan kibaran merah putih. Euphoria kemenangan Timnas Garuda baru2 ini, dapat dilihat termasuk ketika Skuad Garuda menahan Timnas Australia yang disambut gegap gempita di GBK dengan bendera merah putih dimana mana. Tapi miris ketika kita menyaksikan Presiden Jokowi turun ke lapangan menyalami para pemain2 naturalisasi yang berwajah ganteng berkulit putih. Terlihat beliau bangga dan wajahnya berseri seri.
Kamera2 TV sepertinya kurang menayangkan momen serupa kepada pemain2 yang berkulit sawo matang. Penonton di GBKpun terpaksa ikut arus merayakan pesta keberhasilan Timnas dengan setengah sadar mengelu-elukan Timnas skuad Garuda yang 9 pemainnya yang turun berlaga tadi adalah pemain2 naturalisasi. Mereka ikut bereuphoria bahkan senyap2 terdengar memuji Jokowi dengan teriakan2."Mulyono2..." berkali kali entah apa maksud teriakan itu. Yang jelas excited bangga bisa menahan seri Australia. Kita kerap tidak sadar membohongi diri sendiri, bahwa Timnas kita hebat. Hebat dan bangga bila mayoritas pemain2 itu putra2 Indonesia yang berkulit sawo matang atau hitam seperti anak2 Papua atau Indonesia Timur.
Lebih kaget lagi ketika menonton video bagaimana Pak Erick Thohir menyemangati para pemain Timnas dengan bahasa inggris sepotong potong. Ini aneh. Bukankah Bahasa indonesia yang seharusnya yang dipakai berkomunikasi dengan timnas?
Cetus tetanggaku Jason, orang Texas yang nikah dengan mbak Sumiyati “This is weird, why didn't Erick speak in Bahasa Indonesia? Yet he spoke broken English".
Sepontan saya jawab : “Because those players are naturalised Indonesians.They are in fact Europeans.” Langsung kamipun lanjut membahas fenomena bagaimana STY dan pak Erick Thohir dapat berkomunikasi efektif dengan para pemainnya dengan maksimal dan efektif dengan bahasa Ingris logat Korea dan Indonesia. Bayangkan si pelatih Korea bahasa Ingris dan Indonesianya terbatas.Para pemain naturalisasi tidak fasih Bahasa Indonesia. Terus pemain asli Indonesianya juga terbatas bahasa Ingrisnya. Luar biasa memang.Amazing they can do it terutama Coach STY. Sehingga iapun laris ditawarin menjadi bintang iklan diberbagai produk dalam negeri. Sementara pelatih2 Indonesia yang pernah sukses membawa tim U 18 tidak berkesempatan beriklan. Memang Indonesia is a land of opportunity bagi STY yang kalau di Korea dia tidak akan punya fasilitas expat semewah yang dia dapat dari PSSI.
Pokok kritikan ke PSSI dan pak Erick Thohir adalah Kita cinta PSSI dan ingin negeri kita bermartabat dimata dunia. Phenomena corporate restructuring PSSI adalah contoh klasik kelemahan bangsa kita yang terkadang kurang menghargai bangsa sendiri. Kalau boleh dikatakan belum sempurna melaksanakan praktek Good Corporate Governance. Jadi saran untuk PSSI, adalah pergilah ke Papua dan daerah2 Indonesia lainnya, burulah talenta2 sepakbola nasional kita.Mungkin mereka anak2 orang miskin tapi ingat Messi, Pogba, Pele dll itu juga anak2 kampung orang miskin. STOP merekrut talenta asing. Berikan kesempatan yang sama untuk putra putri Indonesia juga. Jangan melantarkan talenta2 bibit sepak bola di daerah2 seperti Papua, Maluku, dan propinsi2 di Indonesia Timur. Mereka bangsa Indonesia asli yang kita patut banggakan.
andrade.ag7
andrade.ag7 memberi reputasi
1
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.