Kaskus

Story

delia.adelAvatar border
TS
delia.adel
Kenangan yang Tak Terlupakan
Spoiler for pinteres:


Di awali dengan kata kata teruntuk kamu, aku bisa menjadi apapun juga, hingga Bertahuntahun lamanya sudah berlalu kami bersama, mengeksekusikan perjalanan cinta, sedari bulu ketiak baru saja menampakkan diri, hingga pada akhirnya terbunuh paksa karena usia.

Waktu pertama kali jumpa, tidak pernah berpikir jikalau jiwaku akan terhanyut oleh semua kalimat kalimat manisnya, saat sebuah pertemuan tak sengaja, pada salah satu pantai terkeren di deket Bandung membuat nama kita menjadi bentuk keutuhan tunggal, bahkan membentuk reposisi junior dari beberapa produk, berjenis kelamin pria dan wanita. Lisa praterine dan Erick satonga.

Kala itu dia adalah pria yang menghabiskan waktunya pada sebuah laptop, untuk sekedar mencari kehidupan dengan berbagai aktifitas. Sebab telah lama terjebak di antara trauma cinta, di sepenggal kisah remajanya yang hancur morat marit tanpa harapan. Hingga melampiaskan rasa sepinya dengan membunuh waktu dalam tumpukan kertas kertas kerja tiada habis-habisnya. Dan karena hal itu pulalah cinta bersemi, lewat bayang bayangan Candu dari masa lalu paling buruk.

Padahal jika di perbolehkan berkata jujur, wajahnya sangat tampan, anugerah tanpa sadar miliknya itu, tidak ingin di tampilkan sembarangan dan karena itulah dia menjadi bujang lapuk tanpa pasangan pasti, untuk masa depannya. Lebih menikmati kopi di balkon bersama lagu lagu korea yang didapatkan dari menonton animasi.

Ada yang bilang dia terlalu protektif, jarang tersenyum lepas, membosankan dan malas untuk menikmati kehidupan sekitarnya. Hingga kesehariannya hanya terkurung dalam ruangan kosan seharga tujuh ratus ribu perbulannya, tanpa ada keinginan untuk berinteraksi lebih lanjut.

Kehidupannya sangat monoton, terjadwal dan sangat kaku. Dia terlalu lama dalam kenyaman yang menjebak kebebasannya untuk bersosialisasi dengan keindahan lain dari sisi dunia yang penuh dengan warna.

Padatnya rutinitas yang sama setiap hari tak membuatnya merasa asing. Bahkan sebaliknya, dia menjadi seperti hidup pada dunianya sendiri dan memecahkan banyak kisah cerita inspiratif untuk di tunjukkan kepada dunia luar, walaupun jiwanya terkunkung dalam sangkar kenyamanannya sendiri.

Namun ketika menemukan wajahku yang manis ini, dia menjadi lebih terbuka, humoris serta romantis. Sulit kukatakan kesan pertamaku untuknya, yang memiliki ambisi untuk lebih sukses dan nantinya akan menjadi calon konglomerat, minimal di kampung halamannya, walaupun belom bisa dipastikan waktunya kapan, akan tetapi sudah merencanakan masa depannya dan sekarang sedang mengadu nasib di perantauan. Bismillah katanya, ketika semua keinginannya berhamburan lari untuk mencapai cita-cita nya.

Kami berjumpa setelah masing masing diri letih merawat luka luka cinta. Saat mataku sedang asik memandang laut lepas, tiba-tiba dia datang menabrak tanpa sengaja, akibat terlalu fokus kepada siklus alam yang sedang bergembira karena langit menciptakan pesonanya.

"Aduh!"
"Maaf maaf dik!"
"ya tidak apa-apa, mas."

Namun mata kami tidak saling memadang satu sama lainnya, karena terlalu sibuk menatap langit dan lautan lepas.

"Cantiknya!" Begitulah perkataan kami yang sama sama keluar, ketika warna warna pelangi terbentuk setelah hujan dan dia mengabadikannya ke dalam sebuah ponsel.

Kami tertawa lepas setelah menyadari keberadaan masing masing dan berkenalan. Di pertemukan oleh hobi yang sama, yaitu sama sama mencintai keindahan alam, seni lukis dan musik yang sama.

Walaupun kami bukan seorang seniman, namun jiwa seni sudah terpasang sempurna dalam kematangan pengamatan kami dalam memandang objek yang bisa di katakan kalau hal tersebut memiliki nilai seni.

Akhirnya kami berbincang bincang penuh basa basi yang sangat aneh menurutku, karena jujurnya dia pria terkaku yang pernah ada dalam kehidupanku.

"Dek, aku suka matamu yang berbentuk elips dengan bulu mata panjang, hitam dan lebat. Sangat cantik alami, berkharakteristik seni." Begitulah kalimat pertama yang terlontar dari mulutnya yang berhasil menjebakku dalam kehangatan cinta yang paling dasar.

Aku hanya tertawa pada saat itu, memang benar banyak orang yang memuji alisku seperti seni rupa yang tengah di buat sempurna, padahal tidak pernah sekalipun aku melukis alis pada wajahku.

Dan aku hanya memandanginya dengan takjub, lalu membalas pujiannya dengan kejujuran setelah memperhatikan parasnya begitu lama, "mas, kenapa kamu tampan sekali? Aku jadi silau oleh pesona mu ini."

Kami tertawa kemudian. Lalu mulai saling membuka hati. Sedari jalanan sepi, hingga kembali sepi lagi, akibat pergantian waktu tanpa terasa sudah berjam jam saling menunjukkan luapan emosi, dan berekspresi di sepanjang jalan menuju penginapan.

"Sampai jumpa besok dek!"
"Jumpa lagi, tampan!"

Dan akhirnya malam itu menjadi kenangan terindah yang tak terlupakan bagi kami berdua.

"Semoga kita di pertemukan lagi di lain kesempatan." Begitulah doa tidur kita masing masing hingga pada akhirnya memiliki mimpi yang sama dan terbangun di waktu tahajut.

"Dek, sudah tidur?"
"Baru bangun mas, baru saja tajahut."
"Loh kok sama, dek?"
"Sleep call nyok!"

Akhirnya hanya ponsel masing masing yang menjadi saksi bahwasanya panah cinta baru saja menemukan sasarannya yang paling tepat.



....the .....theme-ndra ...putsahenisa.
jiren11
bukhorigan
iwakendog
iwakendog dan 21 lainnya memberi reputasi
22
2K
149
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.3KThread47.2KAnggota
Tampilkan semua post
kabalismeAvatar border
kabalisme
#46
Namanya Brian itu rumahnya yg di cipete bukan yak emoticon-Bingung (S)
indrag057
delia.adel
delia.adel dan indrag057 memberi reputasi
2
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.