- Beranda
- TEAM NASIONAL INDONESIA
::Tim Nasional Indonesia:: - Part 8
...
TS
fundayhoho
::Tim Nasional Indonesia:: - Part 8
THREAD TIM NASIONAL INDONESIA
Garuda di Dadaku

SOCCER ROOM GENERAL RULES
Read This Before Posting
Read This Before Posting
Spoiler for Rules:
TAMBAHAN
Quote:
NB (Nurdin Balid): jangan ngepost dulu gan.... ane mau nambahin post lagi....
miftahulreza918 dan 29 lainnya memberi reputasi
26
335.3K
29.6K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
TEAM NASIONAL INDONESIA
148Thread•3.6KAnggota
Tampilkan semua post
advitha
#8212
Di tengah gembar-gembor pembinaan usia dini yang digadang-gadang sebagai kunci kemajuan sepak bola Indonesia, sebuah fenomena kelam justru terkuak. Pelatih Timnas Indonesia U-16, Nova Arianto, dibuat miris dengan kenyataan pahit pengaturan skor di kancah kompetisi usia dini.
Kisah ini bermula dari pertandingan PSM National Championship 2024 U-10 dan U-12, mempertemukan klub Hassanuddin FC Yellow dan Lapatau Football School. Di lapangan Stadion FIK UNM Banta-Bantaeng, bukan aksi sportif dan semangat juang yang tersaji, melainkan sandiwara sepak bola yang mencoreng nilai-nilai fair play.
Di depan mata Nova Arianto dan para penonton, terlihat jelas bagaimana salah satu tim, dengan sengaja, membuka jalan bagi tim lawan untuk mencetak gol. Aksi ini diawali dengan operan santai di area gawang sendiri, seolah tanpa perlawanan berarti.
Percobaan pertama 'hadiah' gol ini gagal, namun tak lama kemudian, drama kembali tersaji. Sepakan lemah pemain tim 'kuning' dibiarkan begitu saja oleh kiper tim 'merah', menghasilkan gol yang tak terduga.
Seakan tak cukup dengan 'hadiah' gol, momen ini pun diwarnai dengan tos antar pemain kedua tim, seolah merayakan keberhasilan skenario pengaturan skor yang memalukan ini.
Video kelam ini pun viral di media sosial, ditanggapi dengan kekecewaan dan kemarahan publik sepak bola Indonesia. Nova Arianto hanya bisa berkomentar singkat, "Miris," dengan emoji kebingungan, menggambarkan betapa pilunya hati melihat masa depan sepak bola usia dini di tanah air.
Fenomena ini membuka luka lama bahwa pengaturan skor bukan lagi cerita asing di sepak bola Indonesia. Mirisnya, kini penyakit ini merambah ke kancah usia dini, di mana seharusnya menjadi fondasi pembinaan karakter dan sportivitas para pemain muda.
Publik pun bertanya-tanya, di mana peran PSSI dan Erick Thohir selaku Ketua Umum? Apakah mereka akan tutup mata terhadap praktik curang yang merusak masa depan sepak bola Indonesia?
Jika situasi ini terus dibiarkan, tak heran jika Timnas Indonesia di kelompok umur lebih memilih untuk mengandalkan pemain keturunan. Disiplin dan pemahaman sepak bola modern mungkin memang lebih mudah didapat dari pemain yang menimba ilmu di luar negeri.
Namun, bukan berarti pembinaan usia dini di tanah air patut diabaikan. Kesadaran dan komitmen dari semua pihak, mulai dari PSSI, pembina, pelatih, orang tua, hingga para pemain, sangatlah dibutuhkan untuk memberantas pengaturan skor dan membangun budaya sepak bola yang sehat.
Sepak bola Indonesia tak selamanya harus bergantung pada pemain keturunan. Produk-produk dalam negeri pun harus didorong untuk bisa bersaing dan mengharumkan nama bangsa. Mari kita bersama-sama tolak pengaturan skor dan selamatkan masa depan sepak bola Indonesia!
Kisah ini bermula dari pertandingan PSM National Championship 2024 U-10 dan U-12, mempertemukan klub Hassanuddin FC Yellow dan Lapatau Football School. Di lapangan Stadion FIK UNM Banta-Bantaeng, bukan aksi sportif dan semangat juang yang tersaji, melainkan sandiwara sepak bola yang mencoreng nilai-nilai fair play.
Di depan mata Nova Arianto dan para penonton, terlihat jelas bagaimana salah satu tim, dengan sengaja, membuka jalan bagi tim lawan untuk mencetak gol. Aksi ini diawali dengan operan santai di area gawang sendiri, seolah tanpa perlawanan berarti.
Percobaan pertama 'hadiah' gol ini gagal, namun tak lama kemudian, drama kembali tersaji. Sepakan lemah pemain tim 'kuning' dibiarkan begitu saja oleh kiper tim 'merah', menghasilkan gol yang tak terduga.
Seakan tak cukup dengan 'hadiah' gol, momen ini pun diwarnai dengan tos antar pemain kedua tim, seolah merayakan keberhasilan skenario pengaturan skor yang memalukan ini.
Video kelam ini pun viral di media sosial, ditanggapi dengan kekecewaan dan kemarahan publik sepak bola Indonesia. Nova Arianto hanya bisa berkomentar singkat, "Miris," dengan emoji kebingungan, menggambarkan betapa pilunya hati melihat masa depan sepak bola usia dini di tanah air.
Fenomena ini membuka luka lama bahwa pengaturan skor bukan lagi cerita asing di sepak bola Indonesia. Mirisnya, kini penyakit ini merambah ke kancah usia dini, di mana seharusnya menjadi fondasi pembinaan karakter dan sportivitas para pemain muda.
Publik pun bertanya-tanya, di mana peran PSSI dan Erick Thohir selaku Ketua Umum? Apakah mereka akan tutup mata terhadap praktik curang yang merusak masa depan sepak bola Indonesia?
Jika situasi ini terus dibiarkan, tak heran jika Timnas Indonesia di kelompok umur lebih memilih untuk mengandalkan pemain keturunan. Disiplin dan pemahaman sepak bola modern mungkin memang lebih mudah didapat dari pemain yang menimba ilmu di luar negeri.
Namun, bukan berarti pembinaan usia dini di tanah air patut diabaikan. Kesadaran dan komitmen dari semua pihak, mulai dari PSSI, pembina, pelatih, orang tua, hingga para pemain, sangatlah dibutuhkan untuk memberantas pengaturan skor dan membangun budaya sepak bola yang sehat.
Sepak bola Indonesia tak selamanya harus bergantung pada pemain keturunan. Produk-produk dalam negeri pun harus didorong untuk bisa bersaing dan mengharumkan nama bangsa. Mari kita bersama-sama tolak pengaturan skor dan selamatkan masa depan sepak bola Indonesia!
jemesbono dan 2 lainnya memberi reputasi
3
Tutup

ane minta ijin buat trit timnas yang baru 



Sudah ada trit sendiri gan 