Kaskus

News

Pengaturan

Mode Malambeta
Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

mabdulkarimAvatar border
TS
mabdulkarim
TPNPB-OPM: RSUD Paniai Jadi Markas Militer, Pasien Dipaksa Keluar

TPNPB-OPM: RSUD Paniai Jadi Markas Militer, Pasien Dipaksa Keluar

Pasukan TPNPB-OPM menyiapkan prosesi pembakaran mayat Detius Kogoya, personil Komando Daerah Pertahanan (Kodap) VIII Intan Jaya. Detius tewas setelah baku tembak dalam penyerangan di Kampung Madi, Distrik Paniai Timur, Kabupaten Paniai, Papua Tengah, pada 21 dan 22 Mei 2024. (Doc. TPNPB)
The Papua Journal- Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) melaporkan bahwa Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Paniai telah dijadikan markas oleh TNI dan Polri, dan mengelurkan pasien “mengusir secara paksa". Hal tersebut disampaikan oleh Sebby Sambom, Juru Bicara Komando Markas Pusat Komando Nasional TPNPB-OPM, Minggu, (25/05)

“Brigadir Jenderal Matius Gobai, Pimpinan TPNPB-OPM Komando Daerah Pertahanan XIII Paniai Kegepa Nipouda, melaporkan bahwa setelah kontak tembak antara TNI dan Polri dengan pasukan elit TPNPB-OPM KODAP VIII Intan Jaya di Uwibutu Madi, Distrik Paniai Timur, militer Indonesia melakukan siaga satu dan menduduki RSUD Paniai, kios, sekolah, dan beberapa rumah warga pendatang untuk dijadikan pos penjagaan,” jelas Sebby Sambom meneruskan pesan Matius Gobai.

“Pasien dikabarkan diterlantarkan karena TNI dan Polri. Pasien yang sakit berat menjadi kebingungan karena petugas kesehatan diancam untuk meninggalkan rumah sakit. Pelayanan kesehatan di IGD Paniai pun dihentikan, dan semua pasien serta petugas kesehatan dipulangkan,” katanya.

TPNPB-OPM menuduh TNI dan Polri telah melanggar prinsip-prinsip Hukum dan HAM Internasional yang tertuang dalam Hukum Humaniter Internasional tentang perlindungan tempat pelayanan kesehatan dan pasien serta pelayanan kesehatan. Hal ini menunjukkan bahwa militer Indonesia adalah militer teroris yang benar-benar tidak punya rasa kemanusiaan dan pemerintahan kolonial Indonesia yang tidak mampu menghargai kemanusiaan.

“Paska penyerangan TNI dan Polri dalam rangka Operasi Virus dan Teritorial oleh Pasukan Elit dari TPNPB-OPM KODAP VIII Intan Jaya beberapa waktu lalu di kampung Uwibutu Madi Distrik Paniai Timur, Paniai telah membuat rakyat sipil pribumi Papua banyak yang mengungsi ke hutan-hutan dan ada yang ke kota-kota. Situasi ini semakin berubah-ubah karena TNI dan Polri juga sedang melakukan berbagai swiping, penangkapan, pembunuhan dan pengejaran warga sipil biasa yang tidak tahu apa-apa. Dengan demikian Wilayah Paniai sudah menjadi Wilayah Darurat Militer Indonesia dan Darurat Krisis Kemanusiaan,” jelas dalam pernyataan tertulis itu.

Pada pagi hari Minggu, 26 Mei 2024, pukul 07.00 WIT, semua pasien dari RSUD Paniai, termasuk yang sakit berat, sehingga mereka harus mencari perawatan di tempat lain atau pulang ke rumah, menghadapi ancaman serius terhadap keselamatan mereka. (*)

https://www.thepapuajournal.com/taha...dipaksa-keluar


Komnas HAM Papua Sebut Pelayanan RSUD Paniai Belum Kondusif karena Kehadiran TNI-Polri
TPNPB-OPM: RSUD Paniai Jadi Markas Militer, Pasien Dipaksa Keluar
Suasana pasien Rumah Sakit Umum Daerah (RUSD) di Jalan Raya Madi, Badauwo, Paniai Timur, Paniai, Papua Tengah, dipaksan kosongkan rumah sakit pada Ahad, 26 Mei 2024. Keluarga memboyong pasien keluar diduga atas desakan aparat TNI-Polri. Dok. Istimewa
IKLAN


TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komnas HAM Papua, Frits Ramandey, mengatakan, pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Madi, Kabupaten Paniai, Papua Tengah, tak kondusif karena kehadiran aparat gabungan TNI-Polri, Ahad, 26 Mei 2024.

Komnas HAM Papua menerima laporan pasukan TNI-Polri datang ke RSUD tanpa ada pemberitahuan. Kehadiran mereka masih dalam situasi konflik bersenjata antara TNI-Polri dengan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat alias TPNPB beberapa hari lalu.


"Informasinya aparat gabungan masuk ke rumah sakit untuk pengamanan," kata Frits saat dihubungi, Ahad, 26 Mei 2025.


Namun, Komnas HAM Papua juga menerima informasi, tenaga medis RSUD Paniai yang meminta TNI-Polri hadir untuk pengamanan. "Versi lain, RSUD meminta pengamanan karena ada kondisi di mana dokter dan perawat merasa tak nyaman," kata Frits.

Di samping itu, Frits juga mendengar kabar, tenaga medis takut untuk datang ke RSUD Paniai. Mereka khawatir menjadi sasaran tembak pihak yang berkonflik.  Keadaan itu membuat pelayanan kesehatan tidak optimal. "Namun, informasi ini belum bisa saya klarifikasi," kata Frits.

Frits juga mengaku mendapatkan kabar, TNI-Polri mengusir pasien. Namun, Frits juga mendapatkan kabar pasien sendiri yang ingin dipindahkan ke Rumah Sakit lain karena alasan keamanan.

Sampai saat ini, Frits belum bisa menghubungi direktur RSUD Paniai, Agus, untuk dimintai klarifikasi mengenai hal ini. Frits hanya mengetahui bahwa Agus sudah mengatakan di media bahwa pasien sendiri yang meminta dirujuk ke rumah sakit lain.

Salah satu warga yang mengetahui informasi tersebut, Wim Bone Kogoya, mengatakan bahwa sejak dua hari lalu, Jumat, 24 Mei 2024, aparat TNI-Polri sudah mendesak pasien meninggalkan rumah sakit. "RSUD Paniai (dipaksa) dikosongkan. Pasien semua dibawa keluar dan rumah sakit dikuasai TNI-Polri," kata Wim melalui aplikasi perpesanan pada Ahad, 26 Mei 2024.

Sementara itu, TNI membantah mengusir pasien RSUD Madi Paniai. Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf, Candra Kurniawan, mengatakan, informasi itu merupakan hoaks. "Berita yang menyebar itu hoaks," kata Candra dalam keterangan tertulis, Ahad, 26 Mei 2024.

Candra mengatakan, aparat TNI dari Yonif 527 justru saat ini membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai. Pengamanan dilakukan karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat alias TPNPB akan membakar RSUD tersebut.

"Bahkan aparat TNI hadir di RSUD Madi atas permintaan dari Tim Medis karena merasa terancam dari aksi OPM," kata Candra.

Sebelumnya, konflik bersenjata terjadi di Kampung Madi, Distrik Paniai Timur, Kabupaten Paniai, Papua Tengah yang berlangsung pada 21 Mei dan 22 Mei 2024. Berdasarkan keterangan polisi, peristiwa TPNPB-OPM membakar 12 bilik kios di Paniai terjadi pada Selasa tengah malam, pukul 00.15 WIT.

Kelompok itu juga membakar gedung sekolah Pendidikan Anak Usia Dini, sekolah dasar, Sekolah Menegah Pertama YPPGI Kepas Kopo pada Rabu, 22 Mei lalu, pukul 02.55 WIT.
https://nasional.tempo.co/read/18724...iran-tni-polri




Kesaksian Petugas RSUD Paniai: Aparat Jadikan Rumah Sakit Pangkalan Militer
TPNPB-OPM: RSUD Paniai Jadi Markas Militer, Pasien Dipaksa Keluar
Suasana pasien Rumah Sakit Umum Daerah (RUSD) di Jalan Raya Madi, Badauwo, Paniai Timur, Paniai, Papua Tengah, dipaksan kosongkan rumah sakit pada Ahad, 26 Mei 2024. Keluarga memboyong pasien keluar diduga atas desakan aparat TNI-Polri. Dok. Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka atau TPNPB-OPM menyoroti pengusiran masyarakat yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RUSD) Paniai, Papua Tengah. Pasukan sipil—belakangan disebut kelompok kriminal bersenjata atau KKB—Itu menyebut aparat menggunakan fasilitas rumah sakit sebagai tempat berlindung.

“Karena takut menghadapi TPNPB, Tentara Nasional Indonesia memanfaatkan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pania menjadi ‘tameng manusia’ untuk melindungi diri dari serangan TPNPB,” kata juru bicara Manajemen Markas Pusat Komando Nasional TPNPB-OPM, Sebby Sambom, dalam keterangan tertulis pasca-pengusiran pasien, Ahad, 26 Mei 2024.

TPNPB-OPM mengutip kesaksian petugas kesehatan perihal insiden ini desakan kepada pasien supaya keluar dari ruang rawat. Dalam kesaksian itu, petugas rumah sakit ini menyatakan, untuk keselamatan bersama, RSUD Paniai ditutup sementara dengan melihat dinamika situasi Paniai. “Terutama di sekitar RSUD Paniai dijadikan pangkalan militer,” kata petugas RSUD Paniai, seperti dikutip Sebby.

Kesaksian itu menjelaskan bahwa karyawan rumah sakit sangat trauma dengan situasi di Paniai. Dia meminta doa masyarakat agar situasi di RSUD Paniai kembali beraktivitas normal. Dia menyebutkan bahwa keberadaan aparat akan berdampak kepada keselamatan seluruh awak rumah sakit dan pasien. “Kami takutkan di mana ada aparat keamanan, di situlah jadi sasaran target gangguan keamanan,” ujarnya.

“Kami merasa bahwa yang jadi sasaran itu dokter, perawat, seluruh karyawan RSUD, dan lebih khusus pasien yang sedang dirawat," bunyi kesaksian tertulis itu. Menurut petugas RSUD Paniai ini, rumah sakit bukan pangkalan militer. Lingkungan rumah sakit adalah pangkalan orang sakit.


Dalam kesaksian itu, dia menyatakan bahwa dokter dan perawat patuh pada dasar panggilan sesuai visi dan misi RSUD Paniai. Dia menyebutkan bahwa TNI telah melanggar kode etik pelayanan, terutama melanggar hukum humaniter. “Sebagai kesimpulan, petugas itu mengatakan, ‘Dunia ini masih ada karena orang benar masih ada,’” ujar Sebby.

Markas Pusat TPNPB-OPM menyatakan, pada 25 Mei 2024 seorang pasien mengabarkan informasi dari RSUD Paniai bahwa lantai 3 RSUD di Enarotali, Paniai, telah ditempati dan dipenuhi TNI. “Para pasien di RSUD Paniai disuruh pulang karena TNI telah menempati RSUD sebagai markas pertahanan TNI untuk hadapi TPNPB-OPM,” kata TPNPB-OPM.


TPNPB-OPM menilai, pendudukan rumah sakit itu pernah terjadi di Intan Jaya. Rumah penyembuhan pasien dijadikan sebagai markas TNI-Polri. “Sehingga para pasien dipaksa pulang ke rumah dan orang sakit takut datang berobat di rumah sakit,” tutur Sebby.

Kepala Kepolisian Resor Paniai Ajun Komisaris Besar Abdus Syukur Felani, membantah adanya pengusiran pasien dari rumah sakit. Dia mengatakan bahwa berita tersebut tidak benar. Ia meminta masyarakat tidak mudah percaya informasi yang sumbernya belum jelas.

Tidak benar adanya pengusiran pasien, justru kehadiran TNI-Polri untuk memberikan rasa aman baik kepada pasien maupun petugas kesehatan,” kata Abdus dalam keterangan tertulis pada Ahad, 26 Mei 2024. Dia mengatakan, TNI-Polri mengamankan RSUD karena itu obyek vital yang perlu diamankan agar memberikan rasa aman kepada masyarakat.

Menurut dia, perihal penutupan pintu ruangan Instalasi Gawat Darurat RSUD Paniai, merupakan tindakan pencegahan. Penutupan pintu ruang IGD dilakukan petugas rumah sakit. Alasannya kunci pintu tersebut rusak. “Untuk mencegah terjadinya pencurian di dalam ruangan tersebut, petugas RSUD melakukan penutupan,” ucap Abdus.
https://metro.tempo.co/read/1872394/...gkalan-militer

Kapendam Cendrawasih Bantah TNI Usir Pasien dan Tutup RSUD Madi Paniai
TPNPB-OPM: RSUD Paniai Jadi Markas Militer, Pasien Dipaksa Keluar

Suasana pasien Rumah Sakit Umum Daerah (RUSD) di Jalan Raya Madi, Badauwo, Paniai Timur, Paniai, Papua Tengah, dipaksan kosongkan rumah sakit pada Ahad, 26 Mei 2024. Keluarga memboyong pasien keluar diduga atas desakan aparat TNI-Polri. Dok. Istimewa
TEMPO.CO, Jakarta - TNI membantah mengusir pasien Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Madi, Paniai Timur, Kabupaten Paniai Papua. Kepala Penerangan Daerah Militer atau Kapendam XVII/Cenderawasih Letnan Kolonel Inf, Candra Kurniawan, mengatakan, informasi itu merupakan hoaks.

"Berita yang menyebar itu hoaks," kata Candra dalam keterangan tertulis, Ahad, 26 Mei 2024.

Candra mengatakan, aparat TNI dari Yonif 527 justru saat ini membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai. Pengamanan dilakukan karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat alias TPNPB akan membakar RSUD tersebut.

"Bahkan aparat TNI hadir di RSUD Madi atas permintaan dari Tim Medis karena merasa terancam dari aksi OPM," kata Candra.

Di media sosial, ada pula video yang memperlihatkan RSUD ditutup dengan cara dipalang. Lalu, beredar kabar pasien anak-anak tidak diperhatikan. Mereka bahkan diminta untuk dicarikan rumah sakit lain.


Candra mengatakan, telah mengkonfirmasi ke pihak RSUD. RSUD menjelaskan pihaknya menutup pintu dengan memalang karena kunci pintu rusak. Mereka takut obat-obatan dan alat medis hilang.

Soal pasien anak yang tidak diperhatikan, menurut Candra, hal itu karena RSUD Madi tidak memiliki dokter spesialis anak sehingga pasien anak-anak saat ini dialihkan ke RS Deiyai. "Jadi sekarang sudah jelas bahwa TNI tidak pernah mengusir pasien," kata Candra.

Sebelumnya dikabarkan TNI-Polri mengusir pasien RSUD Madi Paniai. Salah satu warga yang mengetahui informasi tersebut, Wim Bone Kogoya, mengatakan bahwa sejak dua hari lalu, Jumat, 24 Mei 2024, aparat TNI-Polri sudah mendesak pasien meninggalkan rumah sakit. "RSUD Paniai (dipaksa) dikosongkan. Pasien semua dibawa keluar dan rumah sakit dikuasai TNI-Polri," kata Wim melalui aplikasi perpesanan pada Ahad, 26 Mei 2024.

Sebelumnya, konflik bersenjata terjadi di Kampung Madi, Distrik Paniai Timur, Kabupaten Paniai, Papua Tengah yang berlangsung pada 21 Mei dan 22 Mei 2024. Berdasarkan keterangan polisi, peristiwa TPNPB-OPM membakar 12 bilik kios di Paniai terjadi pada Selasa tengah malam, pukul 00.15 WIT.

Kelompok itu juga membakar gedung sekolah Pendidikan Anak Usia Dini, sekolah dasar, Sekolah Menegah Pertama YPPGI Kepas Kopo pada Rabu, 22 Mei lalu, pukul 02.55 WIT.

https://nasional.tempo.co/read/18724...ud-madi-paniai

Jelas-jelas fitnah..
Pas kejadian berlangsung di Paniai, rekan di Twitter/X mengabarkan chat WA grup kabar Nakes yang bertugas di RSUD Paniai ketakutan pas KKB berulah dan menyebarkan CCTV evakuasi masyarakat sipil termasuk di hari ke-2 aparat membantu penjagaan RSUD di tengah ancaman serangan KKB lagi.

Malah OPM mutar balikan fakta dan akun yang nyebar kabar Nakes di Paniai hilang karena mulai ditarget OPM sebagai "intel" atau di-report?


0
286
9
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
KASKUS Official
676.5KThread46.1KAnggota
Tampilkan semua post
bokan.bomadAvatar border
bokan.bomad
#1
rudapaksa itu nakes jawa
0
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.