Novena.Lizi
TS
Novena.Lizi
Aktivis Buruh Sentil Ganjar soal TKA China: Kita Jadi Tuan dan Budak
Aktivis Buruh Sentil Ganjar soal TKA China: Kita Jadi Tuan dan Budak

Selasa, 19 Sep 2023 11:41 WIB


Ilustrasi. Ganjar singgung keberadaan TKA China di Indonesia. (CNN Indonesia/ Damar)

Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum DPP Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPSI) Moh Jumhur Hidayat menilai tenaga kerja Indonesia sangat hebat dan tidak kalah dengan tenaga kerja asing (TKA), khususnya TKA China.
Pernyataan ini disampaikan Jumhur merespons bakal calon presiden (capres) PDIP Ganjar Pranowo yang meragukan orang Indonesia bisa menggantikan pekerjaan TKA China.

Eks Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan (BNP2) TKI itu lantas mempertanyakan apakah TKA China masih diperlukan untuk mengerjakan tugas di tanah air.


"Tenaga kerja atau orang Indonesia lebih pintar dari China, mereka hebat. Apa TKA China masih diperlukan kalau Indonesia hebat?" ujar Jumhur kepada CNNIndonesia.com, Selasa (19/9).

Jumhur bercerita pernah mengirim 60 ribu tenaga kerja Indonesia ke Korea dengan gaji minimum 23 juta per bulan saat masih menjadi bawahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Mereka bekerja di industri dan perusahaan top. Apa skill worker kita kurang? Enggak. Kita juga pernah kirim ke Jepang. Loh ini cuma narik kabel masa Indonesia enggak bisa?" tuturnya.

Ia mengatakan Indonesia dan China memiliki kerja sama khusus dalam paket kerja investasi. Menurutnya, hal itu sangat menguntungkan China.

"Dalam paket kerja sama khusus Indonesia China itu terjadi secara paket investasi. Uang, barang, tenaga kerja, dan pembelinya dari China. Jadi seluruh paket dikunci dalam kerja sama itu," kata dia.

Ia justru mempertanyakan apakah Ganjar mengerti soal kerja sama investasi Indonesia China tersebut. Ia mengaku sedih jika seorang bakal calon presiden tak mengerti persoalan itu.

"Ganjar ngerti ini atau tidak? Saya sedih mendengar pernyataan seperti itu kalau dia tidak mengerti. Akan tetapi, kalau dia mengerti dan diam, berarti dia menyembunyikan soal ini dan nakal," ucapnya.

"Memang kita itu master and slave, jadi tuan dan budak. Kita didikte dalam paket itu dan tidak bisa mengusir TKA China jika tak melakukan negosiasi ulang," imbuhnya.

Di sisi lain Ketua Umum Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) Sunarno tak menolak adanya TKA China lantaran TKI banyak di luar negeri. Namun, dia menilai Ganjar harus mempelajari aturan-aturan ketenagakerjaan secara lebih mendalam agar dapat memahami substansi masalah secara fundamental soal tenaga kerja.

"Saat ini banyak perusahaan investasi China industri pertambangan dan ekstraktif yang pakai TKA secara berlebihan. Bahkan memicu bentrokan dengan pekerja lokal," ujar Sunarno kepada CNNIndonesia.com.

Menurutnya, Ganjar seharusnya mencarikan solusi secara komprehensif, bukan sekedar pencitraan belaka. Sebagai bentuk komitmen, ia meminta Ganjar mendorong dalam pencabutan Omnibus Law.

"Segera cabut Omnibus Law Cipta Kerja Undang-undang No.6/2023 dan PP 34/2021 sebagai sumber permasalahan yang berdampak luas bagi masyarakat kecil," kata dia.

Di sisi lain Presiden Partai Buruh Said Iqbal tidak setuju jika TKA China bekerja di Indonesia, khususnya pekerja kasar. Menurutnya, banyak sumber daya manusia dari tanah air yang bisa mengerjakan pekerjaan kasar.

"Buruh kasar TKA China merebut lapangan pekerjaan buruh Indonesia. Padahal, buruh Indonesia bisa mengerjakan pekerjaan itu, bahkan skill orang Indonesia lebih baik dengan gaji yang dibayar lebih murah dari pada TKA China," ujar Said Iqbal kepada CNNIndonesia.com.

Menurutnya, buruh Indonesia lebih baik dalam berbagai hal, seperti pekerjaan las, tukang bangunan, operator mesin pabrik, buruh pertambangan, operator kereta cepat, maintenance mesin produksi, dan lain-lain.

Oleh sebab itu, Said berharap pekerja kasar TKA China dikembalikan ke negara asalnya sesuai pernyataan Ganjar karena buruh di Indonesia sudah bisa menggantikan tugas-tugas itu.

"Semua itu bisa dikerjakan buruh lokal, tidak perlu buruh kasar TKA China. Jadi, kurang tepat jika dibilang orang Indonesia tidak atau belum siap menggantikan. Mereka bisa dan siap," tuturnya.

Bakal calon presiden PDIP Ganjar Pranowo mengatakan siap memulangkan para tenaga kerja asing (TKA) asal China jika sumber daya manusia di dalam negeri sudah memadai. Hal itu Ganjar sampaikan dalam kuliah kebangsaan di Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) bertajuk 'Hendak Ke Mana Indonesia Kita?'.

Meski demikian, dia tak menyebut detail pekerjaan pegawai China yang ia sebut sebagai skill worker atau pekerja kasar alias buruh.

"Jangan ada yang teriak-teriak ya, itu banyak pegawai China, diusir pak. Ya sudah kita usir besok pagi, tapi kamu bisa gantikan enggak?" ujar Ganjar, Senin (18/9).

Belajar dari pengalaman selama memimpin Jawa Tengah, Ganjar mengaku tak ingin bertele-tele membicarakan masalah tersebut jika tak ada orang yang bisa menggantikan tenaga asing.

"Kalau saya bicara blak-blakan. Enggak ada kita bicara 'oh iya ya nanti kita bicarakan', kesuwen (kelamaan). Itu namanya ora (tidak) sat set," katanya.

https://www.cnnindonesia.com/nasiona...tuan-dan-budak
muhamad.hanif.2pilotproject715
pilotproject715 dan muhamad.hanif.2 memberi reputasi
2
629
42
Berikan Komentar
Yuk bergabung agar dapat lebih banyak informasi yang dibagikan di Komunitas Berita dan Politik
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
663.1KThread36.8KAnggota
Tampilkan semua post
entertainer
entertainer
#22
bukan masalah skill aja yang jauh beda.

malah yang terpenting yang tidak dipunyai kebanyakan buruh Indonesia: ATITUDE

kalau di China, pekerjanya udah terbiasa dengan etos kerja 996, dari jam 9 pagi sampe jam 9 malam 6 hari seminggu.

kalau di Indonesia yang paling tinggi dedikasinya dan kerhanya bagus cuma dari jam 8 pagi sampe jam 5 sore 5 hari seminggu .

yang rata-rata sih biasanya jam 8 masuk, jam 10 hilang, jam 11 masuk, jam 12 istirahat, jam 1 masuk, jam 2 hilang jam 3 masuk jam 5 pulang. jadi paling banyak kalo dihitung cuma 6 jam sehari.

dengan etos 996 artinya bekerja 72 jam seminggu

tipical pekerja disini bekerja 30 jam seminggu

kalaupun gaji buruh disini lebih murah setengahnya gue yakin semua pengusaha juga bakal pilih buruh import.

misalnya, soal natematika:
pekerjaan yang perlu diselesaikan dengan 1.000.000 jam kerja sebulan, maka:

- buruh import = perlu 463 orang
- buruh lokal perlu = 1111 orang

walaupun gaji buruh lokal misalnya cuma 50%nya gue yakin semua pengusaha kalau memungkinkan akan pilih buruh import, alasannya karena semakin banyak pekerja perlu semakin banyak supervisi, semakin banyak problem, semakin banyak yang perlu dikasih makan, transport, dll. karena problem yang paling memusingkan ya berhubungan dengan personal dibandingkan dengan peralatan kerja.
pilotproject715antikhilafah
antikhilafah dan pilotproject715 memberi reputasi
2
Tutup
Hot Threads
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.