Screenshot Pribadi

Buddha merupakan salah satu aliran kepercayaan yang kita tahu telah lama berada di Indonesia. Bahkan lebih lama dari pada agama Mayoritas. Ajaran filosofis Buddha pertama kali diajarkan oleh Siddharta Gautama pada abad ke-4 SM hingga 6 SM di India Utara dan menyebar hingga ke China hingga Asia Tenggara sepetri Thailand, Kamboja dan Myanmar.

Dalam salah satu ajarannya, ada sebuah tradisi yang disebut dengan sebutan thudong. Yaoti tradisi berjalan kaki yang dilakukan oleh para penganut Buddha sejauh ribuan kilometer demi mencapai tujuan yang ditentukan. Seperti yang banyak diberitakan, saat ini sudah ada sekelompok orang Buddha asal Thailand yang melakukan thudong menuju Candi Borobudur.

Pengembaraan mereka ini sudah berjalan sejak beberapa bulan lalu dan baru sekarang sampai di pulau Jawa. Banyak warga yang bertemu mereka di jalan dan memberi sambutan seperti mendanakan makanan, buah hingga keperluan lainnya. Bahkan di Cirebon, ada sekelompok tukang pijat yang memberikan pijat gratis untuk para peserta Thudong.


Sumber Gambar

Antusias sih antusias, tapi kita tetap harus menghormati mereka. Jaga etika dan tata krama kepada mereka. Jangan seperti yang ada dalam video berikut ini, yaitu di mana seorang berpakaian jubah oranye yang diketahui seorang peserta Thudong sedang berjalan disambut oleh orang sekitar. Namun ada satu orang yang mengatakan ucapan tak pantas kepadanya.

Orang yang tak terlihat dalam kamera itu meneriakinya “botak!” Akibatnya, peserta Thudong yang membawa bendera Indonesia itu lantas berhenti dan menunjuk orang tak sopan itu dengan wajah marah. Entah apa yang diucapkannya, tapi setelahnya ia langsung melanjutkan perjalanan. Orang lain yang ada di lokasi kemudian hanya menertawakannya.

Netizen dalam komentar terbelah menjadi dua. Ada yang menganggapnya tidak sopan, tapi ada juga yang menyebut kalau peserta Thudong itu yang baperan. Padahal memang botak, lalu kenapa marah dibilang botak? Kira-kira begitulah anggapan mereka.


Screenshot Pribadi

Menurut TS, memang sih dia botak. Tapi apakah sopan berteriak atau memanggil seperti itu kepada orang yang tidak kita kenal? Tentu tidak sopan, bukan? Coba posisinya dibalik kalau kita yang botak, lalu ada orang asing tiba-tiba meneriaki kita botak dengan nada dan cara bicara seperti yang ada pada video. Tentu rasanya kurang pantas dan bisa saja kita marah.

Jadi kalau memang belum kenal, ya jangan sok asik. Apalagi pada saat setelah berbuat begitu pelaku dan orang sekitar malah ketawa. Mungkin bagi mereka lucu ya, kalau iya sungguh minus sekali etika mereka. Toleransi antar agama sudah bagus, tapi kita harus tahu batasan. Bukan berarti semuanya bisa jadi bahan candaan untuk kita.


Sumber Gambar

TS sendiri melihat image orang Buddha seperti bikkhu atau bhante selalu teringat dengan sosok orang yang lemah lembut. Penyabar dan tidak mudah termakan emosi. Mungkin yang ada dalam video tersebut masih pemula kali ya, sehingga masih terpancing dengan omongan-omongan receh orang gak jelas di pinggir jalan.

Kalau kalian penasaran kenapa orang itu bisa bahasa Indonesia, karena memang tidak semuanya orang Thailand. Ada orang Indonesia yang ikut, termasuk juga orang Malaysia, Singapura dan negara sekitar Thailadn lainnya. Makanya dalam video tersebut, peserta Thudong itu membawa bendera merah putih di tangannya.
Semoga hal seperti ini tidak terjadi sampai nanti sampai di Bodobudur ya.



Kalau menurut kalian, emang orangnya yang kurang ajar atau si peserta thudong yang baperan?

Sumber: Link Referensi
Tulisan dan Narasi Pribadi