"jika kamu membuat sayur kurang asin, sebaiknya kamu kasih garam, biar asin...
dan jangan kamu do'ai agar asin.
seminggu kamu doai juga, aku tak yakin sayur yang tak asin itu akan menjadi asin karena doamu... aku lebih yakin kalau sayur itu jadi basi...
segala sesuatu itu ada sarat sareatnya sendiri sendiri....dan dzolim namanya kalau menempatkan segala sesuatu yang bukan pada tempatnya" (Mahkota Ruhani)

Selepas malam itu aku galau dan memikirkan hal ghaib malam itu apa dan bagaimana dan kutelp om Rahmad, "asalamualaikum om "
"waalaikumsalam, piye mas ?"
"piye kabare ?"
"apik wae ? Piye ?" kata dia to the point....
" anu, jane meh takon aku..."
" tanya apa ?"
"itu malam itu...." tanyaku ragu ragu...
"knapa?"
"setelah itu apa yang harus kulakukan ?"
"ya sudah itu cukup"
"lha trus ?"
"ya nunggu kamu naik jabatan atau posisi"
"waduh, ya lama donk"
"brapa taun lagi ?"
"3 taun lagi"
"walah, sue men kui" om rahmad terlihat kaget...
"lha itu...itu yang kutanyakan, ikhtiar apa yang harus kulakukan "
"anu mas, sabar...tanya abahe...kmaren saya diskusi sama abah dan hanya disuruh sabar dulu, nanti ada jalan"
" ya sudah kalo gitu"

Lama sudah aku tak membahas itu, mungkin tlah dua bulan lebih berlalu, dan mulai ada kejadian aneh aneh kepadaku, mulai datangnya utusan utusan negara yang sesideman muncul mencariku, mereka datang dengan cara yang tak aku pahami dan rasakan...

Menelitiku dari ujung ke ujung, tanpa pangkal dan ujung, seolah mereka bagai malaikat tuhan diutus menelisik aku dan siapa aku....

Semuanya fine dan oke, aku akan menerima ini, setiap trah yang akan membangun kota ditengah jawa nanti pasti diuji dan ditanting tanting....

Pas ketemu abah syamsu berkata padaku " aku lagi mikir cara kamu naik (pangkat) secepatnya karena banyak orang orang dijalan butuh bantuanmu, semua semakin mendesak untuk dibantu, sementara kamu belum juga bergerak maju"
"bagaimana caranya abah ? Aku tak tau bagaimana itu "
"maksudku belok dari institusi ke institusi gitu, aku susah menjelaskan karena diatas sana sedang bertarung para jendral dan bintang bintang ini, mungkin karena mau pemilu, meskipun belum jelas ada atau tidak, dan diadakan atau tidak"
"inggih abah " jawabku santun....

Aku hanya diam saja dan pikiran mengembara, rasanya bagaimana dulu raden wijaya membongkar alas tarik untuk jadikan kota majapahit, membuka alas mentaok untuk demak dan mataram, membabat pedukuan mangir, jadi ingat ki ageng pengging, jadi ingat brawijaya moksha, jadi ingat jaka tarub dan nawang wulan, jadi ingat sultan agung membangun karta, jadi ingat para leluhur jawa....

Semua bayangan berkelebatan dan menyampaikan pesan dan menenangkan, aku ada dan tiada, aku seperti fana dalam dunia para arwah, bagaimana ini ? Apakah ini dunia indigo yang aku alami ? Apakah ini kejawen atau sufi ? Atau ini maqom al ruh ? Semua teori tak bisa menjelaskan, yang kuingat bangunan di tengah pulau jawa itu telah disiapkan dalam maket dan sideplan ghaib.....

Seperti terhipnotis aximer dan extacy, seperti fantasi dalam nyata, seperti fata morgana di dalam morgana....

Berputar putar dalam alam nalar dan nyata...
Baru aku sadar ternyata ada tamu duduk didepan teras rumahku, dia mas andre kemudian dia berkata "matur nuwun bapak, telah mengajak saya masuk alam bermacam macam sampai terlihat lelah"

Yang namanya ikthiar itu bermacam cara, ada manusia, ada alam, ada Tuhan ada element element...

Kadang perintah abah syamsu itu seperti paribasan "kaya cecak nguntal empyak" cita cita yang tak mungkin tergapai...

Tapi sebagai manusia jawa itu ada pola pola yang tak kasad mata, bagaimana ibu soeharto pengen anak yang dikandungnya jadi raja, padahal bukan trah calon raja, dia tirakat dari dalam kandungan, ketika lahir diberi nama soeharto dan dia jadi raja beneran yaitu presiden RI kedua dan menjabat terlama....raja indonesia.....

Seperti juga kota di tengah jawa akan ada, soal waktu dan kapan, mungkin seperti bertanya tentang kiamat, sama sama tak tau kapan kita ini....

Dalam surat Asy-Syu’ara ayat ke 217 yang maknanya: “dan bertawakallah kepada (Allah) yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang,”.

Dan memang akal tak bisa menjelaskan secara sempurna mengapa daun hijau dan langit berwarna biru, dan juga tak bisa mendefinisikan siapa prima causa itu, yang jelas hidup dan mati itu diluar nalar dalam setiap kejadiannya....