- Beranda
- Stories from the Heart
Semburat Jingga Lembah Gunung Kelir
...
TS
kiocatra919
Semburat Jingga Lembah Gunung Kelir
Diubah oleh kiocatra919 28-03-2023 09:59
fanjihadiwij995 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
2K
7
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
kiocatra919
#4
Semburat Jingga Lembah Gunung Kelir 02
Malam itu demak hujan deras, sehingga banjir dimana mana menggenangi jalan jalan protocol kota itu, sementara aku dan kedua temanku berjalan dengan mobil mungilku memecah air yang melimpah dijalan dengan macet dan keriuhan motor motor mogok di kiri dan kanan jalan, semua merayap pelan berusaha lolos dari traffic malam ini….
Hujan selepas magrib dari Semarang tak terbendung dan sampailah aku di timur semarang daerah mranggen dan berbelok menuju pamotan menghindari daerah Kaligawe yang macet total, begitu sampai Abah Syamsu, telah menunggu dan memerintahkan kami agar segera menuju Kota Demak….
Perjalanan ke Demak terasa ringan, hujan telah enggan muncul hanya kadang rintik lembut seperti hujan di mekah, hanya seperti spray semburat langit malam itu, kemudian sholat isya dan muncul om Jimpey dan temannya…
Sebelum itu abah Syamsu mendawamkan ke mas Mario , Kakekmu itu saudagar kaya dan juga wali Bernama Idris tapi terkenal dengan nama “Bedor” makanya sekarang namamu berjuluk “bedor” jelas abah Syamsu…..
Selepas Sholat isya aku dan om Jimpey dibaiat dahulu sebelum masuk ke belakang Masjid demak dan berdoa di Makam Syech Maulana Magribi, sebuah makam berpagar dibelakang Masjid demak situ….
Memasuki are makam, kami tlah bawa bunga tabur dan memulai pembacaan doa khusus dipimpin abah syamsu, Ketika doa aku berdampingan dengan om Jimpey di kiriku dan abah Syamsu disamping kananku, om Rahmad dibelakangku, Bedor dan teman om Jimpey….
Tiba Tiba angin berhembus dari arah barat seperti membawa puluhan orang sepuh, ada yang bersorban dan bermahkota kuluk raja, disitu aku mulai tak focus berdoa, ini apa ? batinku berkata…
Ditengah berdoa abah Syamsu berkata “ Rahmad, Jangan dolan jauh jauh “
Sementara masih Hening dan dia tak menyahut, sementara aku selepasnya seperti melihat sebuah dialog antara doa abah Syamsu yang di sirrikan terdengar sangat lirih…..
“ini, sebuah baju kebesaran kupakaikan “ kaya lelaki didepanku itu, senyumnya ramah Bagai seorang pemimpin yang bijak dan om Jimpey diberikan “ baju putih berukir emas “ dan aku seperti menengok ke belakang dan memberikan ucapan terima kasih kepada om Rahmad, ternyata dia pembawa nampan berisi ubo rampe tadi….
Datang pula leluhurku dari timur dan berkata “ slamat yo ngger putuku, kepilih dadi manungsa kang nompo ndaru keprabon” (menerima wahyu pemimpin)
Dan aku hanya menunduk saja dan bingung , sementara batinku juga berbisik “ lho, bukannya ini orang yang pertama datang tadi, dia seperti menelitiku dengan seksama dan kebenaran siapa sebenarnya aku ini”
Selepas itu angin bertiup kencang dan manusia manusia masa lalu itu pergi dan melempar salam….
Kemudian setelah keluar abah Syamsu memerintahkan kepadaku “ ilmu yang kuwariskan agar kutulis dan disampaikan kepada anak cucunya kelak” , berisi ringkasan beberapa kitab yang dimplak`kan kepadaku, aku sendiri sebenarnya bingung, aku hanya bisa menirukan dan tak bisa membaca atau menulis dan memaknai kitab kitab itu……
Kemudian foto foto dan makan makan di Demak depan pasar besar, lalu kami berpisah dimana abah syamsu ikut mobilku Bersama bedor, rahmad, dan aku…..
Suasana hanya banyak diam dan diam saja, abah seperti diet bicara, pembicaraan mulai putus Ketika akan melewati sebuah lapangan yang gelap, dan abah syamsu mulai bercerita “ dua bulan lalu ada kesurupan masal disini, orang orang yang menerima ijazah pencak silat oleh guru besarnya malah pada kesurupan jadi ya lucu, orang ratusan kok kesurupan”
Om rahmad bertanya dibelakang stir “ lho kok bisa ? apa gurunya nggak mampu mengatasinya “
“ lha itu, usianya udah 70 tahun dan kelabakan mengatasi kesurupan itu”
“lah, trus pripun niku ?” aku nimpali
“akhirnya dicari orang orang yang mampu dan ada yang datang kerumahku dikawal anak anak banser sini dan minta tolong, lha waktu itu jam dua paginan, lha trus piye mas ?”
“hahaha trus piye bah kui ?” Rahmad ikut penasaran sementara bedor hanya ikut tertawa ngakak…
“ lama aku disana kemudian, aku buka sarungku dan tak kibarkan sambil berkata “ ayo yang mau ikut aku sini, yang nggak mau ikut kembali ke asalnya “ sambil muter muter alun alun situ”
“wahahahahaha” kami bertiga tertawa dan abah ikut senyum dan melanjutkan “ kemudian kyainya mendatangiku dan memelukku mengucapkan terima kasih dan aku didudukkan di tengah lapangan sambil berkata “ angkatlah aku jadi muridmu “
“Lha abah menjawab gimana waktu itu ?” tanyaku penasaran…
“ ya tak jawab pakai adab to ya, dia sudah sepuh sementara aku masih lebih muda dan kemudian aku memberitahu bahwa itu tanpa doa apa apa, itu yang kuucapkan hanya kaya kunci saja”
“ kunci apa itu mbah?” rahmad yang suka ghaib bertanya balik..
“ bahwa setiap tempat itu ada penguasanya dan kita yang datang ya harus minta ijin, dan tidak boleh sembrono kalo datang ketempat baru itu, jadi intinya uluk salam lah itu saja, itu kujelaskan kepada kyai itu dan dia akhirnya paham bahwa tidak boleh sembarangan masuk wilayah orang dan daerah orang, karena disitu ada penguasanya, ya harus kita minta ijin dan kulo nuwun istilahnya “ jelas abah Panjang lebar….
Sementara aku baru paham, intinya jangan sembarangan memasuki wilayah orang itu, ijin dan permisi adalah kunci keselamatan jika masuk wilayah baru, ternyata ajaran leluhur kita tlah banyak terlupakan dan tergerus jaman adalah ilmu yang benar dan menyelamatkan…..
Tiba tiba obrolan berhenti karena tlah sampai dirumah abah syamsu dan sesampainya disana kami pamit bertiga menuju grobogan, Ketika dijalan aku menyeletuk ke om rahmad “ makasih ya, tadi telah menolongku waktu di Demak “
Lama diam kemudian om rahmad menjawab “ aku hanya memberikan rembulan yang lama kusimpan dan kuberikan kepadamu, sebagai tanda bahwa kedua trah tlah Bersatu, perlambang bulan dan matahari dan itu adalah hakmu sepanjang kamu Amanah sebagai pemimpin dan membela rakyat, nusantara ini wilayah mbah mbah kita Majapahit dulu, rembulan adalah simbul brawijaya V moksa di lawu mas, menurutku begitu, eh…. Itu mbah siapa yang tadi leluhurmu itu….”
“ waduh, lupa nanya aku, jaman dahulu leluhur itu hobi gonta ganti nama, salah satunya Bernama Ahmad Shodiq putra putu Brawijaya IV katanya…. Tapi aku nggak tau pasti….”
Kulihat mario alias bedor tertidur dan hanya berdua kami bicara, selepasnya banyak diam karena hujan deras lagi…..
“ kuucapkan terima kasih buat kamu ya om”
“ sebetulnya ini tlah aku tunggu dan rencanakan, kemudian abah syamsu kok pas ngajak, makanya sekalian aku jadikan malam tadi…”
Jam dimobil menunjukkan satu pagi dan istri mulai rewel telpun, “sebetulnya kamu dimana mas???” katanya di tulisan WA, yang aku sadari dia biasanya berkedok was was dan khawatir. Tapi sejatinya dia cemburu dan takut lelakinya meninggalkannya dengan Wanita lain….itulah Wanita……

Hujan selepas magrib dari Semarang tak terbendung dan sampailah aku di timur semarang daerah mranggen dan berbelok menuju pamotan menghindari daerah Kaligawe yang macet total, begitu sampai Abah Syamsu, telah menunggu dan memerintahkan kami agar segera menuju Kota Demak….
Perjalanan ke Demak terasa ringan, hujan telah enggan muncul hanya kadang rintik lembut seperti hujan di mekah, hanya seperti spray semburat langit malam itu, kemudian sholat isya dan muncul om Jimpey dan temannya…
Sebelum itu abah Syamsu mendawamkan ke mas Mario , Kakekmu itu saudagar kaya dan juga wali Bernama Idris tapi terkenal dengan nama “Bedor” makanya sekarang namamu berjuluk “bedor” jelas abah Syamsu…..
Selepas Sholat isya aku dan om Jimpey dibaiat dahulu sebelum masuk ke belakang Masjid demak dan berdoa di Makam Syech Maulana Magribi, sebuah makam berpagar dibelakang Masjid demak situ….
Memasuki are makam, kami tlah bawa bunga tabur dan memulai pembacaan doa khusus dipimpin abah syamsu, Ketika doa aku berdampingan dengan om Jimpey di kiriku dan abah Syamsu disamping kananku, om Rahmad dibelakangku, Bedor dan teman om Jimpey….
Tiba Tiba angin berhembus dari arah barat seperti membawa puluhan orang sepuh, ada yang bersorban dan bermahkota kuluk raja, disitu aku mulai tak focus berdoa, ini apa ? batinku berkata…
Ditengah berdoa abah Syamsu berkata “ Rahmad, Jangan dolan jauh jauh “
Sementara masih Hening dan dia tak menyahut, sementara aku selepasnya seperti melihat sebuah dialog antara doa abah Syamsu yang di sirrikan terdengar sangat lirih…..
“ini, sebuah baju kebesaran kupakaikan “ kaya lelaki didepanku itu, senyumnya ramah Bagai seorang pemimpin yang bijak dan om Jimpey diberikan “ baju putih berukir emas “ dan aku seperti menengok ke belakang dan memberikan ucapan terima kasih kepada om Rahmad, ternyata dia pembawa nampan berisi ubo rampe tadi….
Datang pula leluhurku dari timur dan berkata “ slamat yo ngger putuku, kepilih dadi manungsa kang nompo ndaru keprabon” (menerima wahyu pemimpin)
Dan aku hanya menunduk saja dan bingung , sementara batinku juga berbisik “ lho, bukannya ini orang yang pertama datang tadi, dia seperti menelitiku dengan seksama dan kebenaran siapa sebenarnya aku ini”
Selepas itu angin bertiup kencang dan manusia manusia masa lalu itu pergi dan melempar salam….
Kemudian setelah keluar abah Syamsu memerintahkan kepadaku “ ilmu yang kuwariskan agar kutulis dan disampaikan kepada anak cucunya kelak” , berisi ringkasan beberapa kitab yang dimplak`kan kepadaku, aku sendiri sebenarnya bingung, aku hanya bisa menirukan dan tak bisa membaca atau menulis dan memaknai kitab kitab itu……
Kemudian foto foto dan makan makan di Demak depan pasar besar, lalu kami berpisah dimana abah syamsu ikut mobilku Bersama bedor, rahmad, dan aku…..
Suasana hanya banyak diam dan diam saja, abah seperti diet bicara, pembicaraan mulai putus Ketika akan melewati sebuah lapangan yang gelap, dan abah syamsu mulai bercerita “ dua bulan lalu ada kesurupan masal disini, orang orang yang menerima ijazah pencak silat oleh guru besarnya malah pada kesurupan jadi ya lucu, orang ratusan kok kesurupan”
Om rahmad bertanya dibelakang stir “ lho kok bisa ? apa gurunya nggak mampu mengatasinya “
“ lha itu, usianya udah 70 tahun dan kelabakan mengatasi kesurupan itu”
“lah, trus pripun niku ?” aku nimpali
“akhirnya dicari orang orang yang mampu dan ada yang datang kerumahku dikawal anak anak banser sini dan minta tolong, lha waktu itu jam dua paginan, lha trus piye mas ?”
“hahaha trus piye bah kui ?” Rahmad ikut penasaran sementara bedor hanya ikut tertawa ngakak…
“ lama aku disana kemudian, aku buka sarungku dan tak kibarkan sambil berkata “ ayo yang mau ikut aku sini, yang nggak mau ikut kembali ke asalnya “ sambil muter muter alun alun situ”
“wahahahahaha” kami bertiga tertawa dan abah ikut senyum dan melanjutkan “ kemudian kyainya mendatangiku dan memelukku mengucapkan terima kasih dan aku didudukkan di tengah lapangan sambil berkata “ angkatlah aku jadi muridmu “
“Lha abah menjawab gimana waktu itu ?” tanyaku penasaran…
“ ya tak jawab pakai adab to ya, dia sudah sepuh sementara aku masih lebih muda dan kemudian aku memberitahu bahwa itu tanpa doa apa apa, itu yang kuucapkan hanya kaya kunci saja”
“ kunci apa itu mbah?” rahmad yang suka ghaib bertanya balik..
“ bahwa setiap tempat itu ada penguasanya dan kita yang datang ya harus minta ijin, dan tidak boleh sembrono kalo datang ketempat baru itu, jadi intinya uluk salam lah itu saja, itu kujelaskan kepada kyai itu dan dia akhirnya paham bahwa tidak boleh sembarangan masuk wilayah orang dan daerah orang, karena disitu ada penguasanya, ya harus kita minta ijin dan kulo nuwun istilahnya “ jelas abah Panjang lebar….
Sementara aku baru paham, intinya jangan sembarangan memasuki wilayah orang itu, ijin dan permisi adalah kunci keselamatan jika masuk wilayah baru, ternyata ajaran leluhur kita tlah banyak terlupakan dan tergerus jaman adalah ilmu yang benar dan menyelamatkan…..
Tiba tiba obrolan berhenti karena tlah sampai dirumah abah syamsu dan sesampainya disana kami pamit bertiga menuju grobogan, Ketika dijalan aku menyeletuk ke om rahmad “ makasih ya, tadi telah menolongku waktu di Demak “
Lama diam kemudian om rahmad menjawab “ aku hanya memberikan rembulan yang lama kusimpan dan kuberikan kepadamu, sebagai tanda bahwa kedua trah tlah Bersatu, perlambang bulan dan matahari dan itu adalah hakmu sepanjang kamu Amanah sebagai pemimpin dan membela rakyat, nusantara ini wilayah mbah mbah kita Majapahit dulu, rembulan adalah simbul brawijaya V moksa di lawu mas, menurutku begitu, eh…. Itu mbah siapa yang tadi leluhurmu itu….”
“ waduh, lupa nanya aku, jaman dahulu leluhur itu hobi gonta ganti nama, salah satunya Bernama Ahmad Shodiq putra putu Brawijaya IV katanya…. Tapi aku nggak tau pasti….”
Kulihat mario alias bedor tertidur dan hanya berdua kami bicara, selepasnya banyak diam karena hujan deras lagi…..
“ kuucapkan terima kasih buat kamu ya om”
“ sebetulnya ini tlah aku tunggu dan rencanakan, kemudian abah syamsu kok pas ngajak, makanya sekalian aku jadikan malam tadi…”
Jam dimobil menunjukkan satu pagi dan istri mulai rewel telpun, “sebetulnya kamu dimana mas???” katanya di tulisan WA, yang aku sadari dia biasanya berkedok was was dan khawatir. Tapi sejatinya dia cemburu dan takut lelakinya meninggalkannya dengan Wanita lain….itulah Wanita……

Diubah oleh kiocatra919 22-03-2023 09:42
redrices memberi reputasi
1
