Cerita ini berawal dari pertemanan biasa yang pada akhirnya muncul rasa cinta.

Saya adalah seorang laki-laki biasa, mungkin sama seperti anda. Laki-laki yang menyukai wanita, mudah menyukai wanita dari tampilan fisik walaupun hanya akan jatuh cinta kepada wanita yang lembut, feminim dan mempunyai sifat keibuan.

Hmmm... saya seorang suami, ayah dari satu orang anak laki-laki. Saya sudah menikah sekitar tiga tahun dan anak kami saat ini berumur 9 bulan.

Rumah tangga saya baik-baik saja??
Tidak...
Rumah tangga ini sedang dalam masa-masa sulit bahkan bisa dibilang sedang diujung tanduk.
Perceraian mungkin akan menjadi akhir dari segalanya.

Gila nih..
Parah..
Sungguh stress menjalani kehidupan rumah tangga seperti ini.
Tidak ada kecocokan.
Hampir setiap minggu berantem.
Ribut sampai tetangga, rekan satu tempat kerja juga tau.

Evi...ya namanya evi.
Evi bukan nama istri saya namun nama dari teman satu kantor saya.

Saya dan Evi sudah berkenalan sekitar 2 tahun. Evi lebih dulu bekerja di kantor ini. Saya baru masuk sejak 2019. Saya dipindahkan oleh pemilik perusahaan ini atas permintaan saya sendiri agar bisa dekat dengan keluarga. Syukurlah permintaan itu dikabulkan oleh atasan saya.

Evi... cantik, baik, ramah, perhatian dan punya sifat keibuan. Ya, dia adalah tipe wanita yang saya idam-idamkan selama ini.

Banyak waktu yang saya habiskan bersama dengan Evi baik saat bekerja dan saat istirahat. Kebetulan saya dan Evi bekerja dalam satu divisi. Saya atasan langsung dari Evi.


" Vi..laper gak?? Makan siang yuk di warung nasi Padang depan " ajak ku ketika kulihat jam dinding kantor ini menunjukkan tepat pukul 13.00.

" Bentar bang.. nanggung" jawab Evi sambil melirik ke arah ku.

Tidak menunggu lama, Evi pun membereskan meja kerjanya sebagai pertanda pekerjaannya sudah selesai.

" Yuk...ahh bang, dah laper juga" ajak Evi sambil menggeser tempat duduknya.

" Upssss...Mulus dan putih bener tuh paha " bisikku dalam hati sambil buru-buru memalingkan pandangan mata ku ke arah kursi Evi yang digesernya mundur tanpa benar-benar memperhatikan posisi duduknya.

Tak berapa lama, kami sampai di warung nasi Padang yang cukup ramai pengunjung.

" Makan rendang sapi kan bang " tanya Evi sambil senyum kepada ku.

" Terserah Evi aja deh " jawab ku sambil berjalan menuju meja yang kosong.

Tak menunggu waktu lama hidangan makan siang sudah tersedia di hadapan kami.

" Kali ini, aku yang buat doa ya bang...abang yang bayar" canda Evi sambil memperbaiki posisi duduknya.

Aku hanya mengangguk tanda setuju.

" Cantik nih cewek " puji ku dalam hati.

Beberapa kali kupandangi wajah Evi sambil menikmati makan siang ku.

" Bang, ehh bang " ucap Evi membuyarkan lamunanku yang juga menatap wajah cantiknya.

" Iya, iya dek... gimana" tanyaku sambil meminum segelas air putih yang ada di depan ku.

" Dalam amat bang lamunannya, mikirin apa hayuukkk " jawab Evi mencairkan suasana.

" Gak mikirin apa-apa sih dek" jawab ku seadanya.

" Evi... nanti sore ada waktu gak" tanya ku sambil menatap kedua matanya.

" Kalau sore habis pulang kerja, aku ya di rumah aja bang, masak, bersihin rumah, nyuci dan lain-lain" jelas Evi.

" Kapan ya ada waktu?? Aku mau cerita banyak hal dek... pusing kalau dipendam sendiri" ujar ku menjelaskan apa yang ada di hati ku.

" Kayaknya serius nih bang, kalau mau cerita, di kantor aja bang, toh juga jam 4 kantor udah sepi " balas Evi sambil mendorong kursinya kebelakang karena kami sudah selesai makan.

" Ya udah, sore ini kita pulang belakangan ya dek " kata ku sambil bersiap membayar makanan kami berdua.

Tak terasa jam dinding sudah menunjukkan pukul 16.00 dan kantor sudah sepi. Karyawan kantor sudah pulang semua dan satpam kantor ini juga cuma berjaga sampai jam 16.00.