accretia8Avatar border
TS
accretia8
PKS Berpotensi Hengkang dari Koalisi jika AHY Ngotot Jadi Cawapres Anies



Kompas.com News Nasional
Menuju Pemilu 2024
PKS Berpotensi Hengkang dari Koalisi jika AHY Ngotot Jadi Cawapres Anies
Kompas.com, 25 Oktober 2022, 10:01 WIB
Komentar

Komentar Lihat Foto
KOMPAS.com/MUHAMMAD NAUFAL
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat bersama dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pada Jumat (7/10/2022) siang. Pertemuan itu digelar di Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Demokrat, Menteng, Jakarta Pusat.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat bersama dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pada Jumat (7/10/2022) siang. Pertemuan itu digelar di Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Demokrat, Menteng, Jakarta Pusat.

Penulis: Fitria Chusna Farisa | Editor: Fitria Chusna Farisa

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama Ari Junaedi menduga, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tak akan terima jika Anies Baswedan dipasangkan dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.

Jika AHY jadi cawapres Anies, kata Ari, PKS berpotensi hengkang dari rencana koalisinya dengan Partai Nasdem dan Demokrat.

"Jika cawapres diambil salah satu dari sekondan Nasdem misalnya AHY dari Demokrat, tentu koalisi Gondangdia akan goyah karena faktor tidak diakomodasinya PKS. PKS rentan keluar dari koalisi," katanya kepada Kompas.com, Senin (24/10/2022).

Tak hanya itu, Demokrat akan mendulang keuntungan paling besar seandainya AHY dicalonkan sebagai RI-2. Partai berlambang bintang mercy tersebut bakal mendapat coat-tail effect atau efek ekor jas maksimal karena pemimpinnya tampil di panggung pemilihan.

Sementara, Nasdem tak mendapat profit yang sama. Oleh karenanya, Ari menduga, Nasdem pun keberatan jika AHY dipilih jadi pendamping Anies.

Menurut Ari, rencana koalisi Nasdem, Demokrat, dan PKS menemui jalan buntu karena persoalan cawapres.

Demokrat ngotot ingin mengajukan AHY, sedangkan PKS tak mau mengalah dengan mendorong nama mantan Gubernur Jawa Barat yang juga Wakil Ketua Majelis Syura PKS, Ahmad Heryawan.

Sementara, Nasdem kukuh pada pendiriannya untuk mengusung cawapres di luar ketiga partai.

"Jika tidak ada titik temu maka ada baiknya ditempuh dengan cara win-win solution yaitu mencari 'pasangan pengantin' bagi Anies di luar cawapres ya g diusulkan Demokrat maupun PKS," ujar Ari.

Menurut Ari, Nasdem harus menekan keinginan PKS dan Demokrat karena hanya nama Anies yang menjual. Sementara, cawapres yang diusulkan Demokrat maupun PKS tak seberapa elektabilitas dan popularitasnya.

Ketua Umum Nasdem Surya Paloh pun mesti lebih tegas menentukan cawapres dari luar koalisi untuk menutupi kelemahan Anies yang selama ini dilabeli sebagai sosok antitoleransi dan antitesis Jokowi.

Di sisi lain, Demokrat dan PKS juga harus sadar bahwa kemenangan bisa diraih jika masing-masing partai mengesampingkan ego

"Pilihannya adalah mau menang atau mereka siap 'berpuasa' lagi untuk lima tahun ke depan pasca-Jokowi mandeg pandito (lengser)," ucap Ari.

Ari menambahkan, pertarungan Pilpres 2024 demikian ketatnya. Jika ingin menang, Anies harus disandingkan dengan sosok cawapres yang mampu memberikan sumbangsih besar.

"Potensi Ganjar Pranowo andaikan jadi direkomendasi PDI-P dan Prabowo Subianto dengan pasangannya masing-masing tidak cukup dihadapi Anies dengan cawapres yang memberikan kontribusi suara yang minimal," tutur dosen Universitas Indonesia itu.

Sebagaimana diketahui, rencana koalisi Nasdem, Demokrat, dan PKS tak kunjung diresmikan. Disinyalir, ihwal nama cawapres jadi ganjalan.

Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali baru-baru ini mengatakan, sosok cawapres pendamping Anies baiknya berasal dari luar bakal koalisi Nasdem-Demokrat-PKS.

Namun demikian, ia menegaskan bahwa Nasdem tetap menghormati mekanisme di internal Demokrat dan PKS.

"Partai Nasdem juga memiliki pandangan bahwa sebaiknya kita ambil (cawapres) dari luar partai koalisi," kata Ali saat dihubungi, Selasa (18/10/2022).

Menurut Ali, jika partai mendorong tokoh internal untuk menjadi cawapres, ini berisiko merugikan koalisi yang dibangun.

"Kalau kemudian, tiga partai, calon wapres satu. Umpamanya partai A, partai B bagaimana Enggak dapat apa-apa kan?" ujarnya.

Namun, pandangan Nasdem itu tak sejalan dengan dua partai calon mitranya. Demokrat bersikukuh mendorong AHY sebagai cawapres, sementara PKS ingin Ahmad Heryawan yang jadi calon RI-2.

https://amp.kompas.com/nasional/read...cawapres-anies

kadrun civil war emoticon-Ngakak

blum apa2 aja udah ribut2 sendiri

bau3 bubar koalisi wan badut ini emoticon-Ngakak
akun.baru
Proloque
qwertyunik
qwertyunik dan 13 lainnya memberi reputasi
14
2.9K
73
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
670KThread40.3KAnggota
Tampilkan semua post
mamutmamutnakalAvatar border
mamutmamutnakal
#8
kelompok yang haus sekali dengan kekuasaan. Belom apa2 udah calon bubar ini koalisi. belom lagi kalau pak Heru Kerjanya bener dan bisa mengubah jakarta menjadi lebih baik. popularitas anies turun.

kalo bener kejadian gitu, kira2 bewok bakal ambil tindakan apa ya? balik ke koalisi mak banteng?
pakisal212
akun.baru
Proloque
Proloque dan 7 lainnya memberi reputasi
8
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.