• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Norah Vincent, Feminis yang Mencoba Jadi Lelaki, Hidupnya Berakhir Tragis

Papa.T.BobAvatar border
TS
Papa.T.Bob
Norah Vincent, Feminis yang Mencoba Jadi Lelaki, Hidupnya Berakhir Tragis


*****

Norah Vincent terlahirsebagai perempuan normal pada tahun 1968 di Detroit, Amerika Serikat. Ia adalah anak ketiga dari tiga bersaudara. Kedua kakaknya, Alex dan Edward, adalah lelaki normal.

Ibunya, Juliet Ford, seorang aktris. Sementara ayahnya, Robert Vincent, seorang pengacara di Ford Motor Company.

Norah sempat menghabiskan masa remaja di London, lalu mengambil kuliah di jurusan filsafat di Williams College, Massachusets, Amerika Serikat. Pada fase ini Norah Vincent mengikrarkan dirinya sebagai lesbian.

Karir Menulis

Semenjak itu Norah mulai rajin menulis esai-esai dengan topik seputar gender dan identitas di media-media seperti Los Angeles Times, The Village Voice, dan The Advocate.

Setelah lulus kuliah dan mendapatkan gelar sarjana pada 1990, ia mengambil program strata dua di Boston College, Amerika Serikat. Ia menyelesaikan program pascasarjananya tersebut sambil berkarir sebagai asisten editor di penerbitan Free Pressdi New York.

Sembari kuliah dan bekerja, Norah menerbitkan dua buku bergenre how to, judulnya yaitu The Instant Intellectual (1998) dan How to Sound Smart (2000). Dua buku ini menunjukkan sisi intelektual sekaligus humoris dari seorang Norah Vincent.

*****


Self Made Man

Dan bukan Norah namanya kalau tidak gemar bereksperimen. Di tahun 2003 Norah mencoba memenuhi rasa penasarannya dengan menjadi laki-laki.

Ia memotong cepak rambutnya, berlatih angkat beban untuk membentuk otot di dada dan punggungnya, menyembunyikan tonjolan buah dadanya dengan memakai sports brayang superketat, dan mengenakan sabuk yang tersambung dengan penis prostetik.

Norah mempersiapkan ekperimennya tersebut dengan matang dan sungguh-sungguh. Ia bahkan menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk berlatih vokal di Juilliard School di Manhattan, demi bisa mengubah suaranya menjadi selayaknya suara laki-laki yang berat, dalam, dan tebal.

Norah pun lalu memulai petualangannya, mengenakan pakaian dan berlagak selayaknya lelaki. Ia ikut komunitas boling yang beranggotakan mayoritas laki-laki kelas pekerja (kerah biru).

Di sana ia dicap gay karena gaya melemparnya yang masih terlihat kemayu. Meski begitu teman-teman lelakinya tetap memberi dukungan pada dirinya untuk terus berlatih boling.

Dalam eksperimannya itu ia juga mencoba melakukan pekerjaan kerah biru, menjadi salesman dan menjual produk secara door to door dengan partner lelakinya.

Ia bahkan sempat mencoba pergi ke strip club, dan mengencani perempuan dengan memakai nama Ned. Tapi ajakan kencannya lebih sering mendapat penolakan.

*****


Ia lalu menuliskan pengalamannya menjadi laki-laki selama 18 bulan tersebut dalam buku bertajuk Self Made Man yang diterbitkan pada tahun 2006.

Buku ini mendapat banyak perhatian dan melambungkan namanya. Norah diundang untuk diwawancara di berbagai stasiun TV seperti ABC News Amerika Serikat dan BBC di Inggris. Ia juga sempat diundang oleh Stephen Colbert dalam acara talk show The Colbert Report.

Dalam eksperimennya tersebut ia kemudian menyadari bahwasannya menjadi perempuan utuh sejatinya lebih diuntungkan dibandingkan menjadi seorang lelaki. Menjadi seorang perempuan baginya merupakan sebuah privilege, dan menjadi seorang lelaki baginya adalah sebuah penderitaan.

Menurut pengalamannya, lelaki memiliki problem yang lebih berat daripada perempuan. Mereka kerap terasingkan dan tidak bisa bebas dalam menunjukkan perasaannya. Baginya, lelaki butuh dicintai, mereka membutuhkan simpati dan support dari orang-orang di sekitarnya.

Sebagaimana yang ia rasakan saat menjadi laki-laki, Norah merasa begitu terasingkan.

Dan karena kebablasan dalam melakukan pendalaman karakter sebagai laki-laki, Norah pun mengalami disosiasi diri. Ia kemudian memeriksakan kesehatan mentalnya. Oleh dokter, Norah didiagnosis mengalami depresi. Ia pun berakhir menjadi pasien di rumah sakit jiwa.

*****


Voluntary Madness

Saat dirawat di rumah sakit jiwa Norah ternyata masih rajin menulis. Dua tahun kemudian Norah kembali menerbitkan buku berjudul Voluntary Madness(2008). Kali ini ia menuliskan pengalamannya selama menjalani rawat inap di 3 institusi rumah sakit jiwa.

Dalam buku keempatnya ini ia mengkritik dokter-dokter yang hanya mengandalkan obat-obatan sebagai terapi. Ia juga mengkritik pendekatan yang dilakukan oleh dokter yang notabene hanya sekedar mengatasi gejala pasien, bukan penyebab dasar dari penyakit mental itu sendiri.

Kehidupan Pribadi

Dalam perjalanan hidupnya Norah sempat menjalin hubungan dengan beberapa perempuan di antaranya Lisa McNulty dan Kristen Erickson yang kemudian diceraikannya.

Norah adalah seorang feminis yang dengan tegas menolak pengertian bahwa transeksual adalah gender.

Menurutnya transeksual bukanlah gender, kaum transeksual terlalu memaksakan diri untuk mengubah identitas mereka melalui bantuan hormon dan operasi plastik.

Pendapatnya ini membuatnya dicap sebagai bigot dan Norah tidak ambil pusing, melainkan justru bangga dengan pendiriannya itu.

*****


Karya Fiksi

Belakangan Norah Vincent menulis dua novel berjudul Thy Neighbor(2012) dan Adeline (2015) yang kesemuanya bernuansa gelap nan suicidal.

Thy Neighbor (2012) bercerita tentang seorang penulis alkoholik yang menganggur dan menghabiskan hari-harinya dengan memata-matai tetangganya, sambil mencoba memecahkan misteri kematian orang tuanya yang tewas bunuh diri.

Tiga tahun kemudian Norah menerbitkan novel keduanya, Adeline (2015). Melalui karya tersebut Norah membayangkan pergulatan batin Virginia Woolf ketika menjemput ajalnya.

Tepatnya ketika Virginia Woolf sedang menyusun novel To the Lighthouse. Mulai saat Woolf berada di bak mandi hingga pagi menjelang, di tahun 1941. Ketika Woolf berjalan menuju sungai dekat tempat tinggalnya di Sussex, Inggris, lalu memenuhi saku bajunya dengan batu-batu dan menenggelamkan diri ke dalam sungai.

Akhir Hayat

Norah sendiri mengakui bahwa seringkali dirinya menyublim menjadi karakter yang ada di dalam karya-karyanya. Dan bagi Norah, Adelinebukanlah sekedar karya fiksi, melainkan juga suicide note-nya.

Maka tak mengejutkan ketika Norah Vincent kemudian dikabarkan bunuh diri.

Seperti diberitakan, ia melakukan bunuh diri dengan bantuan medis di sebuah klinik di Swiss pada Juli 2022. Tapi kematiannya baru diumumkan oleh kawannya, Justine Hardy, sebulan kemudian.

*****

Sekian dari ane Gan & Sis.
Kira-kira kenapa ya doi pilih bundir emoticon-Bingung (S)
Ayo, bebas komen apa aja di mari emoticon-Big Grin
Salam dan sampai jumpa di threadCipt. Papa.T.Bob selanjutnya.
emoticon-Rate 5 Star emoticon-Toast

Terima kasih sudah membaca sampai akhir emoticon-linux2
fentlooser
muhamad.hanif.2
jiresh
jiresh dan 16 lainnya memberi reputasi
17
10.9K
84
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Tampilkan semua post
riodgarpAvatar border
riodgarp
#2
nah kan susah jadi lelaki
muhamad.hanif.2
jiresh
iqbalsrynsh438
iqbalsrynsh438 dan 6 lainnya memberi reputasi
7
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.