lonelylontongAvatar border
TS
lonelylontong
Istilah Baru dalam Bekerja, QQ alias Quiet Quitting
Ane share aja karena ini ane juga baru denger (baca). Jadi ada istilah baru dalam dunia bekerja yaitu Quiet Quitting. Kata artikel2 itu sih, ini awalnya muncul dari sebuah viralnya sebuah video Tik Tok. Kalau ditelusuri lagi, gejala atau fenomena Quiet Quitting ini meniru #tangping (lie flat) yang lebih dahulu muncul di Cina.

Kalau ane baca-baca lagi sih, menurut ane Quiet Quitting ini bukan fenomena baru. Bahkan lumayan banyak ditemukan di negara kita, Indonesia. Jadi hanya istilahnya saja yang baru.

Jadi apa sih itu Quiet Quitting?

Quiet Quitting itu artinya tidak bekerja melebihi job deskripsi yang sudah ditentukan perusahaan.

Fenomena ini muncul awal mulanya karena pekerja yang merasa diperah habis-habisan oleh perusahaan dan kemudian menolak untuk bekerja di luar job deskripsi. Bisa juga diartikan, menolak untuk menanggung beban kerja lebih dari gaji yang mereka terima. Kalau narasi yang sering terbentuk di dunia kerja sebelumnya, kan kerja extra itu menjadi sesuatu yang spesial dan menentukan kemajuan karier.

Mereka yang bekerja extra (siap lembur tanpa uang lembur, di luar jam kantor masih siap terima telp dr atasan, dst), dipandang sebagai sosok yang perlu diteladani.

Sayangnya ketika narasi itu diterima oleh mayoritas pekerja, maka perlahan-lahan, sesuatu yang positif dan istimewa itu menjadi sesuatu yang biasa.

Hal yang sebaliknyalah yang terjadi. Yaitu perusahaan (atau atasan) menganggap wajar/biasa kalau karyawan bekerja melebihi job deskripsinya. Dan mengganggap seorang karyawan itu malas, ketika karyawan tidak bersedia mengerjakan tugas yang berada di luar job deskripsinya.

Sampai di sini sebenarnya menurut ane, Quiet Quitting itu sih wajar aja ya. Bahkan bisa dikatakan positif, karena mengembalikan posisi karyawan seimbang sesuai dengan imbal balik yang diberikan perusahaan.

Bahkan mereka yang memilih mengembalikan porsi kerja, sesuai pada porsi yang seharusnya, pada akhirnya bisa membagi waktu mereka dengan lebih baik. Waktu untuk keluarga, waktu untuk mengembangkan diri, dst.

Jadi sedikit lebih negatif ketika quiet quitting itu dipahami sebagai bekerja seminimal mungkin, sedemikian rupa sehingga kita nggak sampai dipecat dari pekerjaan kita saat ini.

Opini ane pribadi, ya sebagai karyawan ane setujulah dengan fenomena ini. Yang penting, karyawan juga harus fair, kalau kerja spek minimum ya jangan iri/cemburu kalau misalnya rekan kerja yang lebih rajin dapat promosi.
emoticon-Leh Uga
Kalau agan-agan yang lain bagaimana?

Sumber
1. https://www.pikiran-rakyat.com/tekno...ngan-anak-muda
2. https://www.bbc.com/news/business-62638908

Diubah oleh lonelylontong 12-09-2022 04:44
adyjoan
danQe
nomorelies
nomorelies dan 14 lainnya memberi reputasi
15
6.1K
164
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.7KThread82KAnggota
Tampilkan semua post
indra.bloraAvatar border
indra.blora 
#29
Resign saja dan bikin usaha sendiri
lonelylontong
lonelylontong memberi reputasi
1
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.