pilot2isekai078Avatar border
TS
pilot2isekai078
Mantan Santri Bongkar Kekejian di Gontor, Pukulan dan Tendangan Makanan Sehari-hari
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan

Jum'at, 09 September 2022 | 10:57 WIB

Mantan Santri Ini Bongkar Kekejian Perlakuan di Ponpes Gontor, Pukulan dan Tendangan jadi Makanan Sehari-hari


SuaraJatim.id - Kasus kematian salah seorang santri Pondok Modern Darussalam Gontor (Ponpes Gontor) di Ponorogo, Jawa Timur membongkar bagaimana kejinya perlakuan di sekolah pendidikan agama tersebut.

Seorang mantan santri Gontor membongkar bagaimana kekerasan menjadi makanan sehari-hari para santri. Cerita tersebut dibeberkan oleh akun Twitter @FadhilFirdausi dalam sebuah utas.

Awalnya ia meretweet salah satu akun yang mengunggah sebuah artikel soal alasan kenapa Gontor tidak membawa pelaku ke ranah hukum.



"waktu mondok di sini semua santri didoktrin kayak gini: "sesuatu yang tidak membuatmu mati akan membuatmu semakin kuat". Haha gila gak tuh batasnya mati. Dan sekarang pas udah ada yang mati tanggung jawabnya gaada bahkan ditutup tutupi," cuitnya.

Ia lantas menceritakan pengalamannya saat menjadi santri di sana.

"Aku inget banget pas pertama kali nyampe di sana sebagai calon santri, langsung kerasa ketidakmanusiawiannya. Itu masih calon santri, yang masih dikalem-kalemin," ujarnya.

Saat menjadi calon santri, ia kemana mana disuruh lari sambil digiring oleh ustadz pengurus menggunakan motor. "Benar-benar kayak bebek digiring ke sawah," imbuhnya.

Pada tahun pertama saat masih menjadi anak baru, ia merasa masih mendapat perlakuan yang biasa. Ia biasa dihukum oleh pengurus rayon kelas 5. Meskipun begitu, perlakuan yang diterima sudah terbilang sadis.

Menurut penuturannya, setiap malam ada kegiatan mahkamah. 

Mahkamah merupakan hukuman untuk orang-orang yang melanggar aturan pondok pada hari itu. 

"Hukumannya ngapain? Disuruh masuk satu kamar, terus disuruh push up, sit up, kayang kuda-kuda macam-macam. Keluar pasti keringetan," jelasnya.

Namun, hukuman bisa lebih parah jika yang menghukum sedang bad mood (suasana hati yang buruk). Santri bisa dipukul menggunakan tongkat besi, rantai, kabel tebal, dan lain sebagainya.

"Karena benda-benda itu aku sering banget ga bisa jalan. Selalu biru-biru kakiku," akunya.

Selain itu, di sana juga ada evaluasi setiap hari Jumat untuk anak baru. Satu gedung asrama dimasukkan ke satu ruangan, disuruh desak-desakan. Lalu dievaluasi kesalahan-kesalahan selama satu minggu.

"Yang kena masalah ya disuruh maju, terus dihajar. Yep, dihajar beneran," jelasnya.

Hukuman itu berupa ditendang sampai menabrak lemari, dipukul sampai jatuh, ditampar, hingga dipukul pakai segala macam yang ada di ruangan. Dan itu semua tidak boleh dilawan, pasrah terima adanya.

"Emang sih mereka diajarin buat ga mukul di organ vital. Tapi tetap aja yang namanya dipukul ya sakit," katanya.

Ia mengungkapkan, yang sering kejadian adalah salah mukul atau tendang dan kena ulu hati. Kalau sudah seperti ini, yang kena bakal sesak nafas. Dan cara menyembuhkannya dengan disuruh kayang.

Pada tahun kedua, lanjut dia, pengurus asrama sudah lepas tangan. Jika terkena masalah sama kelas 6 harus diurus sendiri. 

"Ini lebih sadis soalnya kelas 6 punya ruangan sendiri sendiri dan bisa seenak jidatnya di ruangan mereka. Meskipun jenis hukumannya sama, cuma lebih parah aja caranya," ujarnya.

Ia mengaku pernah mendapat hukuman yang tak wajar saat menjabat sebagai sekretaris.

"Pernah jam 12 malam disuruh ke rooftop karena saat itu aku belum menyelesaikan laporan pertanggung jawaban (lpj) kegiatan," tulisnya.

Di sana ia dihajar habis-habisan. Mulai menggunakan tongkat pramuka, rantai kecil, rantai besar, kabel segala ukuran, hingga kawat.

Ia pun mengaku sempat tidak bisa berjalan karena perlakuan tersebut.

Selain itu, santri di sana juga sering mendapat hukuman harian seperti disuruh pushup di lapangan yang panas, lari tanpa alas kaki, squat jump, guling-guling, dan masih banyak yang lainnya. Itu terjadi bila berurusan dengan  anak kelas 6.

"ada kejadian anak disuruh squat jump ratusan kali terus gegara itu dia lumpuh," ujarnya.

Masih ada banyak perlakuan yang tidak manusiawi yang ia ceritakan. Menurutnya, tamparan, pukulan, tendangan sudah menjadi makanan sehari-hari para santri.

Ia pun mengungkapkan alasan kenapa ia keluar dari pondok. 

Bukan perkara kekerasan, namun ia keluar karena tidak sependapat dengan prinsip-prinsip dari pondok.

"jadi meskipun udah biasa dengan kekerasan itu ya aku tetap menolak itu untuk dibenarkan," ujarnya.

Selain itu juga ada doktrin jika kehidupan di luar pondok sudah kacau balau. Para santri pun diminta untuk bersyukur karena berada di dalam pondok.

Kontributor : Fisca Tanjung

suara.com



Proloque
fachri15
bukan.bomat
bukan.bomat dan 18 lainnya memberi reputasi
19
4.7K
186
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.9KThread40.2KAnggota
Tampilkan semua post
pilot2isekai078Avatar border
TS
pilot2isekai078
#3
Harusnya lw bersukur kagak ditusbolemoticon-Blue Guy Bata (L)
Diubah oleh pilot2isekai078 09-09-2022 14:36
aloish
fachri15
alfharisialb446
alfharisialb446 dan 12 lainnya memberi reputasi
11
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.