si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
World War 2 Story: Angels of Mercy
Quote:


Menjelang dini hari pada tanggal 6 Juni 1944, Kopral Robert Wright yang berusia 20 tahun waktu itu bersiap melompat dari pesawat C-47 yang membawanya. Wright berasal dari Resimen Parasut ke-501 yang ditugaskan di unit Lintas Udara ke-101 ("Screaming Eagle" 101st Airborne). Pada waktu itu, Wright akan terjun ke drop zone D, lokasi paling selatan dari operasi D-Day di Prancis. Lokasi itu juga menjadi wilayah operasi 101st Airborne.

Kopral Wright lalu melompat dari pesawat C-47, parasutnya lalu terbuka; ia mendarat dengan selamat tanpa terluka. Wright mendarat sekitar 500 meter dari desa bernama Angoville au Plain.Wright memasuki desa sekitar jam 3 pagi, saat itu suasana sangat sepi; tapi semua orang tahu jika Jerman sudah sangat dekat.

Di sisi lain, Kopral Wright tidak tertarik dengan konflik tersebut; karena dia adalah seorang tenaga medis. Tak lama setelah mendarat, ia melihat gereja tua berusia 700 tahun. Dia kemudian menaruh tanda palang merah di pintu, dan menjadikan gereja tersebut sebagai pos untuk merawat prajurit yang terluka.

Pada saat yang sama, Kopral Kenneth Moore sedang berada di pesawat C-47 dengan tanda panggilan "The Round Trip." Ken juga seorang tenaga medis, dia bersiap untuk melompat dari pesawat C-47. Saat Ken hendak melompat, pesawat C-47 ternyata terbang terlalu rendah; membuat parasut tidak punya banyak waktu untuk terbuka. Ken pada akhirnya berhasil mendarat, tapi tidak begitu mulus.

Setelah mendarat, Ken lalu melihat gereja dengan tanda palang merah. Lalu dia bergegas menuju gereja tersebut. Saat masuk ke gereja, dia lalu bertemu dengan Kopral Wright. Bersama-sama mereka lalu memindahkan bangku di dalam gereja untuk dijadikan tempat tidur darurat.

Quote:


Tak lama setelah mereka mempersiapkan tempat tidur darurat, korban luka mulai berdatangan. Awalnya yang datang hanya prajurit yang terluka akibat aksi terjun payung. Sekitar jam 6 pagi pertempuran antara Amerika dan Jerman semakin sengit, dan korban yang berdatangan ke gereja semakin banyak. Mereka merawat semua korban yang datang, baik tentara Amerika dan Jerman; diperlakukan setara. Karena korban yang berdatangan semakin banyak, Wright membuat aturan jika orang yang masuk ke gereja harus meninggalkan senjatanya di pintu gereja.

Di hari pertama saat mereka tiba, seorang perwira Amerika datang ke gereja tersebut; ia menyampaikan pesan jika pasukan dari 101st Airborne telah dipukul mundur tentara Jerman. Dia mengajak Wright dan Ken untuk pergi meninggalkan gereja, tapi keduanya menolak. Mereka ingin tetap merawat tentara yang terluka, bahkan jika mereka harus ditangkap oleh pihak Jerman.

Tak lama setelah perwira itu pergi, perwira Jerman datang ke gereja untuk melihat situasi dan Kondisi. Perwira Jerman yang datang awalnya tak mau meletakkan senjata diluar, tapi Wright tetap mengakkan aturannya; dan orang Jerman itu menurut. Ketika melihat kondisi di dalam gereja, perwira Jerman itu justru berterima kasih kepada Wright dan Ken karena telah meringankan beban tenaga medis Jerman. Mereka mangatakan akan memberi bantuan obat-obatan jika dieperlukan. Tak lama setelah itu, sang perwira pergi.

Dalam sebuah wawancara setelah perang usai, Ken mengatakan pada malam pertama saat tiba; dia dan Wright merawat sekitar 75 orang. Di mana satu orang adalah seorang bayi dari warga desa. Dua orang meninggal dunia, tapi 73 orang berhasil diselamatkan.

Keesokan harinya, pertempuran antara 101st Airborne dan Resimen Parasut ke-6 Jerman kembali berlanjut, masing-masing menguasai sebagian wilayah desa. Tapi wilayah-wilayah yang mereka kuasai beralih ke pihak lawan dalam waktu yang cepat. Pada hari kedua, pasukan Amerika datang dalam jumlah banyak dari Pantai Utah, dan pertempuran kembali terjadi di Angoville au Plain.

Quote:


Wright dan Ken (Kenneth) terus fokus merawat para korban yang terluka tanpa mengetahui siapa yang telah menguasai wilayah di luar gereja. Mereka tak hanya menunggu di dalam gereja, sesekali mereka juga keluar untuk mengevakuasi tentara Jerman dan Amerika yang terluka. Dengan menggunakan gerobak pertanian, mereka membawa prajurit yang terluka ke gereja. Jika medan jalan terlalu kasar, mereka menggunakan kain parasut untuk mengangkut korban. Wright yang terlatih dalam bidang medis lebih sering tinggal di gereja, sementara Ken akan mengevakuasi korban.

Kapan pun dan dimana pun saat mereka mengevakuasi korban, tembakan senjata akan dihentikan. Amerika dan Jerman waktu itu sepakat jika tenaga medis tidak boleh ditembak. Hanya bermodalkan logo palang berwarna merah di lengannya, Wright dan Ken dengan berani mengevakuasi para korban di tengah pertempuran. Bahkan, karena melihat aksi berani kedua pemuda itu; pihak Jerman meminta mereka untuk merawat pasukannya.

Suatu hari sebuah mortar menghantam atap gereja, dan reruntuhan atap mengenai kepala Ken; tapi ia tetap melanjutkan pekerjaannya. Wright yang melihat insiden itu lalu memberi semangat kepada rekannya, bahwa tidak akan terjadi apa-apa. Tak lama kemudian, sebuah mortar masuk ke jendela. Ajaibnya mortar itu rusak dan tidak meledak. Wright lalu mengambil mortar itu dan membuangya keluar, kalau mortar itu tidak rusak pasti seluruh bangunan akan hancur.

Quote:


Karena korban yang berdatangan semakin banyak, kursi gereja yang dijadikan tempat tidur darurat tak lagi muat untuk menampung korban. Sebagian korban terpaksa diletakkan di lantai, sementara korban yang mengalami luka parah ditempatkan di dekat altar gereja. Di tengah suara ledakan mortar dan tembakan, kedua tenaga medis muda ini terus merawat dan menenangkan para korban dari Amerika dan Jerman tanpa pilih kasih. Ken pernah berkata, "Mereka hanyalah anak muda, sama seperti kita, tapi memakai seragam yang berbeda."

Suatu hari seorang tentara Jerman datang ke gereja tersebut, dirinya yang menolak meletakkan senjata di luar gereja terlibat adu mulut dengan Wright. Karena keteguhan Wright untuk menegakkan aturan, akhirnya tentara Jerman itu mau meninggalkan senjatanya di luar gereja.

Saat masuk ke gereja, dia menolak untuk dirawat dan berkata "Kalian orang Amerika tidak tahu apa yang kalian lakukan, aku hanya ingin dirawat orang Jerman ketika mereka merebut wilayah ini."Tapi sayangnya hal itu tak pernah terjadi. Berkat kesabaran keduanya, mereka selalu bisa mengatasai masalah; dan akhirnya orang Jerman itu mau dirawat oleh orang Amerika.

Setelah itu menara gereja terus dihantam oleh mortar dan membuat plafon menara jebol, tak disangka dua orang tentara Jerman muncul dari menara sambil mengangkat tangan. Keduanya masih sangat muda, mereka mengaku bersembunyi di menara sejak Wright dan Ken datang; mereka tak berani turun. Tembakan mortar akhirnya membuat mereka terlihat. Pada akhirnya dua tentara Jerman itu ikut membantu merawat korban luka.

Quote:


Siang hari, 7 Juni 1944, pasukan Amerika datang dalam jumlah besar dari Pantai Utah. Sebuah tank Sherman lalu mulai menembaki gereja tempat para tentara yang sedang dirawat. Melihat hal itu, Wright lalu berlari keluar menghadap lalu berteriak "Gereja ini digunakan untuk merawat tentara yang terluka !"

Seorang Letnan lalu datang ke gereja dan meminta izin menggunakan menara gereja untuk observasi, tetapi Wright menolaknya dengan halus. Tak lama setelah itu, mereka yang terluka lalu dievakuasi ke pantai; Ken ikut membantu dan ikut menuju pantai. Sementara Wright memutuskan untuk tinggal di gereja untuk merawat orang disekitar daerah itu. Beberapa hari kemudian ketika kondisi sudah mulai aman, Wright menatap gereja tempat dimana dia merawat para korban perang untuk terakhir kalinya dan kemudian meninggalkan gereja tersebut.

Sampai hari ini gereja yang menjadi saksi sejarah tersebut masih berdiri, di bagian kaca gereja terdapat ukiran nama Wright dan Kenneth. Sementara itu di luar gereja juga dibuatkan sebuah monumen untuk mengenang jasa keduanya. Selain itu, bangku yang dijadikan tempat tidur darurat juga masih memiliki bekas darah dari para korban yang dirawat Ken dan Wright.

Quote:


Kenneth Moore meninggal pada usia 90 tahun di tahun 2014, sementara Robert Wright meninggal pada usia 89 tahun di tahun 2013. Sebelum meninggal, Wright ingin dimakamkan di halaman gereja tempat dulu dia bertugas. Tapi rumitnya birokrasi membuat hal itu menjadi tidak mungkin. Entah bagaimana, abu jenazag Wright tiba di Prancis dan ditempatkan di halaman gereja tempat dulu ia bertugas. Di halaman gereja itu dibuatkan sebuah plakat dengan tulisan R.E.W yang merupakan inisial nama lengkap Wright.

Bahkan dalam kematian, tekad Wright tak bisa disangkal. Pada akhirnya petugas muda yang pemberani itu berhasil kembali ke tempat di mana ia ditugaskan untuk pertama kali. Sebagai tambahan informasi, kisah heroik keduanya juga ditulis dalam sebuah buku oleh Paul Woodadge dengan judul Angels of Mercy.

Quote:




Referensi Tulisan: Normandy Then And Now
Sumber Foto dan ilustrasi: sudah tertera di atas
Diubah oleh si.matamalaikat 25-08-2022 04:04
koniol
kutil75
gabener.edan
gabener.edan dan 10 lainnya memberi reputasi
11
1.5K
20
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Militer
Militer
icon
19.9KThread6.8KAnggota
Tampilkan semua post
si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
#10
Quote:


betul gan, peran mereka juga sangat vital dalam perang


Quote:


yang ini memang unik gan, ane juga gak tahu gimana ceritanya emoticon-Hammer (S)


Quote:


dikasih kopi juga gak gan ? emoticon-Hammer (S)


Quote:


mereka punya peran penting gan selama WW1 dan 2, tapi kisahnya jarang diceritakan
jagotorpedo
yoseful
jlamp
jlamp dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.