sangdewikantiAvatar border
TS
sangdewikanti
Heboh Warga Rembang Putuskan Tidak Beragama
Heboh Warga Rembang Putuskan Tidak Beragama, Demo Tunggal Usul Kolom Agama di KTP Dihapus



Sutejo jalan seorang diri berdemonstrasi menyuarakan penghapusan kolom agama. (suaramerdeka-muria.com/Dokumen)

REMBANG, suaramerdeka-muria.com – Seorang warga Rembang bernama Sutejo, yang tinggal di Jalan Rembang-Blora, dekat kawasan GOR Mbesi bikin heboh masyarakat.

Penyebabnya adalah lelaki berusia 42 tahun itu memutuskan untuk tidak lagi memeluk agama sejak sekira setahun lalu.

Sebelumnya, pemilik warung sosial (warsos) itu adalah pemeuk Agama Islam.
Namun sejak sekira setahun lalu, ia memutuskan tidak beragama dan menjadi umat Pancasila.

Atas keputusannya itu, bapak enam anak ini, sekira lima atau enam bulan lalu mengusulkan penghapusan kolom agama pada KTP miliknya menjadi strip alias kosong ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dindukcapil).
Namun, Dindukcapil tidak mengabulkan permohonan Sutejo sebelum memenuhi sejumlah syarat.

Saat dihubungi suaramerdeka-muria.com, Selasa 9 Agustus 2022 Sutejo menjelaskan, untuk bisa menghapus kolom agama pada KTP, terlebih dahulu harus bergabung ke dalam komunitas yang merekomendasikan majlis luhur.
Sedangkan majlis luhur tidak bisa memberikan rekomendasi sebelum bergabung ke dalam komunitas.

Alasan yang disampaikan kepada Sutejo adalah jika suatu saat ada kematian dan warga sekitar tidak mengurus, nanti komunitas yang disalahkan.

Atas kondisi itu, Sutejo selanjutnya menggelar aksi demonstrasi seorang diri pada Senin 8 Agustus 2022 kemarin.

Ia mendatangi Kantor Dindukcapil, Bupati dan DPRD Rembang berjalan kaki seorang diri.
Di depan kantor tiga instansi itu, ia membacakan dua suara hati.

Pertama adalah, agar negara memberikan kebebasan masyarakat mengapus kolom agama pada KTP.
Sedangkan tuntutan yang kedua adalah agar negara tidak bertindak diskriminatif soal pencatatan akta nikah.

Menurut Sutejo, selama ini jika agama mayoritas pencatatan nikah di Kantor Kementerian Agama atau KUA.
Sedangkan agama minoritas di Kantor Dindukcapil.

Ia meminta agar pencatatan akta nikah menjadi satu pintu saja, di Kemenag atau Dindukcapil saja.
“Kemarin saya menyuarakan hati saja, bukan tuntutan. Pertama memberikan kebebasan masyarakat yang mau mengubah kolom agama menjadi strip atau menghapus kolom agama tanpa syarat apa pun. Kedua saya menyuarakan negara harus menghentikan disktriminasi akta nikah yang selama ini terpisah. Agama lain akta nikah di Dindukcapil, kalau mayoritas terbit dari Kemenag,” jelas dia.

Sutejo meyakini, banyak masyarakat yang merasa seperti dirinya.

Namun, mereka tidak berani menyuarakan diri.

“Saya sebelumnya pemeluk Islam, memutuskan menghapus kolom agama dan menjadi umat Pancasila. Umat Pancasila tidak harus beragama kan mas. Yang penting adalah sila pertama Ketuhanan yang Maha Esa. Manusia berketuhanan tidak harus beragama,” tandas dia.

https://muria.suaramerdeka.com/muria...dihapus?page=3

Patut didukung nih
nomorelies
aloha.duarr
4l3x4ndr4
4l3x4ndr4 dan 10 lainnya memberi reputasi
11
3.3K
50
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Tampilkan semua post
greenwall7Avatar border
greenwall7
#1
Nge-share aja.

Cara pikir theist beragama :
- Tuhan itu X, maka segala perintah X adalah benar, mau seburuk apapun faktanya, seperti menerror yg tidak seiman, merampok dan menjarah yg gak seiman (fa'i dan ghonimah), menjadikan budak seks perempuan2 dan anak2 yg gak seiman seperti ISIS, Boko Haram, Abu Sayaf, dll.

- Kalau melakukan perbuatan dosa seperti mencabuli santri, korupsi, dll... gak masalah, ntar tinggal tobat, atau melakukan ibadah2 yg menghapuskan dosa, seperti puasa arafah yg menghapuskan dosa dalam setahun, sholat dhuha, puasa di bulan ramadhan yg menjadikan seseorang kembali fitri, dll. Bisa juga ditambah dgn ibadah yg banyak ketika malam lailatul qadar karena pahalanya setara dgn apabila ibadahnya dilakukan seribu bulan. Sehingga ketika ditimbang, pahala lebih berat dari dosa. Kalaupun dosa lebih berat daripada pahala, gak masalah, nanti bisa dicuci sementara di neraka, habis itu ujung2nya tetap masuk surga. Tidak seperti orang kafir, yg tidak bisa mencium bau surga, meskipun di dunia selalu berbuat baik dan dermawan.

Cara pikir atheist:
- Tuhan itu tidak ada maka jalanilah hidup sebaik2nya.

Cara pikir agnostik:
- Tuhan mungkin ada, mungkin juga gak. Kalau Tuhan itu ada pasti dia lebih senang dengan orang2 yg suka berbuat baik ke sesama manusia tanpa memandang ras, agama, golongan, dll, menjaga lingkungan, berkontribusi buat kemajuan dunia, dll. Ketimbang orang2 yg sukanya membentur2kan kepala ke ubin buat menyembahnya tapi prilaku penuh kebencian dan kedengkian, dan tidak memberikan kontribusi apapun buat dunia selain menghasut ataupun membuat kekacauan.
Diubah oleh greenwall7 19-08-2022 01:49
aloha.duarr
dreadbros
wolfzmus
wolfzmus dan 7 lainnya memberi reputasi
6
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.