• Beranda
  • ...
  • Militer
  • 6 Agustus 1945: B-29 'Enola Gay' Menjatuhkan Bom Atom Untuk Pertama Kali di Hiroshima

si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
6 Agustus 1945: B-29 'Enola Gay' Menjatuhkan Bom Atom Untuk Pertama Kali di Hiroshima
Quote:


Tanggal 6 Agustus 1945 adalah tanggal bersejarah di Jepang, pasalnya pada tanggal tersebut untuk pertama kalinya mereka merasakan betapa luar biasanya ledakan bom atom. Dan hari ini 6 Agustus 2022, sudah 77 tahun berlalu sejak bom atom tersebut dijatuhkan. Selain bom atom yang diberi nama "Little Boy", sosok pesawat B-29 Superfortress yang dipiloti Kapten Paul Tibbets adalah salah satu aktor utama dari pengeboman nuklir pertama di Hiroshima.

Dan untuk memperingati 77 tahun pengggunaan bom atom Little Boy, ane akan sedikit membahas kejadian tersebut. Selamat membaca emoticon-Cendol (S)


Berawal dari Proyek Manhattan


Sebelum Amerika menjatuhkan bom atom di Hiroshima, pada tahun 1939; beberapa ilmuwan sains di negeri Paman Sam sudah mulai memikirkan cara membuat bom atom untuk digunakan dalam perang. Pada awal tahun 1939, fisikawan imigran Italia Enrico Fermi bertemu dengan pejabat departemen Angkatan Laut AS di Universitas Columbia untuk membahas penggunaan fissionable materials untuk tujuan militer.

Pada tahun yang sama, Albert Einstein menandatangani perjanjian dengan Presiden Franklin Roosevelt, untuk mendukung teori bahwa reaksi berantai nuklir yang tidak terkendali memiliki potensi besar sebagai dasar untuk senjata pemusnah massal.

Bulan Februari 1940, pemerintah AS memberikan total $6.000 untuk penelitian. Tetapi pada awal tahun 1942, saat Amerika Serikat mulai berperang dengan kekuatan Poros utama, dan ketakutan yang meningkat bahwa Jerman sedang mengerjakan bom uraniumnya sendiri. Departemen Perang lalu mengambil kepentingan yang lebih aktif, dan batasan sumber dana untuk proyek tersebut dihapus.

Quote:


Brigadir Jenderal Leslie R. Groves, merupakan seorang insinyur; bertanggung jawab penuh atas sebuah proyek untuk mengumpulkan para ilmuwan dalam bidang sains untuk menemukan cara memanfaatkan kekuatan atom sebagai sarana untuk membawa perang ke akhir yang menentukan.

Proyek Manhattan (disebut demikian karena tempat penelitian dimulai ada di Manhattan) kemudian dimulai pada 1942 dan akan melewati banyak lokasi selama periode awal eksplorasi teoretis, yang paling penting, dimulai dari Universitas Chicago, tempat Enrico Fermi berhasil memulai reaksi berantai fisi pertama. Tetapi Proyek ini mengambil bentuk akhir di gurun New Mexico.

Pada tahun 1943, Robert J. Oppenheimer mulai memimpin Proyek Y di sebuah laboratorium di Los Alamos, bersama Hans Bethe, Edward Teller, dan Fermi. Di sini teori dan praktik bersatu. Selama beberapa tahun berikutnya, para ilmuwan yang mengikuti program ini bekerja untuk memproduksi bahan utama untuk fisi nuklir, yakni uranium-235 dan plutonium (Pu-239).

Quote:


Pada pagi hari tanggal 16 Juli 1945, di gurun, Alamogordo, New Mexico 120 mil selatan Santa Fe. Bom atom pertama diledakkan sekitar pukul 05:29:45. Para ilmuwan dan beberapa pejabat telah memindahkan diri mereka sejauh 9 km untuk mengamati saat awan jamur pertama dari cahaya yang membakar membentang 40.000 kaki (sekitar 12.000 meter) ke udara dan menghasilkan kekuatan destruktif sebesar 15.000 hingga 20.000 ton TNT.

Hampir semua sumber daya Proyek Manhattan digunakan untuk produksi bahan fisil untuk bom. Secara total, biaya proyek hanya di bawah $2 miliar, jumlah yang mendekati $30 miliar hari ini. Proyek ini menghasilkan pengembangan dua desain bom atom; yang menggunakan uranium disebut sebagai Little Boy, bom kedua disebut sebagai Fat Man, yang menggunakan plutonium.

Plutonium lebih mudah dikumpulkan, tetapi jauh lebih kompleks dan kelayakannya belum dapat dipercaya waktu itu, jadi bom Fat Man yang memakai bahan plutonium adalah satu-satunya yang diuji sebelum digunakan. Sementara itu bom pertama yang selesai (Little Boy) menggunakan semua uranium-235 dari Proyek Manhattan, jadi tidak akan ada uji coba dari senjata ini.

Berlanjut dengan Proyek Silverplate


Awalnya Amerika tidak akan menggunakan senjata pemusnah massal Little Boy, tetapi keputusan sulit itu harus diambil untuk mengakhiri Perang Dunia II. Setelah Jerman kalah, pihak Sekutu kini tinggal berhadapan dengan Jepang. Meski Jepang sudah mulai kendur kekuataannya memasuki tahun 1944. Tapi mereka masih bisa menyulitkan tentara Amerika. Selain itu ketika Jepang menolak Deklarasi Postdam (26 Juli 1945) untuk menyerah, Amerika semakin bersemangat mamakai senjata pemusnah massalnya.

Amerika yang masih memendam dendam kepada Jepang setelah serangan mematikan di Pearl Harbor pada 7 Desember 1941, akhirnya memulai Proyek Silverplate di saat konsep bom atom mereka mulai matang. Proyek ini fokus untuk memodifikasi pengebom B-29 Superforess buatan Boeing agar bisa membawa Little Boy dan juga Fat Man. Saat itu B-29 dianggap belum bisa membawa bom atom yang berukuran cukup besar, sehingga diperlukan modifikasi.

Quote:


Produksi Silverplate dimulai pada 22 Agustus 1944, total ada 14 pesawat yang diproduksi. Pertengahan Oktober 1944, tiga B-29 Silverplate pertama dikirim ke USAAF dan diterbangkan ke Wendover Army Airfield, Utah. Posisi kru yang baru disebut sebagai "weaponeer station", dirancang khusus pada kokpit pesawat, dilengkapi dengan panel untuk memantau pelepasan dan peledakan bom selama misi berlangsung.

Empat belas pesawat produksi ditugaskan ke 393rd Bom Squadron, tiga unit diantaranya diserahkan ke 216th AAF Base. USAAF terus meningkatkan dan memodifikasi seri Silverplate sepanjang tahun 1945. Silverplate terakhir pada masa perang menggabungkan semua perbaikan teknis pada pesawat B-29. Seri Silverplate mencakup mesin baru, baling-baling pitch reversibel, dan pneumatik, serta aktuator untuk membuka dan menutup pintu ruang bom dengan cepat. B-29 Silverplate mewakili peningkatan kinerja yang signifikan dibandingkan varian standar.


Awalnya Hiroshima dan Nagasaki Bukan Targetnya


Setelah membombardir Tokyo pada tahun 1944, menjelang bulan Agustsu 1945; para pejabat AS mulai mencari kota baru untuk pengiriman bom atom. Mereka juga memindahkan seluruh armada pengebom B-29 dari pangkalan China menuju Tinian (Kepulauan Mariana) agar lebih dekat menjangkau Jepang. Selanjutnya kota Tokyo, Kokura, Yokohama, dan Kyoto sempat dijadikan sebagai target pengeboman. Tokyo dicoret dari daftar karena sebelumnya sudah di bombardir. Kokura juga dicoret karena memiliki pabrik senjata terbesar.

Yokohama juga dicoret, karena daerah perkotaan ini menjadi tempat produksi pesawat, peralatan mesin, kapal, perangkat listrik, dan penyulingan minyak. Kyoto pun juga dicoret karena merupakan pusat industri besar. Presiden Harry S Truman juga menolak usulan menjatuhkan bom di Kyoto dan Tokyo.

Meksi tentara Jepang dikenal sangat kejam waktu itu, Truman menyebut jika Amerika tidak boleh menjatuhkan bom atom di ibu kota lama (Kyoto) maupun yang baru (Tokyo) demi kesejahteraan bersama. Kyoto juga memiliki warisan sejarah, agama, dan budaya, sedangkan tujuan AS hanya menghancurkan militer Jepang.


Quote:


Pihak Sekutu kemudian memilih kota Hiroshima dan Nagasaki sebagai target bom atom, karena dua kota ini merupakan kota penting bagi militer Jepang. Hiroshima adalah markas militer Jepang, sangat tepat menjadi target utama Amerika Serikat untuk melemahkan Jepang. Selain itu, Hiroshima dikenal sebagai kota pelabuhan besar di Jepang.

Setelah pidato Presiden Truman, pada 25 Juli 1945, Kyoto dihapus dari target pengeboman Amerika Serikat dan diganti Nagasaki. Nagasaki saat itu dipilih, karena digunakan menjadi pangkalan militer angkatan laut dan selam Jepang yang kuat. Pada 26 Juli 1945 USS Indianao Pollis berlayar selama 10 hati ke Kepulauan Mariana untuk mengirim bom atom tersebut.


B-29 Enola Gay


Setelah kota yang dijadikan sebagai target ditetapkan, kini giliran mencari pesawat dan personel yang akan megakhiri perlawanan Jepang. Salah satu pesawat yang terpilih adalah B-29 Superfortress dengan call sign "Enola Gay",yang dipiloti oleh Kolonel Paul Tibbets. Enola Gay sendiri merupakan nama dari ibu Kolonel Paul Tibbets.

Tanggal 6 Agustus 1945, pesawat pengebom B-29 Enola Gay dijadwalkan akan meninggalkan Tinian di Kepulauan Mariana menuju Hiroshima.Pesawat dipiloti oleh Kolonel Paul Tibbets, komandan 509th Composite Group dibantu Co-pilot Kapten Robert Lewis. Pesawat bermesin empat itu diikuti oleh dua pesawat observasi yang membawa kamera dan instrumen ilmiah, merupakan salah satu dari tujuh yang melakukan perjalanan ke Hiroshima, tetapi hanya Enola Gay yang membawa bom. Sebuah bom yang diperkirakan akan menghancurkan area seluas 5 km dalam waktu singkat.

Setelah pukul 06:00, bom itu selesai dipasang. Tibbets mengumumkan kepada kru bahwa pesawat itu membawa bom atom pertama di dunia. Pada pukul 07:00, radar Jepang mendeteksi pesawat menuju Jepang, dan peringatan itu disiarkan ke seluruh wilayah Hiroshima. Segera setelah itu, sebuah pesawat cuaca berputar di atas kota, tetapi tidak ada tanda-tanda pengebom. Orang-orang memulai pekerjaan sehari-hari mereka seperti biasa dan mengira bahaya telah berlalu.

Quote:


Di sisi lain Kapten Angkatan Laut Deak Parsons, personel senjata Enola Gay sedikit khawatir ketika B-29 lepas landas dengan Little Boy yang sudah dirakit. Pasalnya beberapa B-29 dengan muatan berat sebelumnya pernah jatuh saat lepas landas dari Tinian. Jika itu terjadi pada Enola Gay, bom itu bisa meledak dan menghancurkan separuh pulau.

Pada 07:25, Enola Gay terbang di atas Hiroshima pada ketinggian 26.000 kaki. Pada pukul 08:00, radar Jepang kembali mendeteksi B-29 menuju kota. Stasiun radio lalu menyiarkan peringatan agar orang-orang berlindung, tetapi banyak yang mengabaikannya. Pada 08:09, awak Enola Gay dapat melihat kota muncul di bawah dan menerima pesan yang menunjukkan bahwa cuaca baik di Hiroshima.Sebuah jembatan berbentuk T di persimpangan sungai Honkawa dan Motoyasu dekat pusat kota Hiroshima adalah targetnya.

Pukul 08:15, Little Boy dijatuhkan; menewaskan 80.000 hingga 140.000 orang dan melukai 100.000 lainnya secara serius. Bom itu meledak sekitar 1.900 kaki di atas pusat kota, di atas Rumah Sakit Bedah Shima, sekitar 70 meter di tenggara Balai Promosi Industri (sekarang dikenal sebagai Kubah Bom Atom). Sebagai tambahan informasi, Little Boy punya panjang 3 meter diameter 75 centimeter, beratnya mendekati 4,5 ton serta memiliki daya ledak 18.000 ton TNT.

Awak Enola Gay melihat gumpalan asap membubung dengan cepat dan kebakaran hebat muncul. Temperatur ledakan diperkirakan mencapai lebih dari satu juta derajat Celcius, yang memicu udara di sekitarnya membentuk bola api dengan diameter sekitar 250 m. Saksi mata yang jaraknya lebih dari 8 km mengatakan kecerahan cahaya ledakannya melebihi matahari sepuluh kali lipat.

Quote:


Dalam waktu kurang dari satu detik, bola api telah meluas hingga 900 kaki. Gelombang ledakan itu menghancurkan jendela hingga jarak 16 km dan terasa hingga sejauh 60 km. Lebih dari dua pertiga bangunan Hiroshima dihancurkan. Ledakan bom itu kemudian menghasilkan badai api yang telah membakar segalanya dalam jarak sekitar 7 km.

Sementara awak Enola Gay dari pesawatnya melihat Hiroshima saat itu dalam waktu sekejap telah menghilang di bawah buih api dan asap tebal yang bergolak. Co-pilot, Kapten Robert Lewis lalu berujar;"Ya Tuhan, apa yang telah kami lakukan?"

Sekitar 30 menit setelah ledakan, hujan lebat mulai turun di daerah barat laut kota. "Hujan Hitam" ini penuh dengan kotoran, debu, jelaga, dan partikel radioaktif tinggi yang tersedot ke udara pada saat ledakan dan selama kebakaran. Kombinasi mengerikan itu menyebabkan kontaminasi yang parah; bahkan di daerah yang jauh dari ledakan.


Jepang Kebingungan


Stasiun radio berhenti mengudara, dan telegrap jalur utama telah berhenti bekerja di utara Hiroshima tak lama setelah bom meledak. Laporan kacau tentang ledakan mengerikan datang dari beberapa pemberhentian kereta api di dekat kota akhirnya sampai ke Markas Besar Staf Umum Jepang. Personel markas militer mencoba menghubungi Stasiun Kontrol Angkatan Darat di Hiroshima dan disambut dengan keheningan total.

Orang Jepang bingung. Mereka tahu bahwa tidak ada serangan musuh besar yang bisa terjadi, dan tidak ada gudang bahan peledak yang cukup besar di Hiroshima pada waktu itu, namun rumor buruk mulai bermunculan.

Seorang perwira muda Staf Umum Jepang diperintahkan untuk segera terbang ke Hiroshima, mendarat, mengamati kerusakan dan kembali ke Tokyo dengan informasi yang dapat dipercaya. Markas besar meragukan bahwa sesuatu yang serius telah terjadi, tetapi desas-desus terus berkembang. Ketika petugas staf di pesawatnya berada pada jarak 160 km dari Hiroshima, dia dan pilotnya melihat kepulan asap besar dari bom. Di sore yang cerah, sisa-sisa kota Hiroshima masih terus terbakar.

Tak lama pesawat segera mencapai kota dan mengitarinya. Mereka melihat bekas ledakan besar di tanah masih menyala, ditutupi oleh asap tebal. Mereka mendarat di selatan Hiroshima, dan petugas staf segera mulai mengatur tindakan bantuan, setelah melapor ke Tokyo.

Quote:


Sejak komunikasi antara Hiroshima dan markas militer dan angkatan laut yang lebih tinggi telah terputus, berita awal bahwa sesuatu yang mengerikan telah terjadi di Hiroshima datang ke Tokyo dari kota-kota terdekat. Orang-orang melaporkan ke markas ada yang melapor telah melihat "awan jahat", "ledakan besar", "kilatan mengerikan", "raungan keras."

Laporan tidak jelas justru menciptakan lebih banyak kebingungan daripada alarm. Akhirnya, dari deskripsi kehancuran kota, militer Jepang mulai menyadari bahwa apa yang terjadi mungkin akibat dari bom atom. Sebuah kejutan bagi mereka, karena sebagian besar menganggap kemajuan Amerika dalam pengembangan bom nuklir masih dalam "ilmu pengetahuan."

Pengumuman publik Truman di Washington DC, 16 jam setelah serangan adalah pengetahuan pertama Tokyo tentang apa yang sebenarnya terjadi di Hiroshima:

"Enam belas jam yang lalu sebuah pesawat Amerika menjatuhkan satu bom di Hiroshima. Itu adalah bom atom. Kami sekarang siap untuk melenyapkan lebih cepat dan sepenuhnya setiap perusahaan produktif yang dimiliki Jepang di atas tanah di kota mana pun. Jika mereka sekarang tidak menerima persyaratan kami, mereka mungkin mengharapkan hujan kehancuran dari udara yang belum pernah terlihat di bumi ini."Ujar Truman waktu itu.

Quote:


Sejak komunikasi antara Hiroshima dan markas militer dan angkatan laut telah terputus, berita awal bahwa sesuatu yang mengerikan telah terjadi di Hiroshima datang ke Tokyo dari kota-kota terdekat. Orang-orang melaporkan ke markas militer bawah; muncul sebuah "awan jahat", "ledakan besar", "kilatan mengerikan" hingga "raungan keras". Laporan tidak jelas, dan menciptakan lebih banyak kebingungan. Akhirnya, dari deskripsi kehancuran kota, militer Jepang mulai menyadari bahwa apa yang terjadi mungkin akibat dari bom atom. Sebuah kejutan bagi mereka, karena sebagian besar orang menganggap kemajuan Amerika dalam pengembangan bom nuklir masih dalam fase "ilmu pengetahuan."

Pengumuman publik Truman di Washington DC, 16 jam setelah serangan; adalah pengetahuan pertama Tokyo tentang apa yang sebenarnya terjadi di Hiroshima:

"Enam belas jam yang lalu sebuah pesawat Amerika menjatuhkan satu bom di Hiroshima. Itu adalah bom atom. Kami sekarang siap untuk melenyapkan lebih cepat dan sepenuhnya setiap perusahaan produktif yang dimiliki Jepang di atas tanah di kota mana pun. Jika mereka sekarang tidak menerima persyaratan kami, mereka mungkin mengharapkan hujan kehancuran dari udara yang belum pernah terlihat di bumi ini." Ujar Truman waktu itu.

Quote:


Tak lama setelah pidato Truman, Jepang segera membentuk "Komite Penanggulangan Bom Atom," yang terdiri dari anggota Kementerian Perang, Angkatan Laut, dan Dalam Negeri, termasuk perwakilan Dewan Teknis. Pertemuan pertama komite itu diadakan pada 7 Agustus, di mana pada saat itu kelompok yang terakhir "bersikeras keras bahwa bom itu bukan bom atom."

Mereka mengatakan bahwa, bahkan jika Amerika telah mengembangkan bom atom, mereka tidak akan membawa senjata yang tidak stabil seperti perangkat atom ke Jepang, melintasi Pasifik. Mereka waktu itu menambahkan, "Kami tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, tetapi sampai saat ini teknik Amerika belum begitu berkembang."Sebaliknya, mereka mengklaim, ledakan itu adalah hasil dari "bom tipe baru dengan peralatan khusus, tetapi isinya tidak diketahui.

Sementara itu, personel tentara dan angkatan laut telah dikirim untuk menyelidiki Hiroshima. Awalnya ada ketidakpercayaan bahwa kehancuran itu disebabkan oleh bom atom, tetapi setelah melihat tingkat dan sifat kehancurannya dan mencatat bahwa itu berbeda dengan yang disebabkan oleh bom konvensional. Mereka tahu bahwa Amerika Serikat memang telah menyempurnakan dan menggunakan bom atom, mereka memyadari jika Jepang sedikit tertinggal dalam pengembangan bom nuklirnya sendiri.

Tiga hari berselang B-29 dengan julukan "Bockscar", yang dipiloti oleh Mayor Charles W. Sweeney, menjatuhkan bom kedua, yang disebut sebagai "Fat Man." Bom dijatuhkan di Nagasaki tanggal 9 Agustus 1945, bom tersebut menewaskan 240.000 orang. Setelah mengalami kerusakan dan korban jiwa yang besar, tak lama kemudian, Jepang menyerah kepada sekutu.

Di sisi lain B-29 Enola Gay setelah perang menjadi bintang pameran di National Air Fair di Chicago pada tanggal 3 Juli 1949 dan pada tahun 1952 MGM merilis film Above and Beyond tentang Tibbets dan Enola Gay, yang dibintangi oleh Robert Taylor dan Eleanor Parker. Saat ini Enola Gay berada di National Air and Space Museum's Steven F. Udvar-Hazy Center dekat Washington DC.

----------


Referensi Tulisan: atomicarchive.com
Sumber Foto: sudah tertera di atas
jlamp
nowbitool
69banditos
69banditos dan 5 lainnya memberi reputasi
6
2.3K
38
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Militer
Militer
icon
19.9KThread6.8KAnggota
Tampilkan semua post
superdede101Avatar border
superdede101
#12
Jepang serang pangkalan militer
Amrik serang kota dan warga sipil

anda semua bisa menilai
Diubah oleh superdede101 07-08-2022 03:50
jlamp
jlamp memberi reputasi
1
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.