- Beranda
- Stories from the Heart
Sisi Lain Dunia Volume 2
...
TS
xandler
Sisi Lain Dunia Volume 2
Quote:
Quote:

Quote:
GIF
Disclaimer :
1. Pada Volume 2 akan lebih serius dan lebih Dark dari volume sebelum nya.
2. Update paling cepat 2 hari sekali, di karnakan kesibukan RL, Harap di mengerti
3.Dilarang keras untuk mempublikasikan atau menyalin ke dalam media apa pun tanpa persetujuan Penulis.
4. Jangan sangkut pautkan kejadian dalam cerita, apa pun itu dengan kejadian di dunia nyata, just enjoy the story.
5.Di Wajibkan membaca Vol.1 terlebih dahulu
Quote:
Prolog :
Volume ke 2 pada cerita ini akan berfokus kepada Dilan/Gafi, seorang anak lelaki yang memiliki dendam terhadap Liam dan juga Charless...
Dia adalah anak di luar pernikahan dari Tina dan juga Wisnu, yang saat ini kedua orang tua nya telah tiada.. Tidak hanya kedua orang tua nya, namun seluruh keluarga nya telah di renggut dari nya..
Benar atau salah jalan yang akan ia pilih, semua nya akan terjawab nanti...
Untuk sekarang, biarkan kaki-kaki nya yang menentukan kemana arah ia akan melangkah...
Pada situasi yang lain, Perlahan tapi pasti, kepingan-kepingan Puzzle tentang kalung pemberian dari Aira mulai terkuak...
Quote:
Intro :
Manusia adalah mahkluk paling sempurna, begitu sempurna.. Tuhan menciptakan segala nya yang di butuhkan oleh Manusia, air, makanan, pakaian hingga hiburan..
Bumi ini ialah panggung yang di ciptakan oleh Tuhan bagi manusia, yang penuh akan tawa, air mata, kasih, benci.. dan juga kemunafikan..
Di setiap cerita, pasti akan selalu ada tokoh yang kalah dan juga tokoh yang menang. Napoleon pernah berkata, Sejarah di tulis oleh Pemenang. Lalu.. Jika memang seperti itu, apakah pemenang akan selalu menjadi pemenang?
Keadilan.. Mereka selalu berteriak tentang keadilan, KEADILAN ADALAH SEGALA NYAatau KEADILAN AKAN SELALU MENANG PADA AKHIR NYA...
Lalu.. apakah seorang pemenang yang Napoleon maksud adalah keadilan? jangan buat aku tertawa.. Keadilan tidak mengisi sejarah, namun.. Ketidakadilan lah yang hampir seluruh nya mengisi sejarah umat manusia.
Karna.. sampai saat ini, aku hanya melihat manusia... bukan kemanusiaan....
Maka dari itu... Aku lah yang akan mengingatkan mereka, apa itu...
Kemanusiaan dan Keadilan
Spoiler for Episode:
Diubah oleh xandler 20-01-2023 01:21
jundi666 dan 102 lainnya memberi reputasi
93
221.4K
Kutip
2.5K
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
xandler
#336
Quote:
Chapter 22 - 2 : Tidak Tersentuh
**DENIS POV**
**12 TAHUN LALU**
**12 TAHUN LALU**
Aku begitu bersemangat pagi ini, aku bahkan sampai bangun terlalu pagi, karna hari ini adalah hari dimana aku resmi menjadi anggota Unit Penyidik kepolosian, sebuah pencapaian yang sudah aku cita-citakan semenjak aku masih duduk di sekolah Dasar.
Setelah selesai mandi dan berpakaian rapih, yang mana mulai hari ini aku sudah tidak di wajibkan menggunakan seragam polisi, melainkan pakaian bebas.
"wahh... liat papah dek". ujar istriku yang terlihat sibuk menyiapkan sarapan.
"woohhh papah udah jadi boss ya?". tanya anak ku.
"hahaha.. bukan lah.. Papah cuma berpindah tempat kerja". ucap ku dengan senyum lebar.
Aku tinggal bersama dengan istri dan juga anak ku yang masih berusia 5 tahun, kami keluarga kecil, namun melihat mereka sebelum beraktifitas, adalah sebuah kebahagian tersendiri bagi ku.
"yaudah papah berangkat dulu ya". ujar ku sembari berjalan mendekati pintu.
Anak ku pun terlihat begitu bersemangat mengantarkan ku hingga masuk ke mobil, bahkan ia masih saja melambaikan tangan ke arah ku, meskipun aku hanya melihat nya dari spion mobil.
.
.
Namun.. sesampai nya di kantor, aku merasa cukup kecewa.. Awal nya aku menggambarkan sebuah ruangan dimana orang-orang sibuk dengan urusan mereka masing-masing dengan kasus yang mereka tangani.
Tapi yang aku lihat, 2 orang anggota terlihat sedang tertidur begitu pulas di sofa kantor, dan juga kepala divisi yang malah sibuk dengan bermain HP.
"ohh kamu Denis ya?". tanya Pak eka.
"i-iya pak, hari ini saya di tugaskan untuk bergabung ke unit ini". ujar ku berdiri di depan Meja nya.
Pak Eka ialah kepala Divisi di unit ini, sejujurnya aku masuk ke divisi ini, salah satu alasan nya adalah karna beliau, aku mendengar berbagai pencapaian beliau, seperti membongkar gembong narkoba dan juga beberapa kasus kejahatan lain nya.
"yaudah... meja kamu yang disana ya". ujar pak eka sembari menunjuk salah satu meja.
"Iya terimakasih pak". jawab ku.
Aku pun langsung duduk di meja yang beliau tunjuk, lalu sibuk merapihkan barang-barang ku, dengan tidak lupa menaruh foto keluarga kecil ku di dekat monitor, sekedar untuk penyemangat.
10 menit berlalu, 30 menit berlalu, 1 jam berlalu, hingga 2 jam berlalu...
Aku hanya diam di depan monitor tanpa melakukan apa pun, aku sedang menunggu instruksi dari senior maupun pak eka, namun tidak ada satu pun dari mereka menghampiri ku.
Lalu aku pun berinisiatif untuk menghampiri pak eka, karna siapa tau saja, anak baru lah yang harus berinisiatif lebih dahulu...
"Permisi pak". ujar ku berdiri di depan meja Pak Eka.
"ya? kenapa?". tanya nya sembari sibuk bermain HP.
"Tugas saya apa ya pak?". tanya ku.
"Tugas?". tanya nya.
"ya seperti menangani kasus". saut ku.
"O-oh ya benar... saya hampir lupa". ujar pak Eka yang langsung menaruh handphone nya.
Dia pun memberikan ku 3 lembar kertas, tentang sebuah kasus.
"itu adalah kasus tentang.... hmm tentang... ahh kamu baca sendiri ajalah, saya masih ada urusan lain". ujar nya yang terlihat terganggu dengan kehadiran ku.
"ba-baik pak". ucap ku terkejut melihat sikap nya.
Aku pun kembali ke meja ku untuk membaca berkas tersebut, ternyata isi nya adalah sebuah kasus penjualan ganja yang di lakukan oleh seorang pelajar di salah satu kampus swasta.
Dalam laporan terdapat 3 nama pria yang di curigai sebagai bandar, dan mereka bertiga memiliki usia yang sama. Yang berarti tugas ku adalah memastikan siapa bandar sebenarnya dari mereka bertiga, dan jika beruntung aku juga bisa dapat menggali sumber dari mana dia mendapatkan ganja tersebut.
Tanpa basa-basi, aku pun langsung memakai jaket dan langsung pergi.. namun baru aku ingin membuka pintu, Pak Eka memanggil ku..
"Den.. Partner kamu nanti saya suruh nyusul kamu ya". ujar Nya.
"Partner? siapa pak?". tanya ku.
"Di sini di wajibkan memiliki partner, dan nama nya Imron, dia senior kamu... dia lagi ada tugas juga, jadi kalau dia sudah balik, nanti saya suruh hubungin kamu". ucap pak Eka.
"oh baik pak". jawab ku.
.
Aku pun memulai penyelidikan ku dengan mendatangi kampus tersebut dan bertanya kepada beberapa mahasiwa di sana, dan tentu saja.. Aku tidak mengaku sebagai seorang penyidik.
Membutuhkan waktu lebih 3 hari sebelum aku mendapatkan informasi valid, dan karna ini adalah penyelidikan pertama ku, aku ingin semua nya berjalan sesuai rencana ku dan tidak melakukan kesalahan.
Pada penyidikan hari ke 3, di saat aku sedang berada di kantor dan sibuk mengetik beberapa laporan terbaru yang baru aku dapatkan... Tiba-tiba Imron menepuk pundak ku dan mengajak berkenalan.
"hai... kau anak baru yang akan menjadi partner ku?". ucap nya yang langsung duduk di sebelah meja.
"iya.. berarti kamu Pak Imron?". tanya ku.
"yap benar... dan tidak usah panggil pak, walaupun saya senior, tapi jabatan kita sama.. oke?". ujar nya dengan senyum.
Aku pun menyetujui permintaan nya dengan tidak memanggil nya dengan sebutan Pak, setrlah perkenalan singkat. Aku pun kembali melanjutkan laporan ku..
"Ini kasus yang sedang kau tangani?". ujar imron sembari membaca-baca berkas yang berada di meja kerja ku.
"iya.. dengan berbagai informasi yang sudah aku dapatkan, termasuk membayar mata-mata di dalam, akhirnya aku bisa mengerucutkan ke satu orang.. tapi aku ingin sedikit bersabar untuk sekarang". ujar ku.
"hmm... kau ingin mendapatkan bukti lebih? atau menunggu yang lain?". tanya Imron.
"ya.. karna setelah aku membaca laporan ulang investigasi ku, aku mendapatkan sebuah ke anehan, ku rasa anak ini bukanlah pengedar kecil biasa...". jawab ku dengan wajah serius menatap monitor.
"Maksud mu.. ada sebuah gembong di belakang nya??". tanya Imron kembali.
"benar.. mengingat jumlah yang ia dapatkan, selain di kampus dia juga terlihat menjual ke tempat-tempat hiburan atau pun taman-taman kota pada malam hari..". ucap ku dengan memberikan imron beberapa bukti foto.
"ngomong-ngomong kau sudah mendapatkan informasi siapa penyuplai barang nya?". tanya Imron.
"Sangat sulit.. mereka bertransaksi secara acak, sejauh ini, mereka sudah dua kali bertransaksi dengan cara menaruh barang dan uang di tempat berbeda pada waktu yang juga berbeda..". ujar ku.
"Waktu juga secara acak kah?... kau sudah melakukan penyadapan ke handphone nya?". tanya Imron kembali.
"ya.. dia memiliki 2 handphone pribadi, dan tidak ada satu pun bukti yang bisa aku dapatkan dari sana... seolah mereka sudah memiliki patern atau pola tertentu, yang sudah mereka hafal masing-masing tanpa perlu melakukan komunikasi". ujar ku kembali.
"wahh... jika itu benar, itu bisa menjadi kasus pertama yang menggunakan pola seperti itu". ucap Imron kembali.
Setelah obrolan cukup panjang, kami pun memutuskan untuk menyudahi penyelidikan hari ini, karna waktu sudah menunjukan pukul 10 malam.
Dan Ke esokan hari nya dan beberapa hari setelah nya, aku yang di bantu oleh imron pun berhasil menemukan pola transaksi mereka.
Mereka memiliki beberapa titik temu, dengan total memiliki 6 lokasi tetap yang akan selalu di putar...
-Jika pengedar menaruh uang di lokasi A, maka penyuplai akan menaruh di posisi C.
-Jika pengedar menaruh uang di lokasi B, maka penyulai akan menaruh di posisi D.
-Dan jika pengedar menaruh uang di lokasi E, maka penyuplai akan menaruh di lokasi A.
Mereka terus mengulang pola tersebut dengan total bisa mencapai 500 gram ganja pertransaksi.
Sampai pada hari ke 12 penyidikan, Aku, imron yang di bantu oleh Polisi lain pun berhasil menangkap si pengedar dan juga si penyuplai di tempat berbeda.
Si pengedar bernama toni, yang masih berumur 20 tahun kami tangkap di rumah nya. Sedangkan untuk sang penyuplai bernama wendi, berumur 35 tahun, kami menangkap nya di sebuah apartemen di daerah jakarta utara.
Dan dalam penggeledahan di apartement penyulpai, kami berhasil mendapatkan barang bukti ganja lebih dari 10kg, dan juga barang pendukung lain nya seperti timbangan dan plastik edar.
Setelah sukses menangkap mereka berdua, aku pun menjadi begitu bangga dengan diri ku sendiri, aku tidak menyangka jika kasus pertama ku bisa sampai sebesar ini, tentu nya aku tidak lupa dengan pria bertubuh tinggi dengan rambut kriwil nya, yaitu Imron.
Kami pun membawa mereka berdua ke ruangan introgasi, dengan toni yang begitu mudah mengakui setiap kejahatan nya, karna dia tidak lagi bisa mengelak dengan sejumlah bukti yang berhasil kami dapatkan dari rumah nya.
Namun.. Sikap berbeda di tunjukan oleh Wendi, sang penyuplai terlihat begitu percaya diri dengan terus membusungkan dada nya, bahkan ia tidak mau menjawab satu pun pertanyaan penyidik. Aku dan imron yang melihat dari kaca 1 arah pun di buat cukup kesal dengan tingkah nya..
Namun sekali lagi, bahkan terduga pun memiliki hak nya sendiri dengan tidak di wajibkan menjawab setiap pertanyaan kami, dan memilih untuk menunggu pengacara nya datang.
"Saya ga akan jawab apa pun pertanyaan, sampai pengacara saya datang". ujar Wendi.
"halah.. bukti kamu tuh sudah terlalu banyak, bahkan pengacara kamu ga akan bisa menolong banyak, lebih baik kamu bicara sekarang, dan hal itu pasti akan menjadi bahan pertimbangan untuk pengurangan hukuman kamu". ujar si penyidik.
Wendi pun hanya tersenyum licik tanpa mau menjawab satu pun pertanyaan.
Saat ini, aku dan Imron sedang berada di ruangan sebelah, kami bisa melihat dan juga mendengar dengan apa yang terjadi di ruang penyidik, namun di sisi lain, dari ruangan tersebut tidak dapat melihat atau mendengar kami.
Beberapa lama kemudian, Pak eka pun datang menghampiri aku dan imron yang berada di ruang sebelah..
"Gimana? masih ga mau ngomong?". tanya Pak eka.
"ya begitulah pak". ujar Imron.
"hmm.. pengacara dia mana? kata nya mau datang?". tanya Pak eka kembali.
"Harus nya sih seb--".
*tok tok tok*
"Pak eka.. pengacara Wendi baru saja datang dan meminta untuk bertemu dengan bapak"..
Belum selesai imron menjawab, tiba-tiba seorang polisi mengetuk pintu dan memberitau kalau pengacara wendi sudah datang.
"hah? ketemu saya?". ucap terkejut pak eka.
Biasa nya pengacara hanya akan bertemu dengan penyidik yang sedang menangani kasus nya, karna itu Pak Eka cukup terkejut setelah mendengar ucapan polisi tadi yang memanggil nya.
Dengan wajah bingung pun Pak Eka pergi berama dengan polisi yang memanggil nya untuk bertemu dengan pengacara Wendi di ruangan nya..
.
.
Dan sekitar 15 menit kemudian, Pak Eka kembali ke ruangan kami dengan wajah penuh keringat...
"Lepaskan...". ujar Pak eka.
"Lepaskan? maksud nya apa pak?". tanya ku bingung.
"LEPASKAN DIA... Kau tidak mendengar ku? kau tuli?". ujar Pak eka dengan wajah penuh kepanikan.
"hah? meskipun bapak atasan saya sekalipun, bapak ga bisa begitu aja ngelepasin bandae sepeti ini". ujar ku yang terpancing emosi.
*BUUUKKKKK*
Tanpa aba-aba, Pak Eka menghajar pipi ku dengan begitu kencang, hingga membuat ku tersungkur...
"Lebih baik dengarkan kata-kata ku, ini... untuk kebaikan kita". ujar Pak eka.
Pak Eka pun pergi ke ruangan sebelah dan langsung melepaskan borgol di tangan Wendi, lalu menyuruh Wendi pergi begitu saja...
Bahkan sebelum Wendi pergi, ia seolah bisa melihat ke arah ku melalui kaca satu arah, dengan memberikan senyuman picik.
Aku yang tidak bisa lagi menahan emosi ku pun langsung naik pitam dan mencoba untuk mengejar nya.. Namub imron langsung memeluk ku dan menahan ku...
"KAMU NGAPAIN RON?? KAMU RELA DIA KABUR GITU AJA???". Teriak ku kesal.
"TENANG !! Kamu tenang dulu Den.. Jika Pak Eka sampai seperti itu, berarti... melakukan ini adalah yang terbaik untuk kita". ujar Imron dengan wajah yang seperti menahan kesal.
"AAAAAAAA BAJINGANN.......!!! ". Teriak ku melampiaskan emosi.
.
Mau semarah apa pun aku, pada akhir nya Wendi berhasil lolos dari hukum, yang menjadikan Toni sebagai tersangka tunggal pada kasus ini.. dan Toni juga yang akan menanggung barang bukti sebanyak 10kg yang sebenarnya di temukan di apartemen milik Wendi..
Dan dengan barang bukti tersebut, bisa saja membuat Toni untuk mendekam di penjara seumur hidup, atau bahkan hukuman mati.
Namun... berita mengejutkan nya tidak berhenti sampai di situ...
Beberapa hari setelah nya, tepat nya 5 hari setelah Wendi di lepaskan... dia.. Wendi di temukan tewas gantung diri di apartemen nya sendiri... Tim Forensik menyebutkan di temukan beberapa luka sayatan dan juga luka Lebam pada tubuh nya...
Namun pada laporan resmi nya, Wendi di laporkan sebagai kematian murni Bunuh diri...
Diubah oleh xandler 05-08-2022 13:45
diditper dan 37 lainnya memberi reputasi
38
Kutip
Balas
Tutup