Sudah seminggu ini hujan tidak turun di tempat saya. Selain hujan, awan pun jadi semakin enggan untuk mampir sehingga langit biru cerah yang menghantarkan hawa panas menjadi teman setiap siang. Saya suka warna langit, tetapi tak begitu suka dengan panas terik yang menemaninya. Mungkin karena sejak kecil tinggal di daerah pegunungan membuat saya tak suka dengan hawa panas.

Dan karena hari-hari belakangan ini memang sangat panas, ada baiknya jika kita melihat kembali efek-efek terburuk yang bisa disebabkan oleh hawa panas yang ekstrim. Yang saya maksud bukan efek semacam kekeringan atau heatstroke melainkan efek yang jauh lebih kuat dan berdampak pada lingkungan.



Kekeringan memang dampak berbahaya yang pasti akan terjadi bila suhu luar ruangan melebihi ambang normal. Pertama, air akan menguap dari danau maupun sungai dan setelahnya tanah akan mulai mengering dan retak seperti kulit telapak kaki yang kurang terawat. Tumbuhan akan mati dan ikan-ikan juga tak lagi memiliki tempat untuk kabur dan berakhir dimakan oleh orang-orang yang menangkapnya.



Namun belum tentu juga akan ada yang mengambil ikan itu karena cuaca yang terlalu panas cenderung membuat orang malas keluar rumah. Cuaca panas yang menyengat tidak akan membuat perjalanan outdoor terasa nyaman, sebaliknya kulit akan terasa seperti terpanggang, rambut akan kering, dan darah seolah mendidih. Heatstroke pun tidak terhindarkan.



Dan karenanya banyak orang memilih tetap berdiam di dalam rumah dan meski pun harus keluar rumah, orang-orang akan menggunakan mobil yang ada ac-nya atau minimal menggunakan payung. Jadi bagaimana dengan kegiatan-kegiatan yang mewajibkan berada di terik matahari? Orang pintar akan mengerjakannya di malam hari sedangkan orang kteatif akan menciptakan drone untuk melakukan semua pekerjaan itu dari dalam rumah.



Apa lagi ya? Jika cuaca menjadi semakin panas maka jangan heran jika benda-benda padat pun mulai terkena efeknya. Contohnya minuman kaleng. Pernah lihat nggak tutup kaleng yang terlepas karena efek pemuaian? Minuman kaleng sudah didesain agar cukup kuat melawan panas tetapi jika panasnya sudah terlalu ekstrim maka tutup dan tubuh kaleng tak akan lagi bisa bersama.



Dan kemudian ada aspal. Pernah nggak lihat aspal yang meleleh sampai-sampai zebra cross yang dicetak di permukaannya berubah bentuk menjadi aneh? Kalau cuma sekedar menjadi sedikit lembek sih bukan masalah besar, tapi bagaimana jika aspal sampai meleleh dan menempel di ban kendaraan yang lewat? Waduh, itu masalah yang bahkan tak bisa diabaikan pemerintah.



Kalau melihat contoh-contoh di atas maka sebaiknya kita bersyukur karena negara ini masih belum sepanas negara-negara Afrika atau Asia Timur. Bersyukurlah bahwa air masih bisa dijangkau, bersyukurlah karena tak ada aspal yang perlu dilapisi lagi setiap musim panas, bersyukur karena tak ada hutan yang kebakaran, atau setidaknya belum ada.

sumur