pilotwaras108Avatar border
TS
pilotwaras108
Fakta Pencipta Lagu Garuda Pancasila yang Tersingkir dari Sejarah


oleh Shinta Sigit Agustina 26 Juni 2022
MOJOK.CO – Lagu Garuda Pancasila jadi salah satu lagu wajib nasional yang kerap dinyanyikan terutama saat peringatan Bulan Pancasila, Hari Kemerdekaan, dan Hari Kesaktian Pancasila. Siapa sangka, penciptanya kemudian tersingkir karena ‘mengkhianati’ Pancasila.

Dalam tayangan Jasmerah di YouTube Mojokdotco, Muhidin M. Dahlan yang juga pemilik Warung Arsip mengatakan, pencipta lagu Garuda Pancasila adalah Sudharnoto. Orang nomor satu soal musik di Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) yang berafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Banyak lagu-lagu yang Sudharnoto ciptakan. Salah satu yang terkenal tentu saja, Garuda Pancasila, yang sudah akrab di telinga anak-anak sejak kecil. Sosoknya kemudian tenggelam usai PKI jadi organisasi terlarang yang oleh Orde Baru dikatakan mengkhianati Pancasila.

Berikut 9 fakta sosok Sudharnoto, pencipta lagu Garuda Pancasila:

#1 Kuliah di Fakultas Kedokteran UI
Pria kelahiran 24 Oktober 1925 ini pernah mengenyam pendidikan di perguruan tinggi Universitas Indonesia. Ia mengambil jurusan kedokteran terinspirasi dari ayahnya yang merupakan dokter pribadi Mangkunegara VII, seorang bangsawan Surakarta. Sayangnya, Sudharnoto hanya kuliah sampai tingkat dua sebelum akhirnya keluar. Ia kemudian mendalami musik di Jerman kemudian kembali ke Indonesia sebagai komposer.

#2 Belajar dari seniman kawakan
Sudharnoto muda pun menekuni bidang musik mulai dari gitar, suling, hingga biola. Bakat bermusik ini didapatkan dari sang ibu yang merupakan pemain akordion. Tak tanggung-tanggung, Sudharnoto belajar musik hingga tanah Eropa, tepatnya di Jerman. Beberapa guru musiknya antara lain Jos Cleber, Daljono, Soetedjo, dan RAJ Soedjasim.

#3 Organisatoris ulung
Musik bukan satu-satunya bakat Sudharnoto. Ia juga dikenal dengan kepiawaiannya memimpin organisasi. Sudharnoto adalah Ketua Lembaga Musik Indonesia (LMI). Organisasi ini merupakan perpanjangan tangan dari Lekra.

#4 Jasa besar di dunia lagu anak
Sebagai ketua LMI, Sudharnoto memimpin Konferensi Nasional LMI pertama. Dalam kegiatan tersebut, ia menyampaikan tekadnya untuk mengintensifkan penciptaan lagu anak-anak.

“Betapa menyesakkan bila anak-anak itu menyanyikan lagu-lagu yang patah hati dan putus cinta, (lagu) yang melemahkan semangat serta sama sekali tidak mendidik anak-anak,” demikian kurang lebih ujarnya ditirukan oleh Muhidin M. Dahlan, penulis dan pemilik Warung Arsip kala membahas Sudharnoto.

#5 Merawat musik daerah
Ada peran besar Sudharnoto dibalik LMI yang ramai dengan musisi daerah. Ia giat mengangkat berbagai musik daerah seperti tanjidor khas Betawi hingga saluang Minangkabau. Perlahan, ia menyusun pangkalan data musik daerah demi menyelamatkannya dari kepunahan. Tak hanya itu, para musisi daerah pun dimanjakan hingga dapat berkarir di jalan masing-masing.

#6 Galakkan hak cipta bagi musisi
Tahun 1964, meledaklah kasus plagiasi lagu ‘Sapu Tangan’ yang diciptakan dan dibawakan penyanyi keroncong senior, Gesang. Lagu tersebut hendak diklaim oleh negara Malaysia. Melalui penguatan hak cipta bagi musisi, kasus penjiplakan dapat diminimalisasi.

#7 Menyuntik semangat juang lewat nada
Maju Sukarelawan adalah lagu perjuangan yang menjadi saksi betapa Sudharnoto bisa membius para pejuang lewat nada-nada gubahannya. Lagu tersebut menjadi mars semasa perjuangan Dwikora dan Trikora. Kala itu, Sukarno memimpin aksi di Alun-Alun Utara Yogyakarta diiringi dengan mars karya Sudharnoto tersebut.

#8 Abadi di Museum KAA
Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955 membawa suara Sudharnoto ke kancah internasional. Komposer asal Kendal tersebut menjadi satu-satunya orang yang menciptakan lagu yang mewarnai KAA. Hingga kini, namanya abadi di Museum KAA, Bandung.

#9 Jamila untuk Aljazair
Spirit KAA Bandung menyebar hingga penjuru dunia, utamanya diserap oleh negara-negara yang masih dalam cengkraman kolonialisme. Salah satunya adalah Aljazair yang masih dijajah oleh Prancis. Sudharnoto pun membuat lagu berjudul “Jamila” untuk menyemangati para gerilyawan Aljazair.

Penulis: Shinta Sigit Agustina

Editor: Agung PurwandonoMojok.co
Diubah oleh pilotwaras108 28-06-2022 21:24
pard0
pard0 memberi reputasi
1
1.7K
40
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.8KThread40.2KAnggota
Tampilkan semua post
pilotwaras108Avatar border
TS
pilotwaras108
#3
6 jendral dibalas dengan 500.000 nyawa manusia, was it worthed?
0
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.