Kemiskinan Penduduk Jakarta Kembali ke 15 Tahun Lalu, Netizen: Anggaran 80 Triliun Per Tahun, Uangnya Kemana Aja?

Terkini.id, Jakarta- Kemiskinan di Jakarta kembali menjadi sorotan publik dan ramai diperbincangkan di media sosial.

Dikabarkan kemiskinan di Jakarta telah kembali ke 15 tahun lalu atau tepatnya pada tahun 2007 silam.

Sontak kabar tersebut menjadi sorotan netizen yang geram mengetahui kabar tersebut.

Seorang netizen bernama akun @Miduk17 turut berkomentar melalui akun Twitternya yang diunggah pada Senin 20 Juni 2022.

Dalam tulisannya, netizen tersebut menyindir Pemprov DKI Jakarta dalam urusan pembangunan.

Dia menyebut Pemprov DKI Jakarta hanya sekadar membangun benda-benda mati saja.

Netizen tersebut lantas menambahkan bahwa Pemprov DKI Jakarta lupa untuk membangun manusianya.

“Yang dibangun hanya sekadar benda-benda matinya. Dia lupa membangun manusianya,” tulis akun @Miduk17.

Lebih lanjut, netizen tersebut secara langsung menyinggung 70 Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP).

Dia mengatakan, TGUPP memiliki angggaran sebesar 80 triliun per tahun. Bahkan, disebut juga mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat yang melimpah.

Baca Juga: Tebet Eco Park Ramai, Yayat Supriyatna: Harusnya Konsep Redistribusi

Namun, kata akun @Miduk17, justru mengantarkan DKI Jakarta kembali pada kemiskinan 15 tahun lalu.

“70 TGUPP, anggaran 80 triliun per tahun, bantuan dari pusat berjibun bahkan ikut mengantar Jakarta kembali ke Kemiskinan 15 tahun lalu,” ungkapnya.

Selain itu, netizen tersebut menyebut DKI Jakarta diakui didoakan para ulama dan tokoh agama.

Namun tetap saja, netizen tersebut mempertanyakan uang anggaran untuk DKI Jakarta dibawa kemana.

“Padahal, ngakunya didoakan para ulama dan tokoh agama, uangnya kemana aja?” ujarnya.

Dalam unggahannya, netizen tersebut melampirkan gambar tangkapan layar sebuah berita dari Kompas.

Berita tersebut berjudul “Kemiskinan di Jakarta Kembali ke 15 Tahun Lalu”.

Adapun sub judul dalam berita tersebut menyebutkan, angka kemiskinan di Jakarta per September 2021 mencapai 4,67 persen atau mendekati situasi pada tahun 2007.

Dalam sub judul tersebut disebutkan kenaikan angka kemiskinan tersebut masih akibat terdampak pendemi dua tahun terakhir.

Berita tersebut menampilkan sebuah gambar manusia badut yang disebut mengamen di seputaran Pasar Tanah Abang dan Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Kamis 16 Juni 2022.

Disebutkan lansiran, bagi sebagian orang menjadi badut merupakan pilihan paling realistis untuk bertahan hidup di Ibu Kota.

Menurut lansiran dari berita tersebut, badut jalanan, manusia boneka dan manusia gerobak yang semakin banyak ditemui di jalanan Ibu Kota merupakan sebagian kecil dari warga miskin kota.

Mereka mendapatkan uang dari siapapun yang bersimpati terhadapnya.

Sementara itu, BPS DKI menyatakan persentase penduduk miskin di DKI Jakarta pada September 2020 kembali meningkat menjadi 4,69 persen atau sekitar 496.840 orang.

Dibandingkan dengan September 2019, jumlah persentase penduduk miskin DKI Jakarta sebesar 3,42 persen atau 362.300 orang.

Sehingga pada September 2020, penduduk miskin DKI Jakarta mengalami kenaikan 1,27 persen poin atau bertambah 134.540 orang.

Adapun pada September 2021, jumlah penduduk miskin DKI Jakarta berkurang menjadi 4,67 persen atau 498.290 orang.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan bahwa angka kemiskinan pada September 2021 menyamai situasi kemiskinan di Jakarta pada 15 tahun lalu.

https://makassar.terkini.id/kemiskin...15-tahun-lalu/

Salah satu janji telah terpenuhi yaitu naturalisasi