nanayes
TS
nanayes
MEMANCING SAAT MALAM SATU SURO. (Behind True Story)-Horror !!!


Salam sejahtera para penghuni Kaskus..

Ini trit pertama ane setelah sekian lamaaaaaaa jd silent reader.
Disini ane mau share pengalaman pribadi ane. Pengalaman horor tepatnya.

Kejadian nyata ini ane alami bersama 3 teman ane lainnya pada tahun 2008 lalu.
Di mana pada saat itu ane masih bujangan, dan sedang gila-gilanya mancing dengan teman-teman ane.
Tapi pada waktu itu ane bukan hoby mancing di kolam pemancingan, tapi mancing di empang-empang, rawa atau juga di sungai-sungai kecil di kampung-kampung gitu.

Jadi team ane mancing itu ada 4 orang. Ane, encim, bagol dan diki.
Kalau pergi mancing itu kita pakai 2 motor berboncengan.
Dan biasanya kita berangkat mancing itu malam hari, hampir tengah malam. Karena mancing malam hari itu suasananya lebih tenang dan adem. Pagi harinya baru kita pulang.
Dalam seminggu bisa 2-3 kali kami mancing.

Dan biasanya info-info tempat mancing di empang atau sungai itu kita dapat dari si Bagol ini. Karena doi emang orangnya supel dan banyak kenal sama orang.
Bahkan berkat info dari si bagol ini, kita sampai pernah mancing di pelosok di kota Sukabumi. Padahal domisili kita ada di Depok.
Jadi betul-betul di pelosok pinggir jauh, puluhan KM dari pusat kota Sukabuminya. Berada di hutan perkebunan pohon karet.
Jadi dihutan karet itu ada aliran sungai kecil yg mengalir ke sebuah lembah pegunungan.
Dan waktu itu kita berempat mancing di lembahan itu.
Gokill emang si Bagol itu kalau cari info..!!!

Puluhan tempat sudah kita "satronin", puluhan kampung udah kita datangin.
Walaupun kita mancing selalu malam dan kadang pula spot mancingnya di tempat2 yg gelap dan rimbun. Tapi syukurlah kita gak pernah ketemu yg aneh-aneh atau yg ekstrim-ekstrim. Bahkan namanya 'penampakan' pun gak pernah kita alami.
Ya paling cuma suara-suara gesekan di rumput ilalang atau di atas pohon. Tapi kita gak memperdulikannya. Kami fikir itu cuma hewan-hewan liar yang sedang berkeliaran saja.

Justru kejadian ekstrim yg pernah kita alami yaitu kita pernah bertemu maling saat kita mancing.
Jadi ceritanya waktu itu kita sedang mancing dipinggiran sungai sebuah kampung, pas sekitar jam 3 malam. Si encim yg sedang asik mancing, dan posisi dia paling pinggir diantara kita bertiga, tiba-tiba dari belakang dia keseruduk orang dari belakang, hingga dia dan orang yg nyeruduknya itu jatuh nyemplung ke sungai.

Kita bertiga yg posisinya agak jauh dari dia pun sontak kaget dan berdiri ngeliat si encim yg tiba-tiba nyemplung itu.

Lalu ane teriakin dari jauh.. "Cim, lu ngapa nyemplung woi ??",

Encim pun bangkit dari jatuhnya.
Belum sempat dia jawab. Dari arah belakang dia, terdengar suara seorang laki-laki marah. Posisinya baru berdiri dari jatuh juga, basah kuyup, tapi di tangan kanannya sambil mengacungkan sebilah golok. Sedangkan tangan kirinya seperti sedang memegang karung yg berisi sesuatu.
Kepalanya tertutup 'buff', jd keliatan matanya aja.
Sontak diacungkan golok seperti itu si encim pun berlari kabur mendekati kita.

"Sialan luh, ganggu jalan gw aja luh..!!!", teriaknya.

Lalu gak lama dari arah belakang, pinggir sungai muncul juga satu orang dengan penampilan yg sama. Pakai 'buff', tangan kirinya menenteng karung juga, tapi di tangan kanannya bukan menenteng golok, melainkan lebih panjang lagi. Mungkin sejenis kelewang.

Orang yg baru datang ini langsung meneriaki kita berempat sambil mengacungkan kelewangnya ke arah kita.

"Hey.. lu pada jangan macem-macem ya. Jangan pada ngikutin gw berdua. Awas aja !!!, Gw cincang lu entar !!", teriaknya.

Ane berempat pun agak mundur lebih menjauh. Parno juga..

Gak lama mereka berdua pun menyebrangi sungai kecil itu dengan memanggul karung di atas punggungnya, sambil sebentar-sebentar terus ngeliatin kita dan masih mengacung-ngacungkan senjatanya.

Begitu mereka sudah berlalu dan gak keliatan lagi. Lalu diki ngomong..

"Gaes, udahan yuk ah kita pulang aja. Jangan dilanjut mancingnya. Takutnya masih ada temen-temennya lagi di belakang dah..", katanya.

"Iya bener, udah pasti itu tadi garong abis maling. Gw takutnya itu garong lagi dikejar warga, malah entar kita salah sasaran lagi dikira maling. Kita kan orang asing disini yg lagi mancing. Lagian juga pakaian gw basah kuyup gini nih, dingin gaes..", encim pun menimpali.

Akhirnya kita berempat pun memutuskan buat bubar jalan aja.
Beres-beres perabotan mancing masing-masing, kelar, langsung otw ke arah motor diparkir. Di luar kebun.
Posisi bubar waktu itu baru jam setengah 4 pagi.

Sehari kemudian kita ngeliat berita di koran, ternyata kemarin di kampung tempat kita mancing kemarin itu terjadi pencurian hewan ternak warga.
Jadi ada seekor sapi di dalam kandang warga yg ditemukan sudah dalam keadaan tersembelih. Hanya menyisakan jeroan dan kepalanya saja.

Nah, akhirnya terjawab sudah rasa penasaran kita berempat..
Mungkin saja garong yg kita temui malam itu adalah pelaku pencurian sapi itu. Dan didalam karung yg mereka bawa itu mungkin saja potongan daging-daging dari sapi itu.
Mungkin ..

Semenjak kejadian ketemu garong itu, tak terasa sudah sebulan berlalu kita berempat belum mancing-mancing lagi.
Tapi kalau ketemu sih tetap ketemu, basecamp kita kan dirumah Bagol, lagian juga kita kan masih satu kampung.
Tapi kalau topik obrolan mulai ke arah mancing kayaknya kita tuh mulai agak lesu gitu, malas, dan lg gak mood aja. Akhirnya ganti topik obrolan deh.

Waktu berlalu..
Singkat cerita, hingga pada suatu hari di basecamp, Bagol memulai pembicaraan..

" Gaes, mancing lagi nyok. Dah ampir 3 bulan nih kita absen kaga kemana-mana. Mangnya lu pada gak kangen apa mancing lagi..??", tanyanya pada kita bertiga.

Kita bertiga saling lirik-lirikan.

" Iya sih, gw juga kangen gol pengen mancing lagi. Gatel banget ini sebenernya tangan pengen megang joran..", jawab encim.

" Iya gw juga nih. Gatel euy pengen 'nyentak' joran lagi..hehe", timpal diki.

"Oke lah. Ayok kita start lagi. Emangnya lu ada info tempat mancing yg oke dimana lg gol ?", tanya ane ke bagol.

Lalu dengan semangat 45 bagol pun menjawab,
"Pas, cocok dah kalau begitu. Gw baru dapat info pisan semalem dari temen gw. Dia sering mancing di daerah itu katanya. Spotnya enak, jauh dari pemukiman warga, ikannya banyak dan gede-gede. Posisinya mancingnya di aliran anak sungai, di bawah bukit kapur. Gak jauh dari sini. Cuma 3 jam perjalanan naik motor ke arah selatan..", ujarnya menjelaskan.

" Terus rencananya kita berangkat kapan nih ?", tanya ane lagi.

" Hari Selasa, malam Rabu kita berangkat.. okeh?", Jawab bagol.

Kita pun bertiga mengiyakan nya.

Singkat cerita, malam Rabu sekitar jam 9 malam, ane berboncengan dengan diki langsung nyamper ke rumah Bagol.
Di basecamp udah ada encim juga.

" Gimana gaes, udah siap semua ?, Aman ?, gak ada yg ketinggalan ?", Tanya Bagol ke kita bertiga.

"Aman gol.." jawab kita.

Sebelum berangkat ane pun bertanya sesuatu..
" Eh gaes, tadi di jalan gw mau kemari, gw liat ada pawai obor panjang di jalanan. Ada acara apaan ya ?",

" Lah.. emang lu lupa nay ?, Malem ini kan malam satu suro " jawab encim.

Seketika mendengar jawaban itu ane langsung mikir macem-macem.

" Lah emang iya ya ..?",

"Terus ini emang ga apa2 nih kita pergi-pergian mancing malam satu suro begini ?" Tanya ane.

Bagol pun nyeletuk..
" Ahh, emang ngapa sih ?. Kan kita tibang pergi mancing doank. Gak berbuat sesuatu yg aneh-aneh. Gak mabok, gak maksiat..",

" Jangan terlalu percaya mitos-mitos gitu nay. Ntar malah parno sendiri luh..",

"Yang pentingkan kita gak berbuat sesuatu yg dilarang sama agama. Orang kita cuma pergi mancing. Healing.. healing.. ya gak gaes?,." Ucap bagol menjelaskan.

Ane fikir, iya juga sih.
Kan kita cuma mau pergi mancing, gak ngapa-ngapain. Gak pergi maksiat.

Akhirnya gak lama kita berempat pun berangkat.

Singkat cerita setelah hampir 3 jam dimotor. Dari jalan raya besar kita berbelok ke kiri, ke jalan raya yang lebih kecil. Lalu melewati depan beberapa perkampungan, melewati beberapa jembatan yg dibawahnya mengalir sungai besar.

15 menit kemudian kita berbelok lagi ke kiri, ke jalan setapak yg hanya muat satu motor saja. Tapi jalannya sudah di cor. Posisi jalan itu terus menurun. Dan kiri-kanan cuma ada pohon dan kebun warga.

5 menit kemudian kami sampai diujung jalan yg sudah di cor itu.
Dan lanjut jalan di jalan tanah. Masih dengan posisi jalan yg menurun landai.
Hingga sampai dipercabangan jalan, ada dua cabang. Kami ambil yg kanan.

Gak berapa lama akhirnya kami sampai di batas jalan setapak.
Kami parkir motor di samping pohon besar.
Lalu kami masuk lagi ke arah dalam hutan kira-kira 150 meteran dengan berjalan kaki.
Sama.. masih posisi menurun juga.

Dan kira2 di jarak 50 meteran dari mulai kita jalan itu, disebelah kiri kita melihat ada semacam bangunan rumah tapi kecil. Cuma sendiri disitu.
Dan disamping rumah-rumahan kecil itu ada pohon beringin berukuran sedang yg batangnya itu dililit kain kuning.

Kami lanjut jalan lagi,
Dan akhirnya sampai juga di lokasi mancing.
Kita pun memandang berkeliling.
Enak juga nih spotnya.

Jadi di depan kita tuh ada aliran sungai, tepatnya anak sungai lah. Gak besar gak kecil.
Di pinggiran sungai tempat kita berdiri tuh banyak ditumbuhi rimbun pohon bambu.
Yang bikin enak itu kondisinya bersih dan lapang, jadi gak ada tanaman belukar atau rumput-rumput liar dipinggiran sungai itu.
Jadi kita tinggal 'ngedeprok' dan mulai mancing.
Sedangkan di seberang sungai itu ada jejeran pohon randu atau kapas yg tinggi-tinggi, dan di belakang jejeran pohon randu itu barulah tebing bukit kapur yg menjulang tinggi puluhan meter, serta memanjang sepanjang aliran sungai.

Ane senterin sekeliling, memang ternyata ada bekas bungkus rokok, puntung rokok dan bungkus kopi juga.
Berarti emang ini tempat kadang suka ada yang mancing disini.
Aman lah.. fikir ane.

Tanpa tunggu lama-lama kita berempat pun mulai mengeluarkan perabotan masing-masing.
Sambil 'setting-setting' joran pancing, ane bertanya sama bagol.

" Gol, tadi di tengah jalan ada rumah-rumahan kecil sebelah kiri itu apa gol ?", Tanya ane.

" Ohh, yg tadi kita lewatin itu ??",

" Itu sih kata temen gw, keramat disini..",

" Jadi di dalam rumah kecil itu ada sumur tua dari batu alam, bekas petilasan mata air atau apalah gitu gw gak ngerti.." jawabnya.

" Waduh.. iseng juga donk nih kita mancing deket sama tempat keramat gitu. Mana malem-malem begini.." kata ane.

" Ya udah sih. Emang ngapa?. Kan kita mancingnya disungai ini.
Keramat itu mah kan adanya di atas sana, jauh di belakang sana. Santuy aja lah.." ujar encim menimpali.

Ya sudahlah. Males debat dan malah jadi parno sendiri ane. Akhirnya ane kaga peduliin dan mulai mancing.
Kita berempat masing-masing nyari spot yg nyaman..
Jarak kita masing-masing ane lihat gak lebih dari 20 meteran.
Masih keliatan jelas satu sama lain.
Aman lah.

Ane lihat jam pas jam 12 malam.

30 menit kemudian rintik gerimis pun turun. Kita berempat lalu bergegas pakai jas hujan dan lanjut memancing.

Dan memang bener aja. Disungai ini banyak ikannya. Baru 1 jam kita mancing, kita masing-masing sudah dapat lumayan banyak ikan.
Makin semangat.
Ane lihat jam udah jam 1 malam. Masih ditemani rintik gerimis..

Tepat jam 2 gerimis pun berhenti.

Keanehan pun dimulai..
Tepat gak lama setelah gerimis berhenti kita pun di kagetkan dengan apa yg kita dapat di kail pancing kita.

Yang pertama si encim..
Jorannya seperti biasa ada yang 'nyentak' begitu diangkat dikiranya ikan, pas disenter taunya seekor ular hitam yg nyangkut di kail.
Langsung saja dipotong tali benangnya, dan ular beserta kailnya pun kembali tercebur ke sungai dan terbawa arus.
Encim pun memasang kail kembali di benang jorannya.

Saat dikailnya nyangkut ular itu, kita bertiga ketawa terbahak-bahak melihatnya. Sambil ngeledekin dia.

Beberapa menit kemudian giliran si diki yg dapat ular.
Lalu kita bertiga ketawa lagi. Apalagi si encim, ketawanya paling kenceng. Puas mungkin bales yg tadi dia di ketawain itu.

Selang beberapa menit juga, giliran bagol yg dapat ular.

Nah, akhirnya disini ane merasa,
"Sekarang pasti bagian gw nih dapet ular..", fikir ane dalam hati.
Tapi sebelum itu terjadi ane angkat joran ane, dan ane taro aja dulu didarat.

Si bagol dari jauh nyeletuk,
"Woy nay, ngapa joran lu angkat. Takut kebagian dapet uler ya ?, Ha ha ha.." teriaknya. Diiringin suara gelak tawa encim dan diki.

"Kaga, gw mau benerin benangnya dulu nih. Kusut nih..", alasan ane.

Sebenarnya perasaaan ane emang udah gak enak semenjak mereka dapat ular. Sampai 3X loh bayangin. Seperti bukan kebetulan, tapi kayak sebuah pertanda.

Gak berapa lama ane liat dari jauh, encim dan diki jalan tergopoh-gopoh nyamperin bagol dan kayak ngomong sesuatu.
Akhirnya ane juga nyamperin mereka. Penasaran apa yg terjadi.

Begitu sampai.
" Ada apaan sih ??", Tanya ane.

" Itu nay. Di belakang pohon bambu tempat gw duduk. Gw denger suara cewek kayak minta tolong gitu.." jawab encim.

"Iya sama nay. Belakang gw juga gitu. Pas gw senter gak ada siapa-siapa.." lanjut diki menimpali.

" Ya udah sekarang daripada parno. Mending kita samping-sampingan aja deh mancingnya biar lebih aman. Pada deketan aja.
Bawain dah perabotan lu masing-masing kesini buruan..",

"Lagian juga tanggung tuh liat udah jam setengah 4. Bentar lagi subuh. Jam 5 kita balik dah..", ucap bagol.

Kita bertiga pun lalu ambil peralatan masing-masing dan kembali lagi ke posisi dimana bagol berada. Dan kembali memancing.
Jarak kita sekarang antar satu sama lain cuma 5 meteran.

Lalu sepuluh menit kemudian, terdengar lagi suara perempuan minta tolong. Suaranya lirih..

Kita berempat pun sekarang sama-sama mendengarnya.

"Tuh kan gol. Gw bilang juga apa ?", Kata encim.

Akhirnya kita nyalakan senter masing-masing dan mulai nyenter ke segala arah. Terutama ke belakang.
Tapi nihil gak ada apa-apa. Tapi suara tolongnya masih terdengar.

Hingga ane nyeletuk ngomong ke mereka..
"Bentar bentar gaes.. ini kayaknya suaranya bukan dari arah belakang deh, tapi dari arah depan, di sebrang sungai sana..",

" Coba deh pake senter lu gol. Senter lu kan bagusan, mahalan, bisa jarak jauh. Kalau senter kita gak sanggup ", pinta ane ke bagol.

Akhirnya bagol pun dengan senternya mulai menyenter ke sebrang sungai sana.
Dia pencet 'knob' di senternya yg paling maksimal, yg paling terang.

Dan benar saja, cahaya senternya sanggup mencapai sebrang sungai.

Disitulah kita kaget dan terperanjat..!!

Diseberang sungai disana, di bawah pohon randu,
Terlihat sesosok perempuan memakai gaun merah yg kucel, sedang melambai-lambaikan tangannya seperti meminta tolong kepada kita.
Tapi yg bikin bergidik adalah mukanya yg rusak berdarah-darah serta rambutnya yg gimbal awut-awutan panjang.

Selagi kita mematung melihat itu, lalu terdengar suara cekikikan dari atas pohon randu itu.
Lalu sekejap si bagol pun mengalihkan senternya ke atas pohon randu itu.

Dan...
ASTAGA !!!

Di atas pohon randu itu terlihat beberapa sosok kuntilanak sedang bertengger.
Ada yang sedang duduk sambil uncang-uncang kaki, ada yg bergelayutan terbalik seperti kelelawar, ada juga yg sedang berdiri melayang di atas ranting pohon randu itu.

Tanpa ba bi bu, kita berempat pun spontan seketika itu juga, lari tunggang langgang ke arah atas meninggalkan tempat itu.
Sudah gak memikirkan perabotan pancing kita masing-masing lagi.
Tinggalin udah !,
Pokoknya LARI !!!

Begitu sampai di depan rumah sumur keramat itu. Kita kembali dikejutkan oleh penampakan yg tidak kalah seramnya.
Jadi di depan rumah-rumahan kecil itu berdiri sesosok pocong bermuka gosong, tapi yang lebih membuat ngeri adalah pocong itu bentuknya gendut, gak seperti pocong pada umumnya. Ditambah bau pandan yg sangat sangat menyengat hidung.

Lalu tiba-tiba si encim jatuh pingsan disitu.
Sontak mau tidak mau ane pun menggendongnya dan lanjut lari dengan susah payah. Sambil di dorong si diki dari belakang.
Sedangkan bagol terus menyenteri jalan didepan agar kelihatan.

Begitu sampai di tempat motor parkir. Ane coba sadarkan si encim. Ane tepak-tepak mukanya. Dan goncang-goncangkan badannya.
Dan syukur lah dia pun akhirnya siuman.

Tanpa berlama-lama kita pun langsung menaiki motor dan gaspoll keluar dari hutan itu.

Besoknya si bagol menceritakan lah apa yg kita alami kepada temennya itu. yang ngasih tau lokasi itu.
Dan temennya itu malah ngetawain.
Gini katanya,

"Ha ha ha.., lagi lu ada-ada aja gol. Mancing disitu malem-malem. gw aja kalau mancing disitu siang doank..",

"Lagian juga warga asli situ kalau berkebun atau mancing di sekitar keramat situ juga gak berani sampe menjelang magrib. Maksimal jam 5 sore dah pada pulang mereka..", katanya.

" Lah elu, yang jelas-jelas bukan warga situ malah start mancingnya tengah malem ?. Selon amat lu pada.. ha ha ha", ledeknya lagi.

Semenjak kejadian itu kita berempat pun trauma untuk mancing jauh-jauh dan masuk hutan-hutan lagi.
Jadinya sekarang kami hanya mancing di kolam pemancingan saja.

** Tamat **

Ya begitulah kisah horor nyata yg pernah ane alami bersama sohib2 ane dulu zmn lg gila2nya mancing.
Semoga suka ya gaes..

Trims.

Jgn lupa cendolnya ya gan..emoticon-Cendol Gan
Diubah oleh nanayes 21-05-2022 16:27
dian.lororbrataatmadjaBALI999
BALI999 dan 33 lainnya memberi reputasi
34
4.6K
34
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.3KThread40.9KAnggota
Tampilkan semua post
indrag057
indrag057
#5
Lah, mancing ditemenin ama cewek kok malah pada kabur ganemoticon-Ngakak
cos44rm
cos44rm memberi reputasi
1
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.