KOMENTAR ASBUN SOAL GRASAK GRUSUK

OLEH: Magico Milan

Ada yang menyebut sepakbola ala Milan adalah sepakbola grasak grusuk. Kami nggak nonton videonya, buat apa juga. Tapi soal grasak grusuk ini lalu lalang di kolom komentar fanpage kita tercinta. Inilah penjelasan untuk membantah apa itu sepakbola grasak grusuk. Sebuah komentar yang bisa dibilang watoni, waton muni alias asbun!

Skuad AC Milan disebut sendiri oleh Igor Tudor sebagai skuad yang hanya kapabel untuk bersaing di posisi ketiga atau keempat Serie A. Pada kenyataannya, Milan bisa sepenuhnya bersaing untuk merebut posisi puncak Serie A. Apapun hasil akhirnya nanti, Milan masih kandidat scudetto hingga pekan terakhir Serie A!

Lalu, bagaimana mungkin sebuah tim dengan mission impossible itu bisa disebut grasak grusuk. Diartikan dalam KBBI, tidak ada grasak grusuk yang benar grasah-grusuh adalah tindakan tergesa-gesa.

Apakah brand sepakbola Milan musim ini berupa sepakbola tergesa-gesa? Kalau sebuah tim tergesa-gesa, mengutip Maldini, tidak akan bisa membalikkan keadaan setelah tertinggal 0-1 setelah menguasai permainan dan mendapati satu gol mereka dianulir saat lawan Verona.

"Kalau Anda ketinggalan dalam posisi tersebut dan nggak siap, jelas akan memantik krisis (kepercayaan diri). Ketika jumlah pertandingan (dalam semusim) makin sedikit dan Anda sudah melihat garis finish, jika sebuah tim tidak dewasa dalam bereaksi dengan cara yang benar, tim itu akan kehilangan keyakinannya," kata Maldini.

Lihat faktanya saat bertemu Verona, juga saat menghadapi Lazio setelah ketinggalan lewat gol awal Immobile. Nyatanya Milan bisa membalikkan situasi. Apakah ini yang disebut brand sepakbola grasah grusuh. Grasah grusuh ndogmu!

Dari sisi rata-rata penguasaan bola musim ini, Milan ada di peringkat keenam Serie A dengan catatan 54,9%. Kalau Milan yang memiliki rerata possesion sebesar 54,9% lalu apa dong julukan untuk brand sepakbola tim seperti Atletico Madrid (51,8%), AS Roma (50,9%) atau Tottenham Hotspur (51,1%).

Logikanya grasah grusuh atau tergesa-gesa itukan lari kesana kemari seperti banteng kebingungan. Nyatanya, jumlah kilometer yang ditempuh pemain AC Milan per pertandingan dalam rata-rata adalah terburuk kedua di Serie A, yaitu rata-rata 104,013 km, hanya kalah dari Udinese 103,628. Justru terlihat efektif, tak banyak gerak tetapi hasilnya kelihatan. Expected goals for Milan musim ini 64,6 dengan jumlah gol tercipta 64. Ternyata tidak banyak peluang terbuang.

Total shots Milan musim ini mencapai 570 hanya kalah dari Inter sebanyak 633 shots. Bagaimana mungkin tim yang grasah grusuh bisa mendapatkan total shots sebanyak itu?

Si penemu istilah grasah grusuh sepertinya hanya menonton Milan sesekali dan terheran-heran ketika pemain Milan lebih sering melakukan crossing yang gagal. Soal crossing Milan memang buruk sekali yaitu di peringkat kelima tim Serie A dengan 246 crossing meleset. Dari sisi crossing yang menemui sasaran juga hanya peringkat 13 di Serie A.

Barangkali dia juga hanya melihat Milan separuh-separuh utamanya musim lalu ketika Milan mengalami ran out of steam alias kehabisan bensin di saat-saat akhir kompetisi.

Sepertinya dia lupa dengan tidak menonton Milan lagi setelahnya. Mungkin waktunya kebanyakan buat bikin video. Tapi sorry saja ya, pendapat grasah grusuh itu ngawur pol. Sakpol-pole!

Lalu apa sebenarnya brand sepakbola ala Pioli. Memang tidak sekuat Barcelona atau Ajax yang sudah turun temurun. Atau sekuat Liverpool begitu juga sesetrong brandnya Arrigo Sacchi. Brand sepakbola Pioli adalah soal "emozione, sentimento, trasporto." Sebuah brand yang hanya bisa dimengerti oleh orang yang menonton Milan week in weeok out, bukan yang menonton sambil lalu apalagi sambil ngorok!

"Ketika Anda memberi tim dengan ide bagaimana ketika berada di lapangan, kemudian memberi konsep dan jiwa yang jelas –- karena sepak bola tidak hanya bermain bagus dari sudut pandang teknik dan taktik--, juga membubuhkan emosi dan perasaan yang mengalir di antara para pemain, demi kesamaan tujuan dengan mengesampingkan ego pribadi. Lalu kemudian Anda menyadari telah berhasil, maka pekerjaan akan jauh lebih mudah, ” demikian kata Pioli soal identitas yang dia coba pasangkan kepada AC Milan.

Filosofis banget memang kalau dilihat dari kata-katanya. Pada poinnya, dia tahu sedang mengasuh tim yang masih muda (baca: sebagian besar isinya pemain muda). Untuk itu, tidak hanya dibutuhkan teknik dan taktik semata, tetapi juga tiga elemen yang penting emosi, perasaan yang di-delivery-kan kepada pemain demi tujuan yang sama. Itulah kelebihan utama dari Pioli. Dia berhasil membangun mentalitas pemain setidaknya lebih bagus dari musim lalu yang kehabisan bensin pada tahap akhir kompetisi. Musim ini, mesin dia justru semakin panas di babak-babak paling menentukan.

Dari sisi teknik dan taktik, sisi energik dan fisikalitas coba dibangun Pioli tetapi tidak dengan mengesampingkan dominasi permainan. Satu lagi yang penting adalah soal keseimbangan antar lini. Jumlah gol Milan terbanyak kelima di Serie A setelah Inter, Lazio, Napoli dan Atalanta. Dan lini belakang mereka paling sedikit kebobolan yaitu hanya 31 gol sama dengan Inter dan Napoli.

Lalu apakah ini yang disebut grasah grusuh. Ndogmu!

*stop kasih panggung buat palkon...
semoga disini gk ada yg jadi dombanye