kaze27Avatar border
TS
kaze27
Kutukan Cleopatra
Dahulu kala disebuah kastil tua tinggallah seorang gadis bernama Cleopatra. Seorang gadis berusia 15 tahun. Meski masih terbilang cukup muda, namun gadis yang satu ini sudah berkali-kali mengalami nasib buruk. Bagaimana tidak diumurnya yang masih empat setengah tahun dirinya sudah harus kehilangan ibu kandungnya  dan seiring berjalannya waktu, diumurnya yang menginjak lima tahun ayahnya yang seorang bangsawan  kembali mengangkat seorang selir muda untuk dijadikan permaisuri dan semenjak saat itu semua orang menjauhi Cleopatra karena dianggap sebagai Putri pembawa sial.

Di sore hari bersamaan dengan hujan yang mulai turun Cleopatra mendapatkan sebuah bingkisan misterius yang tergeletak di samping tempat tidurnya. Cleopatra mengamati bingkisan terebut dan mencari dengan teliti nama si pengirim, tapi tak ia temukan juga. Ia membukannya secara perlahan dan hati-hati. Terpampang jelas mimik wajah terkejut  Cleopatra ketika melihat isi dari bingkisan tersebut. Di dalamnya terdapat sebuah foto seorang wanita cantik bergaun putih yang tak lain adalah ibu kandungnya tengah menggendong seorang bayi perempuan yang tak lain adalah dirinya dan dibelakang foto itu terdapat tulisan berwarna merah darah yang bertuliskan, "Pergi! Atau mati seperti ibumu."  Cleopatra terkejut saat melihat tulisan berwarna merah darah tersebut. Ia terduduk lemas mengamati foto yang ada digenggamannya. Tangannya mulai gemetar ketakutan. Perlahan cairan putih, bening mulai membasahi wajahnya yang mulai terlihat pucat. Tanpa berpikir panjang Cleopatra langsung bergegas menemui ayahnya dengan tergesa-gesa.
" Ayah!" teriak Cleopatra sembari memasuki ruangan ayahnya. Masih dengan nafas yang terengah karena berlari.
"Cleo apa-apan sikapmu ini! Bukankah kamu sudah diajarkan tata krama bangsawan!" bentak ayahnya.
"A.. Ah maaf yah."
"Sudahlah. Ada apa kamu menemui ayah dengan tergesa-gesa."
"Yah ada yang mau membunuh Cleo yah." ucap Cleopatra sesengukan.
"Kamu ini melantur apa, masuk ke kamar kamu sekarang!"
"Tapi yah Cleo tadi mendapat bingkisan aneh dan ada foto ibu dan Cleo didalamnya. Disana ada tulisan yang menyuruh Cleo pergi kalau tidak mereka akan membunuh Cleo." jelas Cleopatra.
"Baiklah. Sekarang dimana bingkisan itu?"
"Ada dikamar Cleo yah."
"Pengawal ambil bingkisan itu dari kamar Putri." titah Sang Raja.
"Baik Yang Mulia."
Para pengawal mulai bergegas menuju kamar Cleopatra untuk mencari bingkisan yang dimaksud Sang Putri. Mereka menggeledah seisi kamar Sang Putri untuk mencari bingkisan misterius tersebut namun sayang, bingkisan tersebut hilang. Para pengawal kembali ke ruangan Sang Raja untuk memberitahu bahwa tidak ada satupun bingkisan yang aneh di dalam kamar Sang Putri. 
"Bagaimana apakah kalian menemukan bingkisan aneh didalam kamar Putri?" tanya Raja kepada pengawal.
"Maaf Yang Mulia, kami tidak menemukan satupun bingkisan didalam kamar Putri Cleopatra."
"Mana mungkin! Aku yakin menaruhnya di atas tempat tidurku." sahut Cleopatra.
"Mungkin Putri sedang banyak pikiran jadi berhalusinasi." ucap seorang selir.
"Diam tak usah ikut campur! Kamu pikir aku gila?" ucap Cleopatra kesal.
"Sudah cukup Cleo. Dia itu ibumu berhenti kurang ajar padanya." bentak Sang Raja.
"Ibu!? Aku tak pernah menganggapnya sebagai ibuku. Ibuku hanya satu dan dia sudah pergi. Kenapa ayah selalu membela wanita itu dan tak pernah percaya ucapanku?"
Plak!
"Pergi ke kamarmu sekarang!" bentak Raja.
Tamparan itu mendarat dengan mulus dipipi Cleopatra. Cleopatra menangis, ia menatap ayahnya dengan sorot mata penuh amarah lalu pergi ke kamarnya.
"Yang Mulia seharusnya tidak sampai menampar Cleo. Mungkin dia masih belum bisa menerima saya sebagai ibunya." ucap seorang selir.
"Sudahlah jangan terlalu memanjakannya, dia sudah besar."
Cleopatra mengunci diri dikamarnya dan menangis sejadi-jadinya tanpa suara.
Air matanya kini kian membanjiri wajahnya yang elok. Sebelah pipinya memerah dan ada bekas tamparan disana. Tamparan yang tak hanya menyakiti fisiknya namun juga menyakiti hatinya. Tamparan yang dilayangkan ayah kandungnya sendiri untuk pertama kalinya. Ia mengutuki hidupnya yang begitu menyedihkan. Ia mencari kesana-kemari bingkisan misterius itu tapi sayang, tak ia temukan juga.
"Dimana bingkisan sialan itu? Aku yakin telah menaruhnya disini." gumam Cleopatra.
Cleopatra terdiam dan mengambil foto ibunya yang ia simpan di meja kamarnya.

Bu Cleo takut bu, Cleo harus bagaimana? Tak ada satupun yang mau mendengarkan Cleo. Tak ada yang percaya dengan  ucapan Cleo. Bu kenapa ibu pergi meninggalkan Cleo sendiri. Cleo benci ayah. Cleo benci semua orang disini. Semua jahat sama Cleo. Cleo benci mereka.

Setelah lelah menangis Cleopatra kini tertidur dengan mata yang sembab sembari mendekap erat foto ibunya.

Keesokan paginya. Cleopatra masih tertidur pulas dengan selimut tebal yang menutupi tubuhnya. Sinar mentari mulai menembus masuk melalui celah jendela kamar Cleopatra dan tepat mengenai wajahnya. Cleopatra yang merasa silau langsung bangkit dari tidurnya dan duduk. Tak lama setelahnya terdengar suara ketukan dari balik pintu kamarnya. Diiringi dengan suara seorang wanita memanggilnya.
"Putri, apakah sudah bangun? Anda dipanggil Yang Mulia untuk sarapan di meja makan."
"Baiklah, sebentar lagi aku akan turun."
Beberapa menit setelahnya Cleopatra turun dengan menggunakan gaun berwarna putih. Gaun peninggalan ibunya. Cleopatra tampak lebih cantik dari biasanya saat mengenakan gaun berwarna putih itu. Semua mata kini menatapnya. Cleopatra duduk dikursinya dengan anggun. Hari itu tak ada obrolan maupun perdebatan di meja makan. Semuanya terdiam, hanya ada keheningan di dalamnya. Usai sarapan Cleopatra kembali ke kamarnya dengan tenang dan seperti biasa ia menemukan  kotak misterius yang terbalut rapi di atas tempat tidurnya. Semuanya sama saja hanya berisi tentang ancaman yang menyuruhnya keluar dari Istana. Entah sudah terbiasa atau mungkin juga pasrah dengan hidupnya. Cleopatra menatap sendu foto Ibunya dan kemudian beralih menatap sebuah pisau yang tersemat di dalam kotak misterius itu dan tersenyum miris.
"Sampai kapan aku akan hidup seperti ini, aku lelah. Tak ada seorangpun yang menganggapku, tak ada siapapun disini yang mengharapkan aku ada. Apa lebih baik aku mati saja. Ibu maaf sepertinya aku sudah menyerah akan hidupku. Maaf Bu, aku mengecewakanmu." 
"Aku bersumpah tak akan ada lagi kebahagian di dalam kastil ini. Kalian semua akan merasakan kematian yang menyakitkan dan mati dalam kesepian sepertiku!" ucap Cleopatra dengan linangan air mata. Ia melayangkan pisau di genggamannya tepat di jantungnya. Seprei yang tadinya berwarna putih kini berganti menjadi merah darah. Darah segar Cleopatra membanjiri tempat tidurnya. Langitpun kini berubah, yang tadinya cerah kini mulai menjadi mendung yang pekat. Suara petir berkali-kali menyambar Kastil tempat Cleopatra tinggal. 
 Kutukan itu benar-benar terjadi, tak ada tanda kehidupan di dalam kastil. Satu persatu penghuninya termasuk Raja dan Permaisurinya mati mengenaskan dan saat itu pula tak ada satupun orang yang berani mendekati kastil itu. Penduduk sekitar menamainya sebagai kastil terkutuk. 


Tamat......
nurchupis
bukhorigan
sormin180
sormin180 dan 6 lainnya memberi reputasi
7
1.7K
10
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.4KThread41.4KAnggota
Tampilkan semua post
senja.idAvatar border
senja.id
#2
Semua tokoh mati, lalu siapa dibalik sosok miaterius yg selalu ngasih bingkisan ke Cleo(?)emoticon-Hansip
Diubah oleh senja.id 10-04-2022 22:15
0
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.