skiesmanAvatar border
TS
skiesman
Klitih Jogja Bikin Resah, Sultan Minta Proses Hukum Tanpa Pandang Umur

Sri Sultan HB X mendorong polisi tidak menerapkan diversi atau pengalihan penyelesaian perkara anak dari proses peradilan pidana ke proses di luar peradilan. Ilustrasi kekerasan jalanan klitih Jogja. (istockphoto/SimonSkafar)
Jakarta, CNN Indonesia --

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta pelaku kejahatan jalanan diproses hukum tanpa tebang pilih. Kejahatan remaja yang menjadi fenomena di Jogja itu kini lebih dikenal dengan istilah klitih.

Pernyataan Sultan menanggapi munculnya kembali kasus kejahatan jalanan pada Minggu (3/4) dini hari. Korbannya adalah Daffa Adzin Albazith (17), warga Kebumen, Jawa Tengah, pelajar SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta.

"Ini pelanggaran pidana, saya kira dicari aja diproses. Kalau saya itu sudah berlebih kalau itu. Diproses saja secara hukum," kata Sultan, Senin (4/4).

Sultan berharap kepolisian segera menangkap pelaku. Sekalipun pelakunya ini masuk kategori remaja hingga anak-anak, ia meminta proses hukum tetap berjalan karena sudah menimbulkan korban hingga meninggal dunia.


Sultan mendorong polisi tidak menerapkan diversi atau pengalihan penyelesaian perkara anak dari proses peradilan pidana ke proses di luar peradilan.

"Iya (diproses hukum) perkara nanti (pelaku) anak ini pidana ya sampai meninggal ya. Penegak hukum bisa cari cara dia diproses di pengadilan," tegas Sultan.

"Kalau saya itu melanggar hukum. Bukan klitih kenakalan anak saja, tapi sudah terlalu jauh," sambungnya.

Bagi Sultan, pemda dan petugas keamanan tidak dapat berjalan sendiri-sendiri menangani persoalan kejahatan jalanan yang bak telah mengakar ini. Faktor lingkungan, seperti masyarakat atau orang tua juga memiliki andil besar dalam mengontrol aktivitas anak-anak mereka, termasuk selama bulan ramadan ini.

"Seperti itu bisa tapi di bulan apapun bisa terjadi. Saya nggak bisa mengatakan itu ya atau tidak karena yang namanya kejahatan bisa terjadi kapan pun," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, Daffa Adzin Albazith tewas usai menjadi korban aksi kejahatan jalanan di Jalan Gedongkuning, Kotagede, Kota Yogyakarta, DIY, Minggu (3/4) dini hari.

Polisi menyebut korban bersama beberapa rekannya sempat kejar mengejar dengan rombongan terduga pelaku yang membleyer atau memainkan gas motor di depan warung tempat Daffa cs sedang memesan makanan.

Daffa tewas usai terkena ayunan gir bertali pada bagian kepala. Dia sempat dirawat di RSPAU Hardjolukito sebelum dinyatakan meninggal pada Minggu pagi.

Sementara dari pihak SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta menyebut Daffa dan rekan-rekannya tengah mencari makan sahur sebelum insiden berdarah itu terjadi. Jenazah korban sudah dimakamkan di Kebumen Minggu kemarin.

(kum/ain)

SUMUR

udah lama ga ke jogja. kl denger kaya gini sih maless jugaa
anu.ku.l
viniest
coco98
coco98 dan 35 lainnya memberi reputasi
34
9.4K
283
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.7KThread40.1KAnggota
Tampilkan semua post
kardus2020Avatar border
kardus2020
#1
Terakhir ke Jogja sebenarnya pas mau ke Borobudur kalo nggak salah tqhun 2018... terus terang, males banget ke Jogja
gomamon.
kaiharis
muhamad.hanif.2
muhamad.hanif.2 dan 11 lainnya memberi reputasi
6
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.