wa2n43Avatar border
TS
wa2n43
Pas Harga Minyak Dunia Anjlok, Harga Pertamax Kok Tidak Ikut Turun?

Pas Harga Minyak Dunia Anjlok, Harga Pertamax Kok Tidak Ikut Turun?


Kompas.com, 2 April 2022, 06:16 WIB
Sinyal kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax (harga Pertamax) semakin menguat
Lihat Foto
Editor: Muhammad Idris

KOMPAS.com -


PT Pertamina (Persero) resmi menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non-subsidi jenis bensin Pertamax (RON 92), berlaku efektif per hari ini, Jumat, 1 April 2022, pukul 00:00 waktu setempat.

Harga Pertamax dibedakan berdasarkan regional pemasaran. Merujuk pada pengumuman resmi perseroan, harga Pertamax per 1 April 2022 ini naik menjadi di kisaran Rp 12.500 sampai Rp 13.500 per liter dari sebelumnya Rp 9.000 sampai Rp 9.400 per liter.

Menurut manajemen Pertamina, kenaikan harga Pertamax sekitar Rp 3.500 - Rp 4.000 per liter itu menyesuaikan dengan lonjakan harga minyak mentah dunia. Mereka mengklaim, kenaikan harga tersebut masih lebih rendah sekitar Rp 3.500 dari keekonomian.

Di tengah kenaikan Pertamax, ada kekhawatiran para pemilik kendaraan yang selama ini setia menggunakan Pertamax akan beralih mengonsumsi Pertalite.

Baca juga: Mengapa Malaysia Bisa Jual Minyak Goreng dan BBM Jauh Lebih Murah Dibanding RI?

Selain itu, berbeda dengan Pertalite yang merupakan BBM penugasan pemerintah, harga Pertamax lebih fleksibel lantaran bisa disesuikan mengikuti naik turunnya harga minyak mentah dunia.

Lalu apakah dengan turunnya harga minyak dunia seperti di tahun 2020 secara otomatis membuat harga BBM yang dijual di Indonesia turun?

Faktanya, harga BBM di Indonesia relatif terus mengalami kenaikan dan sulit untuk turun kembali meskipun harga minyak mentah mengalami penurunan drastis.

Harga minyak mentah di 2020
Dilansir dari pemberitaan Kompas.com 14 April 2020, imbas wabah virus corona atau Covid-19, membuat permintaan akan minyak dunia turun drastis.

Kondisi ini membuat harga minyak dunia anjlok hingga di bawah 30 dollar AS per barel. Permintaan BBM di dalam negeri juga merosot mengingat pemberlakukan pembatasan yang membuat lebih banyak kendaraan parkir di rumah.

Turunnya konsumsi BBM juga disumbang signifikan oleh kebijakan bekerja dari rumah atau work from home (WFH).

Penetapan harga BBM di Indonesia sesuai dengan Keputusan Menteri ESDM 62K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum atau Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan.

Berikut harga BBM yang dijual di SPBU Pertamina di Jabodetabek selama bulan April 2020 atau saat harga minyak dunia merosot tajam:

Baca juga: Peran Luhut di Balik Kenaikan Harga Pertamax

Harga BBM Pertamina

Pertalite Rp 7.650
Pertamax Rp 9.000
Pertamax Turbo Rp 9.850
Dexlite Rp 9.500
Pertamina Dex Rp 10.200
Alasan Pertamina
Sementara itu dikutip dari pemberitaan 19 April 2020, PT Pertamina memastikan tidak menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam waktu dekat kendati berbagai desakan terus muncul.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menuturkan wewenang penurunan harga ada pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Untuk itu, pihaknya hanya bisa melakukan sejumlah upaya seperti pemberian diskon harga BBM.

"Penetapan harga BBM ini very regulated. Kami setiap bulan mengikuti formula yang ditetapkan Kementerian ESDM, ketetapannya ada di pemerintah. Hari ini memang belum penurunan, namun secara korporasi kami berikan diskon. Kami melakukan langkah yang secara korporasi boleh dilakukan," ujar Nicke kala itu.

Baca juga: Kenaikan Harga Pertamax dan Wanti-wanti untuk Pemerintah

Hal ini disampaikan Nicke pasca Anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra Andre Rosiade mempertanyakan alasan Pertamina belum mau menurunkan harga BBM kendati harga minyak dunia mentah telah menyentuh angka di bawah 30 dollar AS per barel dalam beberapa waktu terakhir.

"Kan hanya 3 bulan, masa Pertamina nggak mau rugi sedikit? Kalau kurang tinggal minta sama pemerintah, karena semua rakyat sekarang berteriak," ujar Andre.

Selain itu, masih di April 2020, Mantan Wakil Menteri ESDM Rudi Rubiandini sempat mengeluarkan hitung-hitungan soal penyesuaian harga BBM yang harus dilakukan menyusul turunnya indikator pembentuk harga.

"Apalagi sekarang sudah harusnya turun sejak sebulan lalu, sehingga kewajiban menurunkan harga BBM sudah sangat mendesak,” ujar Rudi dalam keterangan resminya.

Baca juga: Meski Lebih Mahal, Ini 5 Keunggulan Pertamax Dibanding Pertalite

Rudi mengungkapkan, penyesuaian harga BBM jangan sampai mengeksploitasi masyarakat dengan harga yang tinggi serta jangan pula membebani pemerintah lewat subsidi dengan harga yang terlalu rendah.

Berdasarkan perhitungan yang ada, Rudi mengungkapkan Pertamina dapat menerapkan harga baru pada rentang Rp 5.500 hingga RP 6.000 per liter.

Rudi melanjutkan, negara-negara tetangga bahkan telah melakukan penyesuaian harga, sebut saja Malaysia. Sebagai perbandingan, saat itu, harga RON 95 (di atas Pertamax) Malaysia adalah 1,25 Ringgit atau setara dengan Rp 4.500 per liter

https://money.kompas.com/read/2022/0...page=all#page2

siapa dulu KOMUT nya
bismilah komut kaskus
.bindexee.
muhamad.hanif.2
rizaldi.sarpin
rizaldi.sarpin dan 6 lainnya memberi reputasi
-1
1.8K
85
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.9KThread40.3KAnggota
Tampilkan semua post
antiketekAvatar border
antiketek
#3
Kalo mao naek turun sesuai harga pasar
Sono impor sendiri, olah sendiri

Kalo gak mao terpengaruh harga pasar
Mending naek onta ajah

Makenya bensin subsidi ajah banyak bacot
Ada bayar pajak gak luh ?

emoticon-Cape deeehh
Skyland999
aidanpearce
rizaldi.sarpin
rizaldi.sarpin dan 120 lainnya memberi reputasi
-101
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.