- Beranda
- Stories from the Heart
Sekamar Kos Dengan "Dia" 2 ( Pengalaman Tempat Kerja)
...
TS
afryan015
Sekamar Kos Dengan "Dia" 2 ( Pengalaman Tempat Kerja)

Hallooooo agan agan sekalian, masih ingat kan dengan ku Ryan si penakut hehe.......ini adalah cerita ku selanjutnya masih dalam lanjutan cerita yang kemarin hanya saja tempatnya kini sedikit berbeda dari sebelumnya.
Mungkin bisa agan agan yang belun baca thread ane silahkan dibaca dulu thread ane sebelumnya
Quote:
Bagi yang belum kenal dengan ku, kenalin Namaku Ryan dan untuk mengenal ku lebih detail silahkan baca trit ku yang sebelumnya, dan bagi yang sudah mengenalku silahkan saja langsung baca dan selamat menikmati

Oh iya jangan lupa
Quote:
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Diubah oleh afryan015 06-12-2022 11:14
mangawal871948 dan 206 lainnya memberi reputasi
195
230.8K
2.5K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
afryan015
#750
Part 4 - Peperangan (Sisi Bang Damar dan Mbah Margono)
Sementara aku dan Mbah Margono mulai mendapat serangan dari beberapa pasukan Bajra yang sudah datang menyadari kita akan menyerang, sepertinya di sisi Bang Damar belum ada tanda tanda dia akan diserang.
Namun tanda kegelisahan terlihat pada raut wajah Gufron, dimana dia yang biasanya santai dan menganggap biasa dengan keadaan yang akan dihadapi, namun saat berada disini, sepertinya Gufron merasakan hal yang berbeda, dia mengkhawatirkan aku dan Shinta yang masih begitu amatir dalam hal seperti ini, kenapa Shinta masih di sebut amatir oleh Gufron, jelas masih dianggap amatir karena dia masih suka grusa grusu dalam mengambil keputusan penyerangan, dia tidak pernah memperhitungkan apapun yang akan terjadi, dan aku jelas masih amatir, aku belum pernah sama sekali terlibat dalam pertarungan yang memaksa diriku harus berimprovisasi sendiri.
“ada apa Gufron, kenapa kau terlihat begitu cemas tidak seperti biasanya” Bang Damar berjalan sambil memperhatikan Gufron yang berjalan disampingnya
“tidak ada apa Tuan Aji, saya hanya terfikirkan oleh mereka berdua saja, semoga kita bisa bertemu dengan mereka semua lagi sesuai strategi kita” jawab Gufron pada Bang Damar
“hahaha, sosok sepertimu ternyata masih memiliki rasa khawatir pada mereka, sungguh luar biasa” Ejek Barzam pada Gufron yang tidak biasanya memiliki rasa cemas dan lebih terbiasa cuek dengan Shinta, kalau aku saja masih kadang perhatian.
“alah kau ini, apa kau sendiri tidak mengkhawatirkan para amatir itu, kita disini mempertaruhkan nyawa mereka yang belum berpengalaman melawan Bajra dan pasukannya yang terkenal bringas” Protes Gufron pada Barzam
“sejujurnya aku juga mengkawatirkan mereka, namun jika kita terlalu fokus pada mereka dan tidak percaya dengan kemampuan mereka, yang ada kita semua akan habis disini, karena tidak fokus dengan apa yang sudah kita buat dan sepakati, sudah lah, percaya saja dengan apa kemampuan mereka, aku yakin mereka bisa, kita sudah cukup tahu tentang mereka dan kemampuan mereka, aku yakin mereka biasa biasa saja, sudah lah ayo fokus dan kita menangkan pertempuran ini, dasar burung kecil” ucap Barzam sembari mengejek Gufron
“apa katamu kucing kecil” jawab Gufron dengan nada kesal pada Barzam
“sudah sudah, kita fokus saja disini, jangan terlalu santai dan jangan terlalu sering bertengkar, ingat kita berada diwilayah musuh, jangan sampai mereka memanfaatkan pekelahian kalian hingga mereka bisa menghabisi kita” ucap Bang Damar melerai
“hahaha kalian berdua ini masih tidak berubah selalu bertengkar” Alhazam menambahi
“kalau bicara soal khawatir akupun khawatir, tapi aku percaya, karena Ryan itu anak amang pasti keahlian amang akan menurun padanya, dan Shinta dia hanya masih terlalu muda dan akan beranjak lebih dewasa lagi untuk tahu kondisi, aku yakin mereka berdua pasti akan berhasil menjadi lebih baik setelah melewati semua ini” ucap Bang Damar sembari berjalan dengan sedikit cepat
“...........” Alhazam, Barzam dan Gufron hanya terdiam dan terus berjalan.
Saat mereka berempat sedang berjalan dan bebincang, tiba tiba Lagatirta turun dari langit kearah Bang Damar dengan menyusutkan tubuhnya agar tidak terlihat oleh pasukan musuh.
Lagatirta memberikan informasi bahwa aku dan Mbah Margono sedang dalam keadaan diserang oleh pasukan Bajra, Lagatirta menanyakan apakah dia harus membantu aku dan Mbah Margono atau hanya mengawasi saja.
Bang Damar menanyakan pada Lagatirta sosok seperti apa yang menyerang aku dan Mbah Margono, dan dijawab olehnya bahawa yang menyerang aku adalah sekelompok siluman yang berwujud hewan dengan kepala manusia, sedangkan sosok yang menyerang Mbah Margono adalah sosok siluman yang dapat menirukan wujud dari lawannya, dan sekarang siluman itu sedang menyerupai Ryan dan Shinta, dan tak lupa Lagatirta memberi info kalau mbah Margono juga memecah pasukannya menjadi tiga, yang dipimpin oleh mbah Margono, kemudian Endrasuta dan Ningrum.
Endrasuta sekarang sedang diserang oleh sosok yang menyerupai Mbah Margono, dan Ningrum sedang diserang oleh siluman Pohon yang dapat menjelma sebagai manusia.
Bang Damar sedikit kaget dengan sosok yang menyerang disisi Mbah Margono, karena itu akan merepotkan apalagi pasukan Mbah Margono kini terpecah menjadi tiga, itu akan merepotkan kalau mereka tidak memiliki cirikhusus yang bisa mebedakan, namun Lagatirta sudah memberi informasi bahwa Mbah Margono sudah mulai sadar dengan yang dihadapi, begitu juga dengan Endrasuta.
“tunggu, apa katamu Lagatirta, siluman yang dapat menyerupai siapapun?” tanya Alhazam pada Lagatirta
“iya mereka yang menyerang Mbah Margono dan pasukannya” jelas Lagatirta pada Alhazam
“Gila!! Ini duluar dugaanku, mereka jadi beraliansi dengan Bajra, ini akan menjadi pertarungan yang sulit, kita tidak tahu dimana lawan dimana kawan, mana teman kita yang sebenarnya mana musuh yang menyerupai kawan kita” ucap Alhazam
“apa kamu bilang, hey tunggu, kalian semua benar kalian kan, bukan jelmaan dari musuh” tanya Barzam yang langsung mengambil posisi menjauh dari Bang Damar dan lainnya, untuk mengantisipasi kalau memang ada siluman yang menjelma diantara mereka.
“hey apa maksudmu, kau tidak percayakah dengan kami Barzam, kami ini rekanmu” ucap Gufron terkejut dengan Barzam yang langsung menjauh, seolah benar ada musuh yang menjelma diantara mereka.
“kamu, Gufron!! Apakah itu benar kamu, aku mencurigaimu, aku belum pernah melihat kamu yang memiliki rasa khawatir seperti tadi” ucap Barzam sambil menuduh Gufron lah siluman penjelma itu.
“apa Maksudmu Kucing kecil, menuduhku seperti itu, sangat berani ya kau ini” terlihat Gufron tidak terima dengan tuduhan itu
“kalau benar ada siluman itu diantara kita nanti pasti akan ketahuan juga santai saja nanti pasti akan terbukti siapa, sekarang kita lanjutkan perjalanan” ucap Bang Damar dengan santainya
Mendengar hal itu, serentak Barzam, Alhazam dan lainnya langsung melirik kearah Bang Damar, seolah ada yang aneh tidak biasanya Bang Damar sesantai ini dengan kondisi mereka yang sedang kebingungan mana kawan mana lawan.
Setelah saling melirik dan melihat satu persatu dari mereka semua, secara kompak mereka membuat jarak dan mengambil posisi bertempur, hanya bang Damar yang tetap berdiri tegap diposisinya,
Sepertinya yang kini dicurigai dikelompok Bang Damar adalah, Bang Damar sendiri dan Gufron, Alhazam hanya masih curiga saja dengan Bang Damar, dan Lagatirta masih kebingungan apakah memang ada siluman itu yang menyerupai diantara mereka atau tidak, karena saat berada diatas, Lagatirta sama sekali tidak melihat keanehan pada kelompok Bang Damar.
Barzam yang sudah curiga dengan Gufron secara frontal langsung menyerang Gufron dengan cepatnya, dengan sekali langkah kaki dia melesat bagai peluru kearah Gufron, yang dimana Gufron sendiri menyadari serangan dari Barzam itu, dan dengan sigap berhasil menangkis serangan cakar yang diarahkan kekepalanya dengan pukulan, yang membuat Barzam malah kemudian terlempar keatas.
Karena gagal menyerang Gufron, Barzam berencana menyerang Bang Damar karena dia adalah orang kedua yang dicurigai adalah siluman itu, dan dari atas Barzam langsung melesat kearah Bang Damar dan mengeluarkan Auman keras yang membuat Alhazam Lagatirta dan Gufron seolah kesakitan, dan dipastikan tidak akan menghalangi Barzam untuk menyerang Bang Damar, namun Gufron yang sudah terbiasa bertarung dengan Barzam kali ini bisa menahan Auman yang menjadi jurus andalannya.
Gufron melesat kearah Bang Damar untuk melindunginya dari serangan Barzam yang akan melesatkan Cakaran apinya, Gufron berhasil menahan Barzam dengan pukulan telaknya yang mengenai bagian kepala Barzam sehingga terlempar kebelakang dan menghantam tebing batu yang berada disana.
Alhazam melihat ada sesuatu yang aneh, dia melihat ......
“Alhazam awas!!” teriak Gufron pada Alhazam
Alhazam yang sedang mencoba menganalisis apakah benar ada yang menjelma diantara kita atau tidak hingga membuat dirinya tidak fokus akan datangnya serangan dari Barzam.
“apa yang kau lakukan Barzam, apakah kau juga mencurigaiku” tanya Alhazam
“Kenapa kau diam saja, kenapa tidak dari awal mengatakan kalau ada kemungkinan musuh beraliansi dengan siluman itu” tanya Barzam sambil menyerang Alhazam dengan cakarnya.
“aku sudah mengatakannya kalau aku tidak menyangka kalau mereka benar akan beraliansi, karena pada awalnya mereka memiliki pandangan yang berbeda, dan itu sama sekali tidak masuk dalam rencanaku, makanya aku sedang memperkirakan ulang apa yang akan kita lakukan nantinya” Alhazam masih mencoba menangkis seranga demi serangan yang dilancarkan Barzam menggunakan ekor nya.
“omong kosong, mana yang katanya ahli strategi, musuh beraliansi dengan makhluk yang merepotkan saja tidak kau perhitungkan, bagaimana kamu mau memperhitungkan kemenangan kita” tanya Barzam sambil terus menyerang
“kalian semua berhentilah!!!!!!!” suara Lagatirta terdengar menggelegar hingga langit seolah protes dengan mengeluarkan suara gemuruhnya.
Seketika itujuga Barzam mengentikan serangan pada Bang Damar dan lainnya, mau bagaimanapun kalau mereka terus dengan pandangan mereka sendiri sendiri dan terus menuduh satu sama lain, ini akan membuat musuh menjadi diatas angin, karena mereka tidak perlu repot repot menghabisi kelompok Bang Damar karena mereka akan saling membunuh satu sama lain.
Mereka mencoba memikirkan cara membuktikan kalau mereka itu adalah diri mereka yang asli dan bukan jelmaan dari siluman apapun.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sementara itu setelah mbah Margono menempelkan tangannya di dada Shinta, seketika itu pula Shinta terlepar seolah dihantam oleh sesuatuyang keras, tubuh Shinta yang terhentak terlempar kebelakang sempat mengeluarkan erangan karena rasa sakit yang mungkin timbul dari hentakan tangan Mbah Margono yang ditempelkan pada dada Shinta.
Diwaktu yang sama Ryan diserang oleh ular raksasa yang dinaiki mbah Margono tadi dengan menggunakan Ekor ular raksasa itu, dan anehnya dengan mudah Ryan menangkis serangan dari ular itu.
Mbah Margono langsung paham Shinta dan Ryan yang ini bukanlah Ryan dan Shinta yang asli, mana mungkin Shinta yang memiliki kewaspadaan tinggi dan tidak suka menggoda Mbah Margono, tiba tiba bisa menggoda dan sangat gampang untuk diserang oleh Mbah Margono.
Sebaliknya, Ryan yang biasanya oon dan kurang tangkas dalam menangkis serangan bahkan sangat mudah untuk diserang, kali ini dia dengan mudah menahan serangan dari ular raksasa milik Mbah Margono, padahal serangan yang dilancarkan oleh ular itu sangat lah bertubi tubi, bahkan debu debu yang berada disekeliling Ryan itu, berhamburan menutupi pandangan.
“hahaha, tidak semudah itu kalian menyerang ku, kalian kurang pintar dalam menyerupai target kalian haha” dengan enteng mbah Margono mengejek siluman siluman itu.
“huahahaha, kau sudah tau rupanya tua bangka” sosok yang menyerupai Ryan dengan mata yang berubah menjadi merah menyala terlihat berbicara sekaligus menyeringai kearah mbah Margono
“tua bangka begini, strategiku lebih baik dari kalian” ucap Mbah Margono enteng
Sosok yang menyerupai Shinta terlihat terlempar jauh dan mendarat diatas batu, dan nampak didadanya berlubang dan terlihat menganga lebar akibat serangan Mbah Margono, sosok yang menyerupai Ryan itu mencoba memanggil rekanya yang sudah terkapar tak bergerak itu.
Mengetahui rekannya itu telah tewas dengan sekali serangan, sosok yang menyerupai Ryan itu terlihat sangat lah marah dengan Mbah Margono. Dia mencoba keluar dari serangan ekor ular raksasa yang menyerang secara bertubi tubu namun sepertinya ular raksasa itu bukanlah tandingan untuknya.
“Hey siluman ingusan, lihat apa yang akan terjadi pada rekanmu itu, rekan yang sudah aku beri karya seni lubang cinta di dadanya hahahaha” ejek Mbah Margono
Jasat siluman yang menyerupai Shinta itu terlihat mulai didekati salah satu bawahan ular raksasa milik mbah Margono yang berwujud ular namun tidak lebih besar dari ular raksasa mbah margono, setelah sampai didekat jasat siluman itu, ular itupun memuntahkan cairan hijau berbau busuk, yang membuat jasat itu mulai meleleh akibat cairan hijau busuk itu.
“hahah coba lihat, lihat itu temanmu, akan ku berikan goresan tinta terakhir untuk menjadi sebuah mahakarya ku hahaha, hey kayu langsung eksekusi saja” ucap mbah Margono sembari memerintahkan ular itu
Setelah sebagian tubuh siluman itu meleleh, ular yang diperintahkan mbah Margono itu kemudian membuka mulutnya lebar lebar sembari badannya melilit jasat siluman lalu perlahan memasukan nya kedalam mulut hingga akhirnya masuk hingga keperut.
“haha sunggu lezat sepertinya peliharaanku itu memakan temanmu itu, apakah kamu mau menjadi menu penutupnya” tanya mbah Margono sambil tertawa
“baik kau, akan ku balaskan dendamnya padamu” dengan penuh amarah siluman yang Menyerupai Ryan itu berkata.
Setelah melihat rekannya dibunuh dan dibuat mainan kemudian dimakan, siluman yang menyerupai Ryan itu, memanggil bala bantuan, dan hal tak terduga dilihat oleh mbah Margono, sosok yang dipanggil wujudnya sangat menyerupai .....
PINGIN CEPET UPDATE LAGI??? CENDOLIN PART INI SAMPAI 25 CENDOL YAK HEHE
DITUNGGU CENDOLNYA, DAN KALIAN AKAN MENDAPAT PART 5
itkgid dan 86 lainnya memberi reputasi
87
Tutup