Mengutip artikel The Guardianpada 9 Maret 2022, pihak Kementerian Pertahanan Inggris telah setuju untuk memasok senjata anti pesawat Starstreak ke Ukraina. Bersamaan dengan pengiriman rudal anti pesawat tersebut, Inggris juga terus memasok senjata anti tank NLAW. Total saat ini Ukraina telah menerima 3.615 senjata anti tank NLAW dari berbagai pihak.

Inggris sendiri telah mengembangkan Starstreak dalam beberapa varian, ada yang ditembakkan melalui bahu, dipasang di kendaraan tempur serta dipasang stasioner di darat. Entah senjata varian mana yang nanti akan dikirimkan ke Ukraina. Lalu, seperti apa kemampuan senjata anti pesawat buatan Inggris ini ? Mari kita simak sekilas pembahasannya di bawah.


Starstreak Buatan Inggris

Sejarah pembuatan Starstreak cukup panjang, pasalnya senjata ini dibuat sejak tahun 1986 oleh Shorts Missile Systems. Dan sekarang proses pembuatannya dilakukan oleh Thales Air Defence. Rencana pembuatan Startreak muncul untuk melengakapi sistem pertahanan udara Rapier. Pada tahun 1997, Starstreak kemudian resmi masuk kedinasan Angkatan Darat Inggris. Pada perkembangannya varian senjata ini juga dikenal dengan nama Starstreak HVM (High Velocity Missile). Starstreak termasuk jenis senjata berkualifikasi SHORAD (Short Range Air Defence), senjata ini efektif menyengat pesawat tempur, helikopter dan drone yang terbang tidak pada ketinggian tinggi. Di kalangan militer dan produsen senjata rudal ini juga biasa disebut sebagai jenis rudal Man Portable Air Defense Systems (MANPADS).

Starstreak dikenal sebagai salah satu rudal anti pesawat tercepat, karena pada second stage burnout; rudal dapat melesat sampai kecepatan Mach 4. Starstreak dikemas dalam tabung tersegel yang bebas perawatan sepanjang umur pakainya. Artinya, rudal cukup disimpan sesuai petunjuk pihak pabrikan hingga tanggal kadaluwasa; tanpa perlu pengecekan secara berkala. Sebagai tambahan informasi, masa pakai Starstreak adalah 15 tahun.

Mengutip artikel indomiliter.com tabung peluncur Starstreak berisi rudal yang terintegrasi dengan unit pembidik, di mana unit tersebut sudah dilengkapi stabilizer otomatis. Saat operator membidik target, aiming unit akan mangalkulasi target; sehingga diperoleh jalur lintasan yang pas untuk mengarahkan rudal menuju sasaran.

Setelah proses membidik target selesai, operator tinggal memencet trigger yang akan menyalakan booster. Setelah itu motor utama akan menyala, dan rudal bakal melesat pada kecepatan awal Mach 3.5. Karena tingkat akselerasi yang cukup tinggi, kecepatan supersonik tersebut bisa dicapai dalam jarak 400 meter dari posisi operator.





Setelah motor roket utama membakar habis semua propelan, maka tiga anak panah (dart) akan meluncur dari bagian depan rudal. Ketiganya menuju target dalam formasi melingkar dengan diameter sekitar 1,5 meter. Setiap dart atau biasa disebut sebagai hittiles oleh pembuatnya; punya panjang 396 mm, diameter 22 mm, dan berat 900 gram.

Ujung hittles (dart) tersebut terbuat dari tungsten yang membungkus 450 gram hulu ledak yang diaktifkan dengan sumbu delayed impact fuze. Dengab begitu setelah menabrak target, hittles punya kesempatan merobek bodi target sebelum meledak di dalamnya, sehingga bisa daya hancurnya jauh lebih besar.

Dilengkapi pemandu laser, membuat Starstreak jauh lebih unggul dibanding Stinger yang memiliki sistem pemandu inframerah. Dart atau anak panah milik Starstreak tidak mampu dikelabuhi oleh flare jenis terbaru dan Electronic Countermeasures (ECM). Starstreak sendiri punya jarak jangkauan operasional maksimum hingga 7 km.


Rudal Panggul yang Tak Hanya Bisa Dipanggul

Meski kodratnya adalah sebagai rudal panggul, akan tetapi tidak seperti rekan-rekan sesama rudal panggul yang lain; Starstreak justru jarang dipanggul oleh pasukan yang bertugas. Pasalnya pada setiap gelaran di lapangan, Starstreak lebih sering tampil sebagai senjata yang dipasang stasioner di darat dengan dilengkapi 3 tabung peluncur rudal sekaligus. Varian ini kondang dengan nama "Lightweight Multiple Launcher (LML)"yang dibekali tiga rudal yang siap ditembakkan, selain digunakan sebagai unit peluncuran stasioner; varian ini juga bisa dipasang pada kendaraan ringan seperti Land Rover atau HMMWV.

Sementara pada varian THOR/Multi Mission System (MMS) dilengkapi 4 tabung peluncur rudal yang dipasang pada chassis lintas negara Pinzgauer (6x6), dan diresmikan oleh Thales UK pada tahun 2005. Meskipun pihak Thales juga memproduksi varian yang bisa dipanggul, akan tetapi varian ini jarang digunakan dalam latihan atau gelar operasi di lingkungan Angkatan Darat Inggris.

Selain itu Inggris juga membuat varian Alvis Stormer untuk dipasangi sistem Starstreak dengan 8 tabung peluncur dan total satu kendaraan bisa membawa 12 rudal, sementara itu untuk rudal Starstreak sendiri juga sudah kompatibel dengan helikopter serang AH-64 Apache, artinya rudal ini bisa diluncurkan oleh heli tersebut.

Sebagai tambahan informasi satuan Arhanud TNI AD adalah pengguna Starstreak, di mana Starstreak yang diadopsi menggunakan basis Land Rover Defender. Sosok Land Rover Starstreak ini dulu pertama kali mejeng dalam ajang Defence Vehicle Dynamics 2014 di Millbrook Proving Ground, Inggris. Dalam acara pertahanan tersebut sebuah Land Rover pesanan TNI AD dibekali satu tiang model MANPADS dengan tiga peluncur yang siap ditembakkan. Dan pesanan TNI AD tersebut mulai datang pada November 2017. Berikut ini adalah beberapa varian dari Starstreak:








Referensi Tulisan: indomiliter.com, The Guardian& Army Recognition
Sumber Foto dan Ilustrasi: sudah tertera di atas