Diambil dari ayat Al-Qur'an, QS 32 ayat 6,

(transliterasi dari huruf Arab ke huruf Indonesia),“dzalika 'alimul ghoibi wasy syahadatil 'azizur rohim”,

artinya, “Itulah (Allah subhanahu wa ta'ala) yang mengetahui al-ghoib (segala sesuatu yang ada, jadi bukan sesuatu yang tidak ada dan bukan pula suatu bentuk imajinasi, yang di luar jangkauan panca indera manusia karena jauh dan tersembunyi) dan ash-syahadat (segala sesuatu yang ada, jadi bukan sesuatu yang tidak ada dan bukan pula sesuatu bentuk imajinasi, yang dapat dijangkau oleh panca indera manusia), yang maha perkasa dan maha penyayang “.....

jadi, ada dua jenis realitas yaitu :

1. realitas ghoiby (yaitu realitas yang tidak bisa disaksikan oleh manusia karena berada di luar jangkauan panca indera dan akal manusia karena jauh dan tersembunyi) .... .
2. realitas syahadaty (yaitu realitas yang bisa dilihat dan disaksikan oleh manusia karena berada dalam jangkauan panca indera manusia)….

fakta adalah segala sesuatu yang ada pada realitas (baik realitas ghoiby maupun realitas syahadaty)… maka tentu saja akan ada fakta yang tidak bisa kita lihat dan saksikan hari ini, seperti Allah subhanahu wa ta'ala, para nabi-Nya, surga, neraka, masa lalu, masa depan, alam ruh dan ruh, Al-Arsy, Al-Kursyi, alam jinn dan jinn, alam malaikat dan malaikat, alam kubur, dll yang semua realitas ghoiby ini Allah subhanahu wa ta'ala lah yang paling tahu maka kesaksian Allah subhanahu wa ta'ala seperti yang dikatakan dalam al-qur'an dan sunnah nabi-Nya bisa dikatakan sebagai fakta