◦•●◉✿ Hai Sohib reader sekalian ✿◉●•◦

Seperti kata peribahasa terkenal dari pucuk hingga ujung dunia, bahwa yang namanya pertemuan pasti ada perpisahan.

Abang bule ini, Doug Falter yang berprofesi sebagai fotografer, pernah kehilangan benda yang paling disayanginya.

Benda apa?

Singkat cerita, abang bule pernah kehilangan papan selancar kesayangannya saat sedang menikmati suasana berselancar di Waimea Bay, Hawaii, tepatnya pada Februari tahun 2018 lalu.


Sosok dalam thread ini yang menjadi objek pembicaraan, sumber gambar dari sini,

Intinya saat itu dia berselancar terkena ombak besar, kemudian tiba-tiba jatuh, terombang-ambing gulungan ombak, nggak sengaja menjauh dari papan selancarnya yang entah mengapa terlepas ikatan safetynya dari kaki bamg bule.

Bang Doug mencoba berenang secara cepat untuk mengajar papan selancar. Tapi ternyata sang papan selancar kesayangannya segera menjauh entah kemana. Terlebih matahari mulai terbenam karena hari sudah sore.

Bang bule pun mengurungkan niatnya untuk mengejar papan selancar kesayangannya mulai nggak kelihatan di mana batang hidungnya, lebih memilih untuk balik lagi ke daratan dan beristirahat.


Inilah penampakan papan selancar kesayangan beliau, sumber gambar Mirror

Selepasnya, beliau bersedih, down, kecewa dan menyalahkan diri sendiri karena papan seluncur tersebut sangat berarti buat bang bule.

Banyak momen beliau menggunakan papan selancar tersebut untuk bersenang-senang di pantai. Bahkan menemani beliau mengikuti beberapa kejuaraan selancar di Hawaii.

Ketika kehilangan secara tidak sengaja di moment diatas, pasti rasanya sedih banget, lebih parah daripada putus cinta maupun sakit gigi.

Lalu, apa yang bang bule lakukan next?

Beliau tetap ingin barang kesayangannya tersebut bisa kembali. Lalu memposting foto, serta announcement singkat di beberapa sosial media miliknya.

Serta melakukan printing beberapa poster berharap ada orang yang menemukan lalu mengembalikannya. Poster disebar terutama ke para nelayan lokal.

Pada awalnya beliau optimis, hanya dalam 2 atau 3 bulan, ada kemungkinan orang akan menemukannya di pantai, melihat tulisan namanya yang tertera di papan tersebut, mencari di internet/mencari tahu dari orang sekitar, lalu harapannya akan menemukan alamat beliau, komunikasi, dan akhirnya barang kesayangannya bisa kembali lagi ke genggaman tangan.

Beliau banyak waktu merindukan papan selancar nya. Beliau banyak menunggu dan menunggu. Sayangnya hal itu tak terjadi.

So sad.

Berarti, nggak ada yang menemukannya?

Semua berbalik 180 derajat. Akhirnya ada nelayan yang menemukannya. Sayangnya bukan nelayan lokal.

Akan tetapi nelayan yang ada di Sarangani Bay, Filipina, di mana jaraknya sekitar 8000 km dari Hawaii. Dan itupun setelah 2 tahun berjalan dari momen kehilangan si abang bule.

Papan selancar nya berubah menjadi seperti kekuningan kecoklatan setelah ah waktu yang lama terpapar sinar matahari secara langsung di tengah laut.

Nelayan yang menemukannya pun pada awalnya menyangka itu adalah pecahan dari sebuah kapal kayu. Tapi ternyata setelah di evakuasi, terlihat sebuah papan seluncur.

Nelayan tersebut akhirnya menjual surfboard tersebut ke Giovanne Branzuela, seorang guru di pulau seberang.

"Pada awalnya nelayan tersebut gak mau menjual, hingga dia setuju untuk menjualnya seharga $40 kepada ane"
Kata si bang Branzuela ke vice.

Pada awalnya beliau menyukainya kemudian menginginkan untuk membelinya. Akhirnya karena rasa ingin tahu, beliau menemukan nama yang tertera di surfboard, "Lyle Carlson" bunyinya. Beliau pun ga sengaja pula langsung nyambung bahwa papan surfing ini adalah milik juara selancar di Hawaii dengan bantuan internet.

Apakah sang guru akhirnya mengembalikan papan tersebut?

Beliau pun setelah berkomunikasi banyak ama abang bule via beberapa social media, sempat menawarkan untuk mengembalikan barang tersebut karena merasakan pula betapa sayangnya abang bule ke surfboard.

Tapi alih-alih berangkat ke Filipina mencoba membawa papan seluncur tersayang yang pernah hilang kembali ke negaranya, dia malah berbesar hati, happy karena papan seluncurnya di orang yang tepat.

Abang bule ini malah banget agar Giovanne bisa belajar berselancar dengan papan luncur tersayangnya.

Beliau juga saking semangatnya menggalang dana yang nantinya digelontorkan untuk Giovanne beserta para muridnya, di mana dana itu bisa dialokasikan untuk kegiatan belajar mengajar surfing di Filipina.


Sumber gambar sini

Papan selancar kesayangannya ketika masih baru dan terawat berwarna biru keren, setelah melanglang buana terombang-ambing ombak hingga bersandar ke Filipina, mulai menguning agak kecoklatan. Tapi mau tampang gimanapun, tetaplah papan seluncur yang sama.

Cerita keren, kira-kira hikmah apa saja yang bisa diambil?

Kesemua pertemuan pasti ada yang namanya perpisahan pula. Disaat momen kedua tersebut kita dituntut untuk berbesar hati.

Kita juga dari cerita nyata di atas, sedikit banyak diberi pembelajaran tentang bagaimana caranya ikhlas. Misalkan barang kesayangan banget, enggak serta-merta rasa sayang tersebut harus menggenggam erat tuh barang.

Terkadang kita harus merelakannya agar menjadi milik orang lain, yang penting barang tersebut dijaga dan dimanfaatkan dengan baik.

Belum lagi rasa pantang menyerahdari bang Bule. Nggak sedih berlarut-larut tanpa melakukan apa-apa, beliau membuat selebaran banyak lalu dibagikan ke orang-orang, juga melakukan posting ke berbagai sosial media yang dimiliki.

Akhirnya ketemu tuh barang.

Nah, semoga sedikit cerita nyata di atas bermanfaat buat kawan pembaca semua. Kita bakal bertemu lagi di thread lainnya.

Salam surfing!

🏄🏄🏄