the.commandosAvatar border
TS
the.commandos
Kisah Sirkuit Formula E di Sebuah Kota Tua yang Rampung dalam 3 Bulan


JAKARTA, KOMPAS.com - Penyelenggaraan ajang balap Formula E Jakarta kini tengah dikejar tenggat waktu.

Gelaran Formula E Jakarta rencananya dihelat di Ancol, Jakarta Utara, tepatnya di lokasi yang dulunya jadi sirkuit balap pada beberapa dekade silam.

Balapan sudah terjadwal pada 4 Juni 2022 alias hanya sekitar tiga bulan lagi. Namun, sirkuit yang akan dipakai belum tersedia.

Meski dulunya pernah jadi arena balap, cikal bakal sirkuit Formula E di Ancol adalah lahan yang lama tak terpakai. Sebagian lahan bahkan dalam kondisi berlumpur karena jadi tempat pembuangan lumpur kali dan sisa proyek MRT. Ada pula lahan yang masih berupa rawa-rawa dan kontur tanahnya lembek.

Belum siapnya sirkuit tentu saja memunculkan keraguan sebagian pihak.

Pada program AIMAN yang tayang di Kompas TV pada Senin (21/2/2022), presenter Kompas TV Aiman Witjaksono melakukan reportase langsung di lokasi pembangunan.

Terlihat lokasi sirkuit masih dalam tahap pengerasan untuk bagian jalanan yang sudah diaspal sebelumnya.

Pengerasan di bagian ini memakan waktu dua minggu. Sementara itu, bagian tanah berlumpur belum tersentuh sama sekali.

Formula E Jakarta adalah ajang yang diinisiasi oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Program ini mendapat penentangan dari sebagian kalangan legislatif di DPRD DKI, yaitu dari para anggota Fraksi PDI Perjuangan dan Fraksi Partai Solidaritas Indonesia.

Dalam program AIMAN, Aiman Witjaksono sempat mewawancarai dua anggota Fraksi PDI-P DPRD DKI langsung di lokasi pembangunan sirkuit. Keduanya adalah Gembong Warsono dan Pandapotan Sinaga.

Mereka meragukan sirkuit Formula E bisa selesai dalam tiga bulan.

Keraguan itu bukan tanpa alasan. Jika pengerasan di bagian yang keras saja memakan waktu dua minggu maka lahan yang berlumpur bisa jauh lebih lama.

"Kalau di sana keadaan lumpur, sedangkan lahan yang sudah (keras) diaspal saja masih dipasang bambu-bambu (untuk pengerasan)," ucap Pandapotan.


Dia mengatakan, sirkuit bisa saja selesai tapi akan memiliki spesifikasi yang jauh dari layak untuk menggelar balapan.

Politikus PDI-Perjuangan ini tak ragu mengatakan perhelatan balap dengan sirkuit yang belum terbangun tersebut seperti ajang gambling yang dibuat dengan persiapan yang tidak matang.

"Masih gambling, kecuali mau bangun track-nya abal-abal. Abal-abal itu bagi saya tidak melalui konstruksi yang pas," kata Pandapotan yang berasal dari latar belakang bidang konstruksi ini.

Kisah dari Diriyah

Diriyah adalah kota tua bersejarah yang dilindungi oleh UNESCO. Lokasinya ada di sisi barat laut Ibu Kota Arab Saudi, Riyadh. Kota ini punya peran penting bagi Kerajaan Arab Saudi pada masa lampau.


Seperti Jakarta, Diriyah merupakan salah satu kota tuan rumah Formula E pada musim 2022. Kota ini mulai menjadi arena perlombaan Formula E pada musim balap 2018-2019, tepatnya pada 15 Desember 2018.

Dikutip dari sebuah artikel yang dimuat di Telegraph pada 24 Desember 2018, pembangunan sirkuit di situs bersejarah Diriyah pada awalnya dianggap tidak mungkin.

Namun, pemilihan Diriyah menjadi lokasi balapan sudah jadi keputusan pihak Formula E dan GSA, otoritas olahraga di Arab Saudi.

“Untuk bisa menggelar balap di Arab Saudi, kami mencari lokasi trek yang sesuai dengan spesifikasi balap, terutama menyangkut lebar jalan dan panjang lintasan yang memenuhi kriteria keselamatan yang ditetapkan oleh FIA (Federasi Balap Mobil Dunia)," kata Samer Issa El-Khoury, salah satu petinggi dari panitia lokal, seperti dikutip dari artikel yang sama.

Dibangun di atas situs bersejarah, kegiatan konstruksi Sirkuit Diriyah e-Prix dilakukan dengan sangat hati-hati.

"Kami tidak menyentuh are-area yang dilarang oleh UNESCO," ujar El-Khoury.

Masih dikutip dari Telegraph, kegiatan konstruksi Sirkuit Diriyah e-Prix baru dimulai pada September 2018.

Pembangunan sirkuit hanya memakan waktu tiga bulan, lebih cepat dari pembangunan sirkuit Formula E di lokasi lain yang biasanya memakan waktu 6 sampai dengan 8 bulan.

Diriyah bukan satu-satunya sirkuit balap Formula E yang berlokasi di situs bersejarah.

Ada beberapa kota lain yang juga memilih situs bersejarah sebagai lokasi balap, misalnya Paris e-Prix yang dihelat di Les Invalides, sebuah kompleks bangunan yang tercatat dibangun pada masa Raja Louis XIV di tahun 1670. Di lokasi ini juga terdapat makam Napoleon Bonaparte.

Pada ajang Formula E di Marrakesh, Maroko, balapan dihelat di kota tua Medina, tepatnya di sekitar tembok tua yang dulunya menjadi tembok pelindung bagi kota tersebut.

Sementara itu, di Roma e-Prix trek balap melewati beberapa bangunan bersejarah di Ibu Kota Italia itu. Bangunan tersebut mulai dari tugu Obelisco Di Marconi, hingga Colosseo Quadrato.



Akankah Sirkuit Ancol Selesai dalam 3 Bulan?
Ancol memang bukan Diriyah. Kedua lokasi punya karakter tanah yang berbeda.

Meski ada banyak keraguan terkait pengerjaan Sirkuit Ancol, tokoh balap nasional Tinton Soeprapto optimistis pembangunan sirkuit akan selesai tepat waktu.

Tinton kini menjabat sebagai Ketua Dewan Pengarah Formula E Jakarta. Ia punya peran penting dalam pembangunan Sirkuit Ancol beberapa dekade silam.

Saat diwawancara oleh Aiman, Tinton menyebut dirinya cukup banyak tahu seputar dunia konstruksi. Ia pernah terlibat dalam pembangunan beberapa sirkuit balap di Tanah Air.

Menurut Tinton, pengerjaan Sirkuit Ancol tidak bisa disamakan dengan Sirkuit Mandalika. Pasalnya, Mandalika adalah sirkuit permanen. Beda halnya dengan Ancol yang merupakan sirkuit semi permanen.

"Di sini (Ancol) semi permanen, knock down, habis balap copot lagi," kata Tinton.

Tinton menyebut, proses pengerasan saat ini bisa jauh lebih cepat karena ada teknologi kerucut dengan memasang bambu di area yang akan dikeraskan.

Sisi lain yang membuat Tinton optimistis adalah sisa sirkuit yang pernah dia bangun pada 1969. Tinton menilai bagian pada sirkuit lama sudah dalam kondisi keras sehingga tidak perlu banyak waktu untuk pengaspalan.

Menurut Tinton, penetapan sirkuit di Ancol sudah mendapat persetujuan melalui kajian dari pihak Formula E Operation (FEO). Ia menggangap kajian dari FEO sudah diperhitungkan dengan matang.



"Semua balapan sebelum dikasih izin approval to running dia musti ada inspekturnya, layak apa tidak ini dijalankan," ucap pria yang pernah aktif sebagai pebalap di era 1960-an itu.

Baca juga: Ajang Formula E Jakarta Jadi Tempat Riset Ban Balap Mobil Listrik

Kini, hanya waktu yang bisa menjawab apakah pembangunan Formula E Jakarta bisa selesai tepat waktu atau molor.


Dengan tenggat waktu kurang dari empat bulan, para pihak yang terlibat tentunya tak punya banyak waktu untuk bersantai.

Jadi, kita tunggu aja apa yang akan terjadi dalam tiga bulan ke depan.

https://www.kompas.com/sports/read/2...dalam-3-bulan?

Kota tua gan
muhamad.hanif.2
muhamad.hanif.2 memberi reputasi
-1
2.2K
56
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.8KThread40.2KAnggota
Tampilkan semua post

Post telah dihapus azhuramasda

Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.