marywiguna13Avatar border
TS
marywiguna13 
Sisi Buruk Aplikasi Kencan Online #RabuRandom


Tulisan ini muncul sebagai bentuk keprihatinan pribadi saya terhadap dunia dating app, sebutan untuk aplikasi yang bisa digunakan untuk mencari teman kencan secara online. Jika saya berbicara tentang sisi buruk, alangkah baiknya jika yang akan saya ungkapkan adalah segala hal yang kurang baik maupun yang tidak baik yang ada di dalam dunia dating app. Namun saya yang merupakan mantan pengguna dating app, memberanikan diri untuk mengungkapkan hal-hal tersebut yang menurut saya memang perlu diungkapkan.



Hal-hal yang akan saya ungkapkan bukan tentang seberapa hebat pekerjaan yang para penggunanya lakoni, bukan tentang seberapa banyak materi yang mereka miliki, bukan tentang seberapa tinggi tingkat pendidikan yang pernah mereka jalani. Dan juga bukan tentang fisik, sex, materialisme, atau perselingkuhan. Hal-hal yang akan saya ungkapkan memang tidak sepenting permasalahan yang sedang dihadapi oleh dunia, atau yang sedang dihadapi oleh Indonesia saat ini. Namun hal-hal yang akan saya ungkapkan adalah hal-hal yang perlu digarisbawahi. Yang jika ditelisik lebih jauh dan mendalam, beberapa diantaranya mampu membawa kita pada permasalahan yang sebenarnya cukup pelik dan memerlukan penanganan serius.

Dari hal-hal yang akan saya ungkapkan tersebut, akan bisa disimpulkan beberapa bentuk kebohongan yang lazim ditemukan di dalam dunia dating app dan kemungkinan besar masih bisa dipercaya oleh sebagian besar penggunanya. Baik para pengguna yang masih awam, atau bahkan para pengguna yang sudah terjun sejak lama. Beberapa bentuk kebohongan tersebut harus bisa diwaspadai, atau akan memberikan akhir yang menyedihkan dan memunculkan rasa penyesalan.

***

Aplikasi kencan online atau dating app, merupakan sebuah media yang memungkinkan para penggunanya untuk mendapatkan teman kencan yang sesuai dengan kriteria yang mereka cari. Di dalam dating app tersebut, si pengguna diharuskan mengunggah beberapa foto dan mengisi profil sebagai bentuk informasi seperti nama, umur, domisili, jenis pekerjaan, dan sekolah dimana si pengguna pernah menjalani pendidikan. Selain informasi umum tersebut, disalah satu dating app misalnya, si pengguna juga akan diminta informasi yang lebih pribadi seperti status hubungan, orientasi seksual, agama, zodiak, kemampuan bahasa, jenis kepribadian, bahkan perihal tentang anak, dan apakah mereka merupakan seorang perokok dan/atau seorang peminum alkohol atau bukan.

Hal yang paling mendasar dan sederhana dalam sebuah akun dating app adalah nama penggunanya. Mudah saja, calon pengguna tinggal memasukkan nama mereka sendiri ketika mereka akan mulai membuat sebuah akun dating app. Sebagian besar pengguna memang memasukkan nama mereka yang sebenarnya, namun sebagian kecil pengguna cenderung memasukkan nama yang bukan sebenarnya. Saya pernah kenal dengan seorang pengguna yang bernama asli Haryono yang menggunakan nama Zen di akunnya, dan seorang pengguna yang bernama asli Wahyu yang menggunakan nama Alex di akunnya. Selain itu, saya juga sempat menemukan beberapa akun yang menggunakan nama yang kemungkinan besar bukan nama yang sebenarnya. Sebagai contoh, ada sebuah akun yang bernama Fadhil Muhammad. Namun dari beberapa foto yang dia unggah kedalam akun dating app miliknya, sepertinya dia tidak menyadari bahwa dia mengunggah sebuah foto dimana dia sedang memakai seragam sekuriti, dan pada seragamnya tersebut terdapat name badge bernama Dadi Sunardi. Lalu ada juga sebuah akun yang bernama Ifan Pradana. Sama halnya seperti Fadhil Muhammad, sepertinya Ifan Pradana juga tidak menyadari bahwa foto yang dia unggah dimana dia sedang memakai seragam sekuriti, pada seragamnya terdapat name badge bernama Pujirin.



Selain akun Fadhil Muhammad dan Ifan Pradana, ada juga sebuah akun yang bernama Ibey Putranoka, dimana salah satu foto yang diunggah merupakan foto seorang perwira polisi dan pada seragamnya terdapat name badge bernama Dian. Dan pada sebuah akun yang bernama Rama Wijaya, terdapat sebuah foto yang diunggah dimana di dalam foto tersebut bisa terlihat sebuah name tag bernama Hilman Harpadiansyah.




Saya sempat berpikir, apakah mereka malu dengan nama yang diberikan oleh orangtua mereka sendiri? Dan apa tujuan mereka mengganti nama mereka yang sebenarnya, agar terlihat keren kah? Ketika saya mendapatkan kesempatan untuk bertanya alasan mereka memasukkan nama yang bukan sebenarnya, ada yang menjawab bahwa nama yang mereka gunakan untuk akun dating app adalah nama panggilan mereka sehari-hari, ada juga yang menjawab bahwa mereka menggunakan nama anak mereka sendiri sebagai bentuk rasa sayang. Dan ada lagi yang menjawab, jika mereka menggunakan nama yang sebenarnya, maka hal tersebut bisa beresiko terhadap pekerjaannya dan memperburuk citranya.

Lalu apa yang salah? Setiap pengguna dating app tentu saja memiliki hak untuk memasukkan nama yang mereka inginkan. Hal tersebut memang benar, namun jika berkaca pada hal-hal buruk yang kemungkinan bisa terjadi di dalam dunia dating app dan dialami oleh para penggunanya, seperti kasus penipuan misalnya. Maka kemungkinan besar kasus tersebut akan mengalami kesulitan untuk ditangani oleh pihak berwajib karena informasi perihal nama saja sudah tidak benar. Oleh karena itu, setidaknya penggunaan nama dari setiap pengguna dating app perlu dinyatakan kebenarannya.

Bagaimana jika kartu identitas dilibatkan? Calon pengguna akan diminta untuk melakukan verifikasi wajah sambil menunjukkan kartu identitas miliknya secara bersamaan ketika membuat sebuah akun dating app. Konsepnya kurang lebih sama seperti ketika melakukan pengajuan untuk pinjaman online. Dengan begitu, dari kartu identitas saja bisa didapatkan tiga informasi penting jika kedepannya calon pengguna tersebut melakukan tindakan kriminal di dalam dunia dating app, yaitu nama, foto, dan alamat calon pengguna. Jadi jika misalnya seorang pengguna memasukkan nama yang bukan sebenarnya, lalu secara kebetulan dia melakukan tindakan kriminal terhadap pengguna lainnya, dan dia dilaporkan ke pihak berwajib. Maka informasi perihal identitas yang diberikan oleh pihak penyedia dating app, akan menjadi sebuah petunjuk agar kasusnya bisa diusut hingga tuntas.

Selain itu, keterlibatan kartu identitas juga sepertinya diperlukan untuk mengatasi hal-hal yang berhubungan dengan dunia dating app, sebagai contoh untuk menyaring calon penggunanya dari segi umur. Karena saya sering mendapatkan pesan dan akun saya sering divisit oleh pengguna dating app yang masih berumur 18 tahun. Dating app memang boleh diunduh dan digunakan oleh siapapun. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa urusan sex contohnya, masih menjadi unsur yang melekat kuat di dalamnya. Karena oleh sebagian penggunanya, dating app sering digunakan sebagai media untuk mendapatkan sex secara gratis atau berbayar. Bahkan ada pengguna yang secara terang-terangan mengungkapkan bahwa dia memang mencari partner yang bisa diajak untuk melakukan hubungan seksual. Oleh karena itu menurut saya, dating app bisa dianggap sebagai media yang masih belum baik dan masih beresiko bagi calon penggunanya yang masih berumur dibawah 21 tahun.

Namun saya yakin, jika proses mendaftar dating app saja dianggap begitu ribet karena sampai harus melibatkan kartu identitas, maka dating app tersebut tidak akan begitu laku dikalangan masyarakat. Di sisi lain, akan muncul sebentuk kekhawatiran calon pengguna jika informasi kartu identitas mereka bisa sampai ke tangan pihak lain, terjadi penyalahgunaan kartu identitas misalnya. Dengan begitu, pihak penyedia dating app harus bisa berpikir dan berusaha keras bagaimana caranya agar aplikasi yang mereka ciptakan bisa banyak diunduh. Tapi dengan catatan, faktor keamanan pengguna juga harus menjadi PR bagi pihak penyedia dating app.

***

Dating app memiliki konsep yang berbeda seperti Instagram yang bisa mengunggah dan menunjukkan foto apapun kepada siapapun yang melihatnya, sesuai keinginan si yang empunya akun tentunya. Walaupun dating app memang bisa mengunggah foto, tapi karena dating app bisa dianggap sebagai media untuk "menjual diri" dalam konotasi positif, maka yang sebaiknya diunggah adalah foto diri sendiri secara jelas, terutama bagian wajah. Yang tentunya bisa memberikan makna, "Ini lho saya!".

Sebagian besar pengguna mungkin berpikir bahwa ketika mereka akan mengunggah foto-foto kedalam akun dating app miliknya, yang penting foto-foto tersebut terlihat bagus, terlepas bagian wajah mereka tampak terlihat jelas atau sebaliknya. Namun setiap saya menswipe akun-akun pengguna dating app untuk memilih pengguna mana yang membuat saya tertarik, saya justru banyak menemukan foto-foto pengguna yang tidak menunjukkan diri terutama bagian wajah secara jelas. Misalnya yang masih saya ingat, ada sebuah akun dating app yang kesemua foto yang penggunanya unggah menunjukkan bahwa si pengguna sedang berdiri membelakangi kamera setiap kali dia difoto, dimanapun dia berada. Sampai saat ini saya tidak mengetahui bagian wajahnya seperti apa, dan saya yakin pengguna wanita lainnya pun tidak akan mengetahui bagian wajahnya seperti apa. Kecuali ada seorang pengguna wanita yang mendapatkan kesempatan untuk bisa melihat bagian wajahnya secara jelas atau bertemu dengannya secara langsung.

Lalu ada juga pengguna dating app yang memang sengaja menutupi bagian wajah mereka dengan masker, tangan, barang-barang tertentu, atau bahkan dengan emoticon agar terlihat tidak begitu jelas. Penggunaan masker memang diwajibkan terkait pandemi yang terjadi saat ini, tapi rasanya kurang tepat jika foto-foto yang diunggah kedalam akun dating app saja harus selalu dalam keadaan dimana masker sedang terpasang di bagian wajah. Memang jika foto yang diunggah tidak sedang memasang masker, apakah langsung dinyatakan positif Covid? Saya pikir tidak. Dan secara logika, apa yang akan membuat lawan jenis merasa tertarik jika yang terlihat di foto hanya bagian mata, alis, dan dahi saja? Apakah lawan jenis akan tertarik dengan masker yang sedang terpasang? Apakah lawan jenis akan tertarik dengan tangan, barang-barang tertentu, atau emoticon yang dipakai untuk menutupi bagian wajah? Saya pikir tidak. Karena menurut saya, adalah hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa kebanyakan orang akan tertarik dengan orang lain jika mereka bisa melihat bagian wajah orang lain tersebut secara jelas dan menyeluruh.

Selain itu, saya juga sering menemukan foto-foto yang menurut saya memang tidak perlu diunggah. Misalnya foto pengguna yang sedang bersama dengan banyak orang, entah mereka adalah teman-teman kantornya atau teman-teman mainnya. Saya yakin bukan hanya saya saja yang akan bertanya-tanya, "Si X tuh yang mana sih?". Lalu ada juga pengguna yang mengunggah foto-foto yang tidak menunjukkan dirinya sendiri, namun cenderung mengunggah foto yang terkesan random. Misalnya foto seekor rusa yang memakai kacamata, foto semangkok bakso, atau foto bufet yang sudah rusak. Tujuannya apa? Perihal foto-foto yang tidak menunjukkan bagian wajah secara jelas yang saya jelaskan di atas, jika saya benturkan pada hal-hal buruk seperti kasus penipuan misalnya, maka ada kemungkinan kasus tersebut lagi-lagi akan mengalami kesulitan untuk ditangani oleh pihak berwajib karena tidak mampu memberikan petunjuk.



Yang perlu digarisbawahi bukan persoalan gaya dalam berfoto, melainkan apakah foto-foto yang diunggah kedalam akun dating app adalah benar-benar milik si pengguna sendiri atau bukan. Karena saya yakin masih banyak pengguna dating app yang tidak menggunakan foto dirinya sendiri. Sebagai contoh, saya pernah menemukan sebuah foto disebuah akun dimana orang awam pun akan tahu bahwa foto tersebut diedit habis-habisan namun terlihat tidak rapi sama sekali. Bagian tubuh yang terlihat di dalam foto tersebut merupakan milik seorang perwira polisi yang masih memakai seragam dinas dan sedang duduk disebuah kursi. Sedangkan pada bagian wajah yang terlihat, saya yakin bukan milik si perwira polisi tersebut, namun merupakan bagian wajah milik orang lain yang diduga milik si pengguna akun yang ditempelkan ke bagian wajah milik si perwira polisi. Mengapa? Karena peletakkan posisi bagian wajah milik si pengguna terlihat tidak proporsional. Jika dibandingkan, unsur warna pada bagian wajah dengan pada bagian tubuh lainnya pun terlihat berbeda. Belum lagi name badge yang terdapat pada seragam dinas yang dipakai si perwira polisi juga terlihat seperti hanya diketik dengan keyboard saja. Mungkin yang melakukan pengeditan masih terbilang amatir. Menurut saya, memadukan foto milik orang lain dengan foto milik diri sendiri butuh skill yang luar biasa hebat agar hasilnya terlihat seperti nyata dan yang melihatnya bisa percaya.

Selain itu, saya berani mengungkapkan bahwa masih banyak pengguna dating app yang secara terang-terangan mencuri foto orang lain. Karena saya sering menemukan banyak akun dating app yang menggunakan foto dengan subyek yang sama, namun dengan nama yang berbeda. Saat ini, foto-foto milik Moh Zaffed, Khairul Amri, Fajar Agustian, dan Christopher Tuazon sedang banyak bertebaran di dalam dunia dating app daerah operasional Indonesia. Moh Zaffed dan Khairul Amri sebenarnya merupakan pekerja sektor migas berkewarganegaraan Malaysia. Fajar Agustian sebenarnya merupakan seorang pramugara dari maskapai penerbangan Lion Air Indonesia. Dan Christopher Tuazon sebenarnya merupakan pekerja sektor migas berkewarganegaraan Filipina. Namun di dalam dunia dating app daerah operasional Indonesia, Moh Zaffed, Khairul Amri, dan Christopher Tuazon akan di"WNI"kan. Dan keempat orang tersebut akan memiliki nama, latar belakang pekerjaan dan pendidikan yang berbeda-beda dengan yang sebenarnya.

Penampakan Moh Zaffed



Penampakan Khairul Amri



Penampakan Fajar Agustian

Konten Sensitif


Penampakan Christopher Tuazon



Rasanya bukan hal yang mudah untuk menangani maraknya kasus pencurian foto yang merupakan sebuah bentuk pelanggaran hak cipta, karena ada tiga faktor. Pertama, ada banyak subyek yang foto-fotonya banyak dicuri, terlepas para subyek tersebut adalah public figure atau orang biasa. Kedua, bisa dipastikan pelaku pencurian foto tersebut berjumlah lebih dari satu orang dan sepertinya bukan merupakan sebuah sindikat yang jika salah seorang pelakunya ditangkap, maka pelaku lainnya juga akan bisa ditangkap. Ketiga, foto-foto milik subyek yang banyak bertebaran di internet akan dengan sangat mudah untuk dicuri walaupun hanya dengan meng-capturenya saja. Para subyek yang foto-fotonya banyak dicuri bisa saja melakukan berbagai macam hal sebagai bentuk antisipasi dari aksi pencurian foto, salah satunya dengan mengajukan hak cipta foto ke lembaga yang terkait. Dengan begitu jika hal tersebut dilakukan, setidaknya bisa membatasi akses pengguna dating app dalam mencuri foto orang lain dan menggunakannya dalam upaya melakukan tindakan kriminal.

Bentuk antisipasi tidak hanya bisa dilakukan oleh para subyek yang foto-foto miliknya banyak dicuri, pihak penyedia dating app juga bisa meminta calon pengguna untuk melakukan verifikasi wajah dan menyertakan kartu identitas seperti yang saya jelaskan di atas. Saat ini, ada beberapa dating app yang meminta para calon penggunanya untuk melakukan verifikasi wajah tanpa menyertakan kartu identitas. Jika akun calon pengguna dating app berhasil diverifikasi, hal tersebut berarti akun dating app miliknya dianggap sebagai akun yang asli dan ditandai dengan ikon centang biru yang terletak disebelah nama penggunanya. Menurut saya, verifikasi wajah tersebut tidak begitu berguna. Karena saya masih menemukan akun yang saya bisa pastikan palsu dari foto-foto yang penggunanya unggah, namun di akunnya terdapat centang biru tanda verifikasi berhasil dilakukan oleh penggunanya. Jadi centang biru disebuah akun dating app bukan jaminan bahwa akun tersebut asli dan foto yang diunggah di dalamnya adalah wujud dari si pengguna akun yang sebenarnya.

Sebagai contoh, pada akun dating app di bawah ini bisa terlihat ada sebuah ikon centang biru yang terletak di sebelah nama akunnya. Namun, foto yang diunggah oleh penggunanya merupakan foto milik Khairul Amri. Yang jadi pertanyaan, mengapa akun tersebut bisa berhasil diverifikasi padahal sudah bisa dipastikan bahwa wajah pengguna akun dengan foto yang diunggah sama sekali berbeda?



***

bersambung ke #2..

***

*
*
*
*
*

Thread merupakan hasil observasi pribadi.

Sekian, dan terimakasih.


EriksaRizkiM
narujean
provocator3301
provocator3301 dan 22 lainnya memberi reputasi
21
10.6K
171
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Tampilkan semua post
genetickailashAvatar border
genetickailash
#24
Ane menikah dengan wanita yg ane knl di Tinder.

Ya pintar pintar kita menggunakan apapun yg ada di dunia ini gan emoticon-Ngakak
0
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.