devnov13
TS
devnov13
PESAN DARI ARWAH
PESAN  DARI ARWAH
(Fiksi Story by Devnov13)




     Pada tahun 1995 lahir seorang anak perempuan dari seorang juragan tani dan kepala Desa bernama Pak Sapto Surojo dan Ibu Roro Ajeng. Anak perempuan itu diberikan nama yang indah yaitu Sekar ayu Pambudi yang artinya anak yang cantik seperti bunga dan berbudi.
    Di usia yang sangat muda belia Sekar tumbuh dengan banyak gangguan di sekitarnya. Tapi, gangguan itu tidak berasal dari manusia melainkan makhluk tak kasat mata.  Awalnya Sekar mengira bahwa mereka sama seperti dia “manusia”.
    Sampai suatu ketika di usianya yang ke 10 tahun, bibinya yaitu pekerja yang ada di rumahnya, yang ngemong Sekar dari kecil tewas secara tiba-tiba. Pada saat itu di pagi hari Sekar yang biasanya sudah disiapkan sarapan oleh bibi, ternyata tidak disiapkan.
    Sekar yang melihat dibawah tudung saji khusus miliknya yang masih kosong, mencoba memanggil bibi tapi tidak ada jawaban. Kemudian Sekar pun memanggil ibunya, yang sedang berada di didalam kamar bersiap-siap berangkat ke kantor Desa untuk bekerja.
    Sekar menanyakan kepada ibunya “ibu, kenapa makanan Sekar tidak ada ?? Apakah bibi tidak memasak makanan untuk Sekar hari ini ?”. Ibu Sekar seketika kaget, karena dia tadi melihat bibi di dapur sedang berdiri. Dan dia mengira bahwa bibi sedang repot menyiapkan makanan untuk Sekar. Maka pada saat itu dia tidak menanyakan apa-apa dan hanya sekedar lewat.
    “Loh yang benar to ndok ? wong tadi ibu lihat bibi di dapur sepertinya masakin sampean ?” sahut ibunya. Sekar pun menjawab “Benar ibu, coba jenengan ke dapur dulu lihat tudung saji milik Sekar, pasti masih kosong.” 
    Kemudian Sekar dan ibunya bersama-sama menuju dapur untuk melihat tudung saji milik sekar dan ternyata memang benar tudung saji itu masih kosong. Ibu Sekar pun memanggil-manggil "bibi….bibi…bibi…" namun tak ada sahutan. 
    Lalu dia menuju kearah taman belakang dan memangil bibi lagi, namun lagi lagi tak ada sahutan dari bibi. Akhirnya dia memutuskan untuk memaskan makanan untuk Sekar sebelum berangkat ke kantor Desa. Sekar sebetulnya sangat menyukai masakan dari bibi dan hanya ingin di masakan oleh bibi. Namun, karena perut Sekar sudah tidak tahan lagi menahan rasa lapar dia pun menurut saja dimasakkan oleh ibunya.
   Tak berapa lama masakan untuk Sekar sudah siap dan langsung dimakan habis olehnya. Setelah menunggu i sekar melahap makanannya ibu nya pamit untuk berangkat bekerja. “Ndok, ibu berangkat ke kantor Desa dulu sampean jangan nakal ya di rumah, sebentar lagi bapak pulang dari mengecek ladang di Desa sebelah”.
   Sekar pun menjawab “Nggih bu. Hati-hati “. Setelah ibunya berangkat, sekar bermain di halaman belakang dengan boneka-bonekanya. Tapi disana Sekar tidak sendiri, melainkan ada Pak.Tono tukang kebun dirumah Sekar yang sedang sibuk memotong rumput halaman belakang. Ditengah permainanya, Sekar bertanya kepada Pak.Tono “Pak Tono, bibi kemana ya ?, kok sekar hari ini tidak dimasakin sama bibi ?”. 
   Pak Tono menjawab pertanyaan dari Sekar “Dari tadi pagi saya juga gak lihat si bibi datang kesini mbak Sekar.” Belum selesai jawaban dari Pak Tono, Sekar pun menyahut “Si bibi gak datang pak ??, tadi ibu lihat bibi di dapur tapi ibu gak negur bibi. Setelah tau aku tidak dimasakin bibi ibu panggil-panggil ternyata bibi gak ada”.
   Pak Tono kemudian bercerita kepada Sekar bahwa beberapa hari belakangan bibi terlihat murung dan pucat bahkan tidak makan saat istirahat bekerja. Sepertinya bibi sedang sakit. Mungkin si bibi tidak masuk bekerja hari ini karena sakit.
   Lalu Sekar berinisiatif menanyakan alamat bibi kepada Pak.Tono, karena dia ingin menjenguk bibi. Tapi Pak Tono tidak tahu alamat rumah bibi, kemudian Pak Tono menyarankan Sekar untuk bertanya kepada Supir Bapak Sekar yaitu Pak Abdi. Karena beliau ini tetangga Desa bibi jadi pasti tau alamat rumah bibi.
   Karena Pak Abdi masih mengantar Bapak Sekar, maka Sekar menunggu sampai bapaknya pulang. Beberapa saat dia menunggu, terdengar suara mobil dari depan rumah nya. Sekar pun langsung berlari menuju ke teras rumah. “lo…lo…lo, anak Bapak kok lari-lari ?. kangen ya sama bapak ?” sahut bapak Sekar.
    Sekar menceritakan kepada bapak nya tentang bibi hari ini dan dia  ingin menjenguk bibi diantar oleh Pak Abdi. Mendengar cerita dari anaknya, Bapak Sekar pun mengizinkan sembari memberi syarat kepada Sekar untuk segera pulang setelah melihat kondisi bibi. Sekar pun meng iyakan syarat dari bapaknya kemudian bergegas ke dalam mobil menuju rumah bibi.
    Di dalam perjalanan menuju rumah bibi Sekar merasa ada yang aneh. Akan tetapi dia tidak terlalu menggubris nya dan yang ada didalam fikiranya hanyalah tertuju kekeadaan bibi. Tak lama kemudian Sekar dan Pak Abdi sampai di rumah bibi. Pak Abdi pun langsung memakirkan mobil nya di dalam halaman depan rumah bibi.
    Terlihat dari dalam mobil rumah bibi sangat sepi seperti tidak ada tanda-tanda orang di rumah. Begitu pun dengan keadaan disekitarnya sangat sepi. Karena rumah bibi tepat di tengah persawahan yang jauh dari lingkungan tetangga. Kemudian mereka berdua pun langsung turun dari mobil dan menuju kearah pintu rumah bibi sembari memanggil-manggil bibi.
    “Bi…bibi….bi…bibi….” Sekar memanggil sembari mengetok pintu. Akan tetapi tidak ada jawaban sama sekali. Pak Abdi  kemudian ikut untuk memanggil bibi dan mengetok pintu, tapi sama saja tidak ada jawaban. Sekar pun ada ide meminta Pak Abdi untuk memanjat keatas pintu untuk melihat ada orang atau tidak di dalam rumah.
       Pak Abdi mengiyakan perintah dari Sekar kemudian bergegas mengambil kursi teras untuk memanjat dan menaruhnya di depan pintu. Langsung saja Pak Abdi menaiki kursi itu,dan mengintip dari celah candela atas pintu yang tertutup tirai. Karena tertutup tirai putih tipis Pak Abdi tidak bisa melihat jelas ke dalam rumah.
      Kemudian Pak Abdi meminta izin Sekar turun sejenak mencari ranting pohon untuk menyikap tirai yang menutupi candela atas pintu. Setelah menemukan ranting pohon di depan halaman rumah bibi, dia langsung bergegas lagi menaiki kursi dan memasukan ranting pohon sembari menyingkapkan tirai putih tipis itu. Pelan-pelan pak Abdi melihat sekitar ruang tamu yang ada didalam rumah, tapi masih terlihat kosong tanpa ada orang samasekali.
    Mencoba melihat kembali lebih teliti dari sudut ke sudut ruang tamu dengan pelan-pelan. Pak Abdi pun mulai terkaget-kaget ketika melihat sesuatu yang tak pernah dilihatnya seumur hidup. Dimana terlihat kaki yang pucat…………….. (Bersambung)


Nb. Link part lainnya :

PART 2 ( Kematian Tragis Bibi Part 2 )

PART 3 ( Kematian Tragis Bibi Part 3 )

PART 4 (Kematian Tragis Bibi Part 4)
Diubah oleh devnov13 17-01-2022 05:08
ariemailredricestariganna
tariganna dan 5 lainnya memberi reputasi
6
2.5K
9
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.3KThread40.9KAnggota
Tampilkan semua post
Maura895
Maura895
#4
Di tunggu lanjutan ceritanya
0
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.