papahmuda099Avatar border
TS
papahmuda099
Horor Story : Tanah Kuburan
Part 1: Perkenalan






Kisah ini berawal dihari Selasa siang, tepatnya tanggal 26 Oktober 2021. Semuanya hanya gara-gara ceceran tanah kering berwarna merah muda yang tak sengaja terbawa dari suatu tempat.

Kuburan!

Ya betul.

Ceceran tanah itu adalah tanah kuburan yang tak sengaja terbawa dibawah sepatu seorang laki-laki paruh baya, yang kala itu datang ke tempatku bekerja.

Laki-laki itu, datang dengan raut wajah yang sedikit kusam. Tampak ada raut kesedihan diwajahnya.

Aku, yang kala itu tengah berjaga dengan sigap melayaninya sesuai dengan SOP ditempatku bekerja. Dengan tersenyum, aku membukakan pintu untuknya masuk. Tak lupa aku menyapanya.

"Selamat datang bapak. Silahkan masuk, ada yang bisa saya bantu?" Sapaku ramah.

Laki-laki paruh baya itu tersenyum kecil. Dengan sedikit membalas anggukan kepalaku, ia masuk kedalam. Akupun ikut masuk dan menanyakan kepada laki-laki itu tentang keperluannya.

"Maaf bapak, ada yang bisa saya bantu?" Sekali lagi aku menanyakan keperluannya.

"Oh iya, pak. Saya mau gadai emas. Caranya bagaimana ya?" Tanyanya.

Akupun lalu memberikan informasi tentang apa saja yang perlu dilengkapi, juga memberikan petunjuk kepadanya untuk mengisi formulir pengajuan.

Disaat aku tengah memberikan petunjuk, laki-laki itu berkata.

"Maaf ya pak, kalau lantainya jadi kotor," katanya sambil melihat kebawah.

Akupun tersenyum.

"Tidak apa-apa bapak. Nanti bisa kami bersihkan kok. Bapak silahkan duduk. Nanti nama bapak akan dipanggil," kataku.

"Terima kasih, pak," katanya sambil duduk dipaling depan.

Sebelum kembali kedepan, aku mengecek kondisi disekitarku. Ada beberapa nasabah yang sudah terlebih dahulu datang. Setelah memastikan semua berjalan aman, akupun segera kembali stand-by didepan kantorku lagi.

Tak lama, laki-laki paruh baya itu keluar dari kantor ku. Sekali lagi ia meminta maaf karena sudah mengotori lantai.

"Maaf ya, pak. Saya belum sempat bersih-bersih," katanya.

"Oh iya pak gak papa. Memangnya bapak dari mana?" Tanyaku sambil membantunya mengeluarkan sepeda motor Jupiter Z Burhan miliknya.

"Dari kuburan, Pak. Adik saya semalam meninggal karena kecelakaan. Dan baru pagi ini dikuburkan. Karena masih butuh biaya, saya akhirnya datang ke sini untuk menggadaikan emas milik istri," jawabnya.

Tak lama, laki-laki tersebut pergi. Aku pun lalu menunggu para nasabah yang ada di dalam pergi. Setelah keadaan kantorku kosong nasabah. Akupun lalu masuk dan mulai menyapu lantai yang ada bekas-bekas tanahnya itu.

Sungguh, aku tak memiliki perasaan ataupun feeling buruk tentang bekas-bekas tanah itu.

Dan tanpa aku sadari, ternyata ada beberapa apa tanah itu yang masuk kedalam sela-sela sepatu PDH milikku.

Sorepun datang.

Akupun lalu pulang ke rumah seperti biasa. Aku sampai ke rumah, tepatnya ke kontrakan, sekitar pukul 5 sore.

"Bunda belum pulang juga," kataku sambil membuka kunci rumah.

Sudah hampir 1 minggu ini, istriku, Rara, lembur sampai jam 6 sore. Aku agak mengkhawatirkannya, karena kondisinya yang saat ini tengah hamil 5 bulan. Sebenarnya kasihan sekali melihatnya kecapean karena selalu pulang malam. Tapi apa mau dikata, kondisi ekonomi rumah tanggaku masih belum lah cukup jika hanya aku yang bekerja. Apalagi waktu anak pertama kami lahir, istriku melahirkan dengan sesar. Maka kemungkinan besar, anak kedua ini juga akan terlahir dengan cara sesar. Dan itu memerlukan biaya yang cukup besar.

Sepatu kerjaku aku taruh di depan. Aku pun lalu masuk dan membersihkan diri. Tak lama setelah aku beres-beres rumah, adzan maghrib pun berkumandang. Aku segera mengambil sepatuku dan kumasukkan ke dalam rumah, tepatnya di belakang, di dapur.

Fyi, kontrakan yang kami tempati ini ada 3 ruangan. Ruangan paling depan kami jadikan sebagai ruang tamu dan keluarga. Di ruangan itu juga kami gunakan untuk parkir 2 motor kami. Tapi masih ada selah untuk 1 orang kalau mau tidur di ruangan itu.
Lalu ruangan tengah, kami jadikan sebagai tempat tidur. Kemudian ruangan terakhir yang ketiga, paling belakang, Ada dapur dan kamar mandi. Di masing-masing ruangan ada 1 lampu sebagai penerangan.

Hampir jam setengah tujuh malam, istriku pun pulang dengan menggunakan motor Beatnya.

Skip...


Malam, jam 2 dini hari.

Aku terbangun karena merasakan suasana di kamar tempat kami tidur terasa gerah. Kalau kata bahasa Jawa, ongkeb.

Aku melihat ke ke dinding kamar sebelah kanan. Kipas angin menyala dengan kencang.

"Tapi kenapa bisa panas gini ya? Padahal kipas udah nyala kenceng,"

Aku menengok ke sebelah kiriku, dimana istriku tertidur dengan perutnya yang membesar.

Aku tersenyum.

Aku lalu berniat untuk mengusap perut buncitnya itu.

Namun, disaat tanganku sudah mulai bergerak setengah jalan. Tiba-tiba dari belakang ku aku merasakan ada sesuatu yang seperti meniup leherku, sambil berucap...

"Heeyyy....,"

Sontak aku pun menoleh kebelakang.

Gelap, tak ada siapapun disana. Fyi, kami sekeluarga, kalau tidur itu selalu mematikan lampu. Hanya lampu di kamar mandi yang menyala.

Merinding, bulu-bulu halus ditubuhku langsung berdiri.

"Waduh, apa pula ini. Masa ada gangguan ghaib lagi. Mana istri lagi hamil lagi," kataku dalam hati.

Meskipun takut, tapi karena ada 2 nyawa yang harus aku lindungi. Maka akupun memaksakan diri untuk berani.

Aku ingin beranjak dari tempat tidur untuk menyalakan lampu. Tapi, entah bayanganku saja ataupun hayalanku, tiba-tiba sebuah bayangan hitam meluncur di bawah tempat tidurku.


"Sreet...,"

"Astagfirullah...!" Tak sengaja akupun beristighfar dengan keras.

Dan karena teriakan ku, maka istriku pun terbangun.

"Ada apa, yah?" Tanyanya sambil memegang pundakku.

Aku menoleh ke arahnya. Untung saja suasana masih gelap, jadi ia tidak bisa melihat wajahku yang sedikit pucat. Setelah mencoba meredakan detak jantungku yang berdebaran, aku pun lalu menjawab.

"Enggak, enggak papa. Tadi ayah mau bangun, tapi tau-tau kecetit pinggangnya." Kataku berbohong.

"Udah, bunda tidur lagi ya," kataku sambil membantunya untuk kembali berbaring.

Setelah itu, aku masih duduk sambil menatap ke bawah kasur. Aku tak berani untuk menoleh kekiri. Kearah ruang tamu. Karena, aku merasa bahwa ada sesuatu, atau sesosok tubuh berwarna hitam yang tengah berdiri memperhatikanku.



Aku tak melihatnya memang. Tapi entah kenapa, aku bisa tahu, bahwa disana, ada sesuatu yang berdiri. Tegak. Diam memperhatikan.

Tubuhku tiba-tiba saja terasa panas. Makin lama terasa makin memanas. Rasanya seperti saat itu, aku tengah berdiri diatas sebuah kompor yang menyala. Semakin lama semakin panas.

Aku beristighfar berulangkali didalam hati. Hawa panas itu tidak juga menghilang. Tapi aku tak menyerah begitu saja. Tak mempan dengan istighfar, akupun lalu membaca ayat kursi. Agak keras, agar bisa lebih khusyuk.

Sekali... dua kali, dan saat aku membaca ayat kursi ke 7 kalinya. Hawa panas itu mereda. Membuatku sedikit tenang.

Namun, ketenanganku itu hanya sesaat. Karena tiba-tiba, ekor mataku menangkap sebuah pergerakan dari sisi sebelah kiriku. Sesuatu itu bergerak perlahan dan mulai mendekatiku.

Jantungku berdetak kencang, bahkan mungkin kalau ada orang yang saat itu duduk didekat ku, kemungkinan besar ia akan bisa mendengar detak jantungku itu.

Untungnya bagiku, meskipun aku tak bisa bergerak. Tapi aku bisa menutup kedua mataku.

"Tep," aku menutup mata.

Gelap. Hanya ada kegelapan didepanku.

Aku memang berhasil untuk menutup Indra penglihatanku. Tapi...hal ini malah membuat kedua Indra ditubuhku makin sensitif. Keduanya adalah Indra pendengaran dan peraba.

Telingaku, meskipun tak begitu jelas. Bisa mendengar siuran udara yang berhembus mendekatiku. Lalu, Indra perabaku juga merasakan bahwa suhu udara yang tadinya panas, menjadi agak dingin. Bukan dingin yang alami. Tapi...ah, pokoknya gitulah. Dan hawa dingin itu membuat lubang-lubang kecil di seluruh tubuhku mengembang. Menyebabkan bulu-bulu halus berdiri.

Lalu, hening. Aku merasa tak ada pergerakan apapun disekitarku. Ingin rasanya aku membuka kedua mata ini. Tapi bayangan bahwa nanti bila aku membuka mata, dan tiba-tiba saja sosok itu ada di depanku. Membuatku menahan diri untuk tidak membuka mata.

Terus... Aku terus menunggu. Tetapi tetap tidak ada pergerakan apapun disana.

Sampai kemudian, telingaku mendengar suara orang mengaji di mushola dekat rumahku.

Mendengar itu, akupun membuka mata perlahan. Dengan hati-hati, aku aku menatap kedepan.

Kosong. Tak ada apapun disana.

"Huft...huft...," Aku melepaskan nafas lega.

Aku melirik kerah jam didinding. Disana menunjukkan pukul 4 dinihari lewat sedikit.

"Edan, satu jam lebih aku nutup mata," kataku.

Disaat aku mulai berpikir, bahwa gangguan itu sudah selesai. Sebuah kejadian disore hari saat aku baru pulang kerja mengejutkanku.

Hari itu, Rabu sore sekitar jam 5. Saat aku baru saja hendak masuk kedalam rumah. Aku melihat sebuah wajah, yang menempel dikaca bagian dalam rumahku!



*


Index

Quote:


TAMAT



***
Diubah oleh papahmuda099 31-12-2022 12:21
ferist123
3.maldini
bebyzha
bebyzha dan 51 lainnya memberi reputasi
50
16.4K
201
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.4KThread41.4KAnggota
Tampilkan semua post
papahmuda099Avatar border
TS
papahmuda099
#65
Part 5: Penjelasan Abah









"Abah," Kataku dalam hati.

Ku lirik jam yang menempel di dinding kamarku. Disana waktu sudah menunjukkan hampir pukul setengah 3 dini hari.

"Apa abah masih bangun ya jam segini?" Tanyaku pada diri sendiri.

Aku sempat ragu-ragu.



Akan tetapi, saat aku menoleh ke arah istriku yang sedang terbaring lemah diatas kasur. Aku segera menyingkirkan keraguan yang ada di hati.

Dengan perlahan, aku beranjak dari kasur. Aku berjalan kearah lemari baju, dimana aku biasa menyimpan HP disana.

Segera aku menyalakan Hpku. Dengan hati yang penuh harap-harap cemas, aku membuka sebuah aplikasi berwarna hijau. Kucari nama abah disana. Setelah ketemu, aku klik.

Dan...

"Alhamdulillah...," Gumamku saat aku menatap layar HP.

Ternyata ada tulisan, "online 3 menit yang lalu," Yang artinya, abah belum lama ini masih aktif dan belum tidur.

Maka, akupun dengan cepat menekan tombol panggilan.

"Tuuut... Tuuut!"

"Kacha,"

"Halo, assalamualaikum... Mas,"

Wajahku langsung sumringah saat dari seberang sana terdengar suara berat khas abah.

"Waalaikumsalam, Abah," Jawabku senang.

"Ada apa nih, malam-malam gini telpon Abah?" Tanya beliau.

Maka, tak perlu sampai Abah mengulang dua kali ucapannya. Akupun segera menjelaskan keperluan ku, kenapa sampai menelpon Abah dini hari seperti ini.

Setelah aku menjelaskan secara singkat dan jelas. Abah tampak terdiam sesaat. Kemudian, Abah berkata.

"Mas tunggu sebentar ya. Abah mau liat dulu dari sini. Gak usah dimatiin hpnya. Mas tunggu aja ya sebentar,"

"Siap, bah," Jawabku.

Lalu, akupun menunggu jawaban dari Abah. Sambil menunggu, aku kembali duduk di samping istriku sambil mengelus-elus kepalanya. Sesekali aku juga mengusap perutnya yang mulai membesar.

Tak sampai 5 menit kemudian, Abah kembali terdengar berbicara dari seberang sana.

"Halo, Mas...," Katanya.

"Iya abah," Jawabku cepat sambil memperbaiki posisiku duduk.

" jadi gini, Mas. Dari yang bisa Abah tangkap, Mas ini secara tidak sengaja, sudah membawa bekas tanah kuburan dari seseorang yang meninggal secara tidak wajar."



"Waduh, kok bisa ya bah? Perasaan saya tidak pernah ke kuburan deh beberapa hari belakangan ini," Jawabku sedikit bingung.

"Coba Mas ingat-ingat lagi. Jangan terburu-buru. Santai aja," Kata Abah sambil sedikit berjanda.

Aku pun mengikuti saran Abah.

Sambil memejamkan mata, aku mencoba mengingat-ingat kembali kejadian-kejadian yang kulewati beberapa hari kebelakang. Sampai akhirnya aku menepuk jidatmu. Disaat aku ingat, akan seorang nasabah yang mengaku baru pulang dari kuburan, yang datang ke tempat kerjaku beberapa hari yang lalu. Dan akupun teringat dengan ceceran tanah yang yang ada di lantai tempat kerjaku.

"Ya Allah..., Iya Abah. Bener. Sekitar 2 atau 3 hari yang lalu, memang benar ada nasabah di tempat saya kerja, yang ngakunya baru pulang dari kuburan. Katanya sih habis datangin pemakaman saudaranya, yang meninggal karena kecelakaan. Dan seingat saya. Sepatu orang itu agak kotor karena tanah," Kataku panjang lebar.

"Hehehe... Alhamdulillah, tebakan Abah bener. Soalnya yang Abah lihat, di kontrakan si mas itu ada bekas-bekas tanah kuburan," Kata Abah.

"Apakah karena tanah kuburan itu, makanya kontrakan saya jadi berhantu?" Tanyaku.

"Iya, mas. Apalagi tanah itu bekas orang yang meninggal secara tidak wajar. Jadi jin atau Qorin pendamping orang itu menjadi arwah penasaran yang tidak terima dengan cara meninggalnya yang tidak wajar itu. Sehingga, entah bagaimana caranya. Jin tersebut mendatangi orang-orang yang datang ke pemakamannya. Tahunya dari mana? Dari tanah kuburan tempat ia dimakamkan. Maka dari itu, biasanya orang-orang yang habis datang dari pemakaman, dianjurkan untuk tidak langsung pulang ke rumah. Tapi mencuci bersih badannya atau alas kakinya terlebih dahulu. Karena ditakutkan ada jin yang mengikuti mereka dari kuburan tadi. Dan Mas, secara tak sengaja malah membawa ceceran tanah kuburan tadi kedalam rumah." Kata Abah menjelaskan dengan detail.

"Oh gitu ya Abah. Tapi kok selain jin atau qorin si korban kecelakaan itu yang datang kerumah. Ada juga beberapa setan yang ikut nimbrung masuk dan menakut-nakuti kami?" Tanyaku.

"Ya itu karena si eneng lagi hamil. Dan bangsa jin, terutama sejenis kuntilanak, sangat suka bau dan aura wanita yang tengah hamil. Mungkin, awalnya mereka gak tau nih, kalau ada yang lagi hamil dirumah Mas. Tapi, begitu mereka ngeliat ada jin baru yang bolak balik masuk kerumah Mas. Mereka jadi penasaran. Maka ikutanlah mereka masuk. Dan... Yang terjadi sama mas itulah yang akhirnya terjadi," Kata Abah.

"Jadi, jin itu kaya manusia juga ya, bah. Kepoan," Kataku.


jin kepo


"Hahahaha..., iya Mas bener." Jawab Abah sambil tertawa.

Akupun ikutan tertawa.

Setelah agak reda. Aku kembali bertanya.

"Terus, bah. Gimana dong ini?"

"Udah gini aja. Nanti Abah bantu dari sini buat bikin pagar gaibnya. Biar gak ada jin yang bisa masuk lagi ke rumah. Jangan lupa, Mas sama si Eneng juga amalin yang dulu Abah kasih. Terus, buat tanah kuburan itu. Mas ambil dari bawah sepatu kerja. Ada sebagian kecil tanah kuburan yang keselip disana. Mas cuci bersih sambil baca doa yang nanti Abah kirim. InsyaAllah, gak akan ada gangguan lagi," Kata Abah memberikan petunjuk.

"Sekarang?" Tanyaku.

"Enggak. Tahun depan, hehehe...," Tawa Abah renyah emoticon-Ngakak

Setelah dijelaskan sekali lagi. Akupun segera mengucapkan banyak terima kasih. Telpon aku matikan. Dan tak selang berapa lama, Abah mengirimkan bacaan doa yang harus kubaca saat membersihkan tanah kuburan yang ternyata menempel di sepatu kerjaku.

Dan, alhamdulillah.

Setelah malam hari yang mencekam itu. Malam-malam selanjutnya, tak ada lagi gangguan gaib yang kami alami. Khususnya gangguan dari jin tanah kuburan itu.
emoticon-Kroasiaemoticon-Belgiaemoticon-Inggris

NB : oya, saya ada yang kelupaan. Pas malam sudah mendekati waktu subuh, tepatnya setelah saya telponan sama abah dan melakukan apa yang abah sarankan. Karena panas didalam kamar, saya memilih tidur diruang tamu. Baru aja rebahan, saya mendengar ada suara kambing yang sedang meng-embik.
Suara itu terdengar sangat jelas ditelingaku. Namun, secara perlahan, suara embikan si kambing seperti menjauh.
Karena penasaran, seingatku ditempatku tinggal tidak ada satupun warga yang memelihara kambing, akupun bergegas berdiri dan mengintip lewat kaca jendela.
Diluar sana, aku melihat ada seekor kambing yang tak terlalu besar berwarna putih bersih, tampak tengah berjalan menjauh. Lalu perlahan tapi pasti, bayangan sosok kambing putih itu menghilang dikelokan jalan.





TAMAT


***
Diubah oleh papahmuda099 27-12-2021 03:41
makgendhis
symoel08
pulaukapok
pulaukapok dan 20 lainnya memberi reputasi
21
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.