- Beranda
- Heart to Heart
GHOSTING
...
TS
kaze27
GHOSTING
Pasti kalian tak asing dengan istilah yang satu ini, yap 'ghosting' . Ghosting adalah istilah dari bahasa Inggris, yang secara makna kamus artinya 'berbayang'.
Namun istilah ghosting ini seringkali digunakan bukan yang memiliki arti bahasa 'berbayang'. Melainkan ghosting yang berarti menjauh dan menghilang dari seseorang tanpa memberi kabar. Seseorang yang melakukan ghosting adalah seseorang yang ingin memutuskan hubungan secara cepat dan mudah.
Ghosting tak hanya terjadi pada hubungan percintaan, tapi juga pertemanan, keluarga, ataupun orang terdekat yang tiba-tiba saja menghilang tanp kabar dari kehidupanmu.
Hal itu membuat para korban ghosting tidak dapat bertemu ataupun berkabar. Ghosting memang bukan suatu tindakan kriminal akan tetapi ghosting dapat membuat seseorang menjadi kesal dan sakit hati. Bagaimana tidak, tiba-tiba saja orang tersebut pergi dari hidupmu tanpa memberi alasan yang jelas.
Oke, saya akan memberi satu gambaran dari seseorang yang menjadi pelaku ghosting dan si korban ghosting. Panggil saja mas Budi, mas Budi ini adalah seorang ABG yang sedang melakukan limit atau pendekatan pada seorang perempuan di media sosial, sebut saja mbak Dahlia. Nah mas Budi ini selalu mengirim pesan secara intens kepada mbak Dahlia. Tak jarang mas Budi juga melontarkan gombalan-gombalan receh pada mbak Dahlia. Lama kelamaan mbak Dahlia ini menjadi nyaman dan menaruh hati pada mas Budi. Suatu hari mas Budi berkata pada mbak Dahlia kalau dirinya ingin lebih serius menjalin hubungan dengannya. Saat itu mbak Dahlia sedikit ragu, akan tetapi mas Budi ini selalu meyakinkannya dan akhirnya mbak Dahlia percaya. Selang beberapa minggu setelah mengucap kata manisnya mas Budi ini merasa bosan menjalin hubungan virtual dengan mbak Dahlia dan pada akhirnya memblokir semua akun media sosial mbak Dahlia tanpa memberi alasan yang jelas. Sehingga membuat mbak Dahlia tak lagi bisa menghubunginya. Hal itu membuat mbak Dahlia menjadi kesal dan sakit hati akan sikap mas Budi yang tiba-tiba menghilang dari hidupnya setelah membuatnya berharap akan kata-kata manisnya.
Dari sikap mas Budi diatas dapat disimpulkan bahwa mas Budi ini adalah pelaku ghosting. Sementara mbak Dahlia adalah korban ghosting dari mas Budi.
Ada banyak alasan psikologis mengapa seseorang melakukan ghosting, tetapi pada intinya ghosting adalah aksi menghindari seseorang yang sering kali disebabkan dari ketakutan akan konflik. Intinya ghosting itu tentang menghindari konfrontasi, menghindari percakapan yang sulit, dan menghindari menyakiti perasaan seseorang.
Ada suatu perbedaan yang penting dalam membedakan 'ghosting' dengan melarikan diri dari suatu hubungan yang toxic. Kamu memiliki hak untuk melarikan diri dan melindungi diri sendiri dari suatu hubungan yang toxic, itu bukan termasuk ghosting. Akan tetapi jika tujuannya untuk menghilang dan menghindar dari suatu permasalahan atau konflik, akan lebih baik jika mempertimbangkannya dengan cara yang baik ketika mengakhirinya.
Menghindari suatu permasalahan dapat menambah kecemasan. Takut mengecewakan seseorang, takut apabila menyakiti perasaannya, terlihat seperti orang jahat. Semakin menghindar dari masalah semakin bertambah pula kecemaan pada diri kita.
Faktanya tak semua masalah akan selesai apabila kita menghindar. Ada juga masalah atau konflik yang akan selesai apabila diselesaikan dengan komunikasi yang terbuka.
Lumajang, 21 November 2021
Namun istilah ghosting ini seringkali digunakan bukan yang memiliki arti bahasa 'berbayang'. Melainkan ghosting yang berarti menjauh dan menghilang dari seseorang tanpa memberi kabar. Seseorang yang melakukan ghosting adalah seseorang yang ingin memutuskan hubungan secara cepat dan mudah.
Ghosting tak hanya terjadi pada hubungan percintaan, tapi juga pertemanan, keluarga, ataupun orang terdekat yang tiba-tiba saja menghilang tanp kabar dari kehidupanmu.
Hal itu membuat para korban ghosting tidak dapat bertemu ataupun berkabar. Ghosting memang bukan suatu tindakan kriminal akan tetapi ghosting dapat membuat seseorang menjadi kesal dan sakit hati. Bagaimana tidak, tiba-tiba saja orang tersebut pergi dari hidupmu tanpa memberi alasan yang jelas.
Oke, saya akan memberi satu gambaran dari seseorang yang menjadi pelaku ghosting dan si korban ghosting. Panggil saja mas Budi, mas Budi ini adalah seorang ABG yang sedang melakukan limit atau pendekatan pada seorang perempuan di media sosial, sebut saja mbak Dahlia. Nah mas Budi ini selalu mengirim pesan secara intens kepada mbak Dahlia. Tak jarang mas Budi juga melontarkan gombalan-gombalan receh pada mbak Dahlia. Lama kelamaan mbak Dahlia ini menjadi nyaman dan menaruh hati pada mas Budi. Suatu hari mas Budi berkata pada mbak Dahlia kalau dirinya ingin lebih serius menjalin hubungan dengannya. Saat itu mbak Dahlia sedikit ragu, akan tetapi mas Budi ini selalu meyakinkannya dan akhirnya mbak Dahlia percaya. Selang beberapa minggu setelah mengucap kata manisnya mas Budi ini merasa bosan menjalin hubungan virtual dengan mbak Dahlia dan pada akhirnya memblokir semua akun media sosial mbak Dahlia tanpa memberi alasan yang jelas. Sehingga membuat mbak Dahlia tak lagi bisa menghubunginya. Hal itu membuat mbak Dahlia menjadi kesal dan sakit hati akan sikap mas Budi yang tiba-tiba menghilang dari hidupnya setelah membuatnya berharap akan kata-kata manisnya.
Dari sikap mas Budi diatas dapat disimpulkan bahwa mas Budi ini adalah pelaku ghosting. Sementara mbak Dahlia adalah korban ghosting dari mas Budi.
Ada banyak alasan psikologis mengapa seseorang melakukan ghosting, tetapi pada intinya ghosting adalah aksi menghindari seseorang yang sering kali disebabkan dari ketakutan akan konflik. Intinya ghosting itu tentang menghindari konfrontasi, menghindari percakapan yang sulit, dan menghindari menyakiti perasaan seseorang.
Ada suatu perbedaan yang penting dalam membedakan 'ghosting' dengan melarikan diri dari suatu hubungan yang toxic. Kamu memiliki hak untuk melarikan diri dan melindungi diri sendiri dari suatu hubungan yang toxic, itu bukan termasuk ghosting. Akan tetapi jika tujuannya untuk menghilang dan menghindar dari suatu permasalahan atau konflik, akan lebih baik jika mempertimbangkannya dengan cara yang baik ketika mengakhirinya.
Menghindari suatu permasalahan dapat menambah kecemasan. Takut mengecewakan seseorang, takut apabila menyakiti perasaannya, terlihat seperti orang jahat. Semakin menghindar dari masalah semakin bertambah pula kecemaan pada diri kita.
Faktanya tak semua masalah akan selesai apabila kita menghindar. Ada juga masalah atau konflik yang akan selesai apabila diselesaikan dengan komunikasi yang terbuka.
Lumajang, 21 November 2021
windapuspita199 memberi reputasi
1
1.5K
22
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Heart to Heart
21.6KThread•27KAnggota
Tampilkan semua post
TS
kaze27
#1
pokoknya mah jangan sampai baper apalagi ngarep wkwk
penyukabiru dan windapuspita199 memberi reputasi
2