Dari segi penampilan aku orangnya biasa aja, gak ganteng, gak terlalu tinggi dan hal yang bisa dibanggakan cuma otak ku yang lumayan encer.Tapi gak sedikit cewek yang bilang kalo aku keliatan manis jika tersenyum 

saat ini aku baru saja diterima menjadi siswa putih abu-abu disalah satu sekolah unggulan didaerahku. hal yang aku benci dari sebuah perpisahan adalah harus memulai hal yang baru dengan orang yang baru dan suasana yang baru pula. Prasaan senang bercampur sedih harus berpisah dengan teman-temanku ketika SMP. 

Seminggu sebelum masuk SMA dan menjalani kegiatan yang paling membosankan bagiku yaitu Masa Orientasi Siswa aka MOS, ajang bagi para senior laki-laki untuk menyeleksi siswa baru yang cantik, biasa aja, calon pentolan sekolah dan tidak jarang sebagai ajang untuk balas dendam penderitaan mereka dulu ketika MOS. Ketika aku sedang bermalas-malasan tiba-tiba telpon ku berdering tanda ada panggilan masuk, ternyata panggilan itu dari salah satu sahabatku Rahmat.





sehari-hariku menunggu waktu MOS tiba tidak begitu menarik, aku hanya makan, tidur, main hp, dan nonton tv ( saat itu masih banyak film kartun yang di siarkan di tv). Skip sampai H-2 MOS tepatnya hari Sabtu, sesuai dengan kesepakanku dengan para trio kampret kalo kami akan menyiapkan attribut dan perlengkapan MOS lainnya di rumahku, selagi menunggu kedatangan mereka aku mengecek catatan perlengkapan yang harus dibawa dan atribut yang harus dibuat sesekali berbalas pesan singkat dengan via yang menanyakan kumpul dirumahku jam berapa.

Setelah semuanya kumpul, tanpa banyak kompromi aku mengajak mereka untuk belanja bahan-bahan untuk membuat atribut terlebih dahulu. kami pergi dengan menggunakan motor pada saat itu aku dan rahmat sudah bisa mengendarai motor, jadi posisinya aku membonceng via dan rahmat bersama sandi. 
Ketika sampai dirumah, setalah capek berkeliling pasar mencari bahan-bahan untuk membuat papan nama dari kardus, topi kerucut dan tas dari karung Segi tiga biru, perlengkapan seperti itulah yang akan kami gunakan pada saat MOS nantinya. sambil ditemanin jajanan yang disediakan oleh ibuku, kami mulai mengerjakan semua atribut dengan di selingi beberapa kekonyolan yang dilakukan rahmat. Tak terasa hari semakin sore dan semua perlengkapan sudah selesai kami buat.


Para sahabatku pun pamit untuk pulang karena hari semakin beranjak sore, setelah mereka semua pulang, aku masih duduk di depan rumah memandang matahari yang perlahan menghilang di upuk barat sambil memikirkan kata-kata Rahmat tadi, ada benarnya juga apa yang dibilang rahmat, apa mungkin kami akan tetap berkumpul lagi, apakah canda tawa akan terus seperti ini, atau justru menghilang dan digantikan oleh orang-orang baru.

Aakkhhh..... Aku tidak suka hal seperti itu terjadi, jikalau ada teman yang baru aku berharap para sahabatku tidak berubah. tetap menjadi seperti ini sampai tua kelak.






-Part Selanjutnya Masa Orientasi Siswa