• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • 200 Juta Lenyap dalam Sehari demi Gengsi Resepsi Pernikahan. Bodoh Gak?

mataduniawiAvatar border
TS
mataduniawi
200 Juta Lenyap dalam Sehari demi Gengsi Resepsi Pernikahan. Bodoh Gak?
Sudah lama TS memikirkan ini, baru sekarang kesempatan untuk menuliskannya. Sebuah fenomena di masyarakat kita. Tuntutan dari apa yang kadang disebut dengan budaya, membuat persepsi mayoritas masyarakat tersusun rata, resepsi pernikahan itu wajib wah. Momen sekali seumur hidup katanya. Sehingga bagi keluarga yang pas-pasan uangnya sampai rela menguras tabungan sampai ke dasar terdalam, berhutang sini sana dan jual aset-aset berharga. Menyusahkan diri sendiri demi kepengen terlihat 'layak' dan 'ikut' kebiasaan orang banyak, biar dinilai keren dan mendapat pengakuan. Bodoh Gak?

IYA!

Hal ini juga terjadi pada TS. Dulu saat akan menikah TS dan calon istri sepakat tidak mau berlebihan untuk resepsi pernikahan. Kami sudah punya pemahaman baik akan budaya konyol yang beradar di masyarakat. Daripada habis uang ratusan juta untuk pesta sehari, lebih baik ditabung untuk keperluan masa depan berumah tangga. Masih panjang loh perjalanan berumah tangga itu, banyak keperluan-keperluan ke depannya yang butuh biaya. Beli rumah, perlengkapannya, hidup sehari-hari, dan lain-lain yang gak akan cukup di kapasitas karakter thread ini kalau mau dirinci semua. Maklum kami berpikiran seperti ini karena bukanlah terlahir dari keluarga yang sama-sama sederhana. Tabungan kami berdua saat itu kalau digabungakan juga cuma ngepas untuk DP rumah di pinggiran kot.

Kami berdua memang tidak mau pesta yang berlebihan. Tapi apalah daya kedua orang tua baik dari TS maupun calon istri sudah sepakat bakal bikin respesi pernikahan wah. Segala argumentasi logis sudah kami sampaikan baik-baik. Mereka tetap menolak. "Jangan buat malu. Kita ini hidup bermasyarkat. Mau orang-orang ntar nilai kalian itu nikah karena 'kecelakaan' kalau cuma ngadain resepsi ala kadarnya?!"Begitu bentak ayah mertua. TS cuma terdiam. Melirik ke arah orang tua kandungku dari bahasa tubuhnya juga mendukung banget ucapan calon besan-nya. Sebenarnya aku lah yang saat itu malu punya kedua orang tua dan calon mertua yang sama berpikiran kolot.

Akhirnya, gak mungkin TS bertindak ekstrim menentang kehendak mereka. Terpaksa deh nurut. Sekitar seminggu sebelum acara. TS dengar cekcok orang tua tentang biaya. Iya TS nguping dari luar pintu kamar. Mereka mau jual tanah. Tapi ada perselisihan terkait tanah mana yang mau dijual.

Saat makan malam, tepatnya setelah ayah dan emak menyelesaikan santapannya TS bilang kalau sudah transfer uang ke rekening emak sambil nunjukin bukti transfer. Mereka gak nolak, malah senang dengan mata berbinar-binar. "Nah ini baru anak emak, punya tabungan cukup banyak ya ternyata kamu, belum setahun kerja udah bisa ngumpulin segini. Hebat!" Seingat TS kira-kira begitu ucapnya sambil  nepuk-nepuk pundak TS. Ayah juga di seberang meja tampak tersenyum lebar. Karena semua senyum, TS pun memaksakan diri ikut senyum sekalipun mungkin kalau difoto jadinya kayak gini.


Ya TS jujur aja apa adanya itu tabungan sejak tahun pertama kuliah, dapat dari royalti buku-buku yang diterbitkan, nulis di koran dan fee ngisi seminar-seminar juga pelatihan. Ngumpulinnya lebih kurang 4 tahun."Ya, ntar cari lagi. Ini momen penting sekali seumur hidup." Sahut ayah. TS gak mau debat lagi, nurut aja, ikut bodoh adalah pilihan satu-satunya.

Singkat cerita. Pesta gemerlap nan norak ala kampung pun digelar. Dentuman bas dari speaker raksasa menjulang tinggi rasanya kayak mau copot jantung. Ratusan orang tumpah ruah dari jalan sampai dalam tenda. Meriah sungguh meriah. Penampilan seni dari dua budaya berbedapun tersuguhkan. Aksi bela diri unjuk kekebalan tubuh yang TS tahu itu main jin juga ada ternyata. Penyanyi lagu daerah yang lagi tenar-tenar saat itu juga diundang. Yang bikin kaget lagi ternyata pak Bupati juga hadir. Dia ngasih sambutan tapi 50% nya secara halus njual dirinya sendiri untuk dicoblos lagi. Bangzat dah tu orang.
 emoticon-Leh Uga

Capek banget hari itu. Ratusan kali bungkuk berdiri buat salaman dengan para tamu undangan. Pipi pun sampai terasa kaku karena berjam-jam senyum teros. 

Jujur saja saat itu TS ada terlintas rasa bangga kayak horang kaya nikah aja, terbawa suasana soalnya. Terlebih teman-teman dari TK sampai kuliah memberikan pujian. Ya mana mungkin TS bilang ke mereka. "Bro, kemeriahan pesta ini sampai bikin saldo tabunganku cuma bersisa buat biaya admin bank doang."

Kalau ditotal, uang yang menguap dalam sehari itu mencapai Rp200 juta. Bodoh kan?

Gimana menurut kalian?

sumber ilustrasi
sumber ilustrasi2

icomdex
cheria021
r41mu45u
r41mu45u dan 87 lainnya memberi reputasi
80
26.8K
403
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.8KAnggota
Tampilkan semua post
reifAvatar border
reif
#1
tergantung kemampuan gan, kalo sampe ngutang itu mah maksa.
emoticon-Ngakak
calvinn28
Kranevitter
mantelbulu
mantelbulu dan 27 lainnya memberi reputasi
28
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.