Untukmu keluargaku.. Istri dan anakku..
Terima kasih untuk kalian.
Istriku, Tetaplah menjadi istri yang tabah. Tabah dari hal yg tidak pernah kita duga yg mungkin itu takdir dari yang di Atas. kita tidak tau kapan takdir yg lain akan selalu menunggu kita. Bersiaplah sayang.
yg ku tahu kamu tabah saat kau terima berita keguguran anak pertama kita.
Kamu tabah saat kita menikah , kamu mengetahui suamimu masih ada tanggungan bank dengan tenor angsuran yg masih lama.
kau tabah saat kita harus tertipu investasi yg bernilai sangat besar bagi kita mengacaukan pemasukan kita.

Anakku, kamu masih sangat kecil kalau harus memahami dan memikul kisah dan beban orang tuamu ini.
kamu masih berumur 3 tahun. Tapi entah kenapa kamu langsung memahami kondisi ayahmu ini.
Kamu tau kan nak, kemarin ayahmu terkena musibah tertipu teman sendiri untuk investasi senilai puluhan juta yg entah kapan uang itu kan balik kan?
Kemarin ayah bisa tiap waktu pagi siang malam membelikan popok untukmu.
tapi sekarang ayah hanya mampu membelikan popok untuk waktu tidurmu.
sekarang kamusangat cepat belajar. Ketika ingin buang air kamu selalu bilang ke kami kalau kamu ingin buang air kecil. Ayah kaget nak , kamu sangat cepat memahami kondisi ayahmu. kelak kamu akan paham bagaimana orang tuamu berjuang untukmu.

hai kamu yg dulu ku anggap teman, terima kasih sudah menghancurkan keluarga kecilku. Menghancurkan kebahagian kami seketika.
Puluhan juta kamu bawa, tanpa rasa bersalah.
Hancur sekita ketika aku dan istri tau kalau yg tertipu bukan kita saja, tapi banyak orang.

Terima kasih untuk kalian.